#12 Si merah meresahkan

2.2K 244 17
                                    

Entah mengapa perut Aya terasa sangat sakit dan pinggangnya pun demikian.  Maka setelah selesai menunaikan sholat subuh Aya langsung saja merebahkan tubuhnya di atas kasur. 

"Ay, Kamu sakit?" tanya Zefano saat melihat istrinya langsung berbaring setelah melipat mukena. 

"Enggak kok Fan, perut sama pinggang aku sakit aja dikit," jawab Aya seraya memejamkan matanya.

Zefano memilih menghampiri Aya dan duduk diujung ranjang. 

"Aku periksa kondisi kamu aja ya?  Atau kalau nggak kita kerumah sakit," tawar Zefano. 

"Gausah Fan, bentar lagi sembuh,  kamu mandi aja dulu sana katanya udah mulai masuk kerja sekarang."

"Yaudah aku mandi dulu, kamu tiduran aja dulu nanti aku minta bibi buatin bubur buat kamu."

Aya hanya mengangguk menanggapi perkataan Zefano.  Dan setelah itu Aya mulai memejamkan matanya lagi. 

Zefano melangkah menuju kamar mandi seperti yang ditatahkan Aya.  Memang hari ini merupakan hari pertama Zefano masuk kerja kembali setelah cuti pernikahannya. 

Sekitar kurang lebih 30 menit Zefano selesai melaksanakan mandi + telah menganakan kemeja dan celana hitam kainnya. 

Ia menuju meja rias Aya untuk meminjam sisir serta ingin melihat tampilannya hari ini.

Namun langkah Zefano berhenti tatkala melihat darah yang merembes di sprai yang ditiduri Aya. 

Zefano merasa kaget dan panik melihat darah itu.  Dengan gerakan gesit Zefano langsung duduk diranjang dan mengguncang tubuh Aya dengan tujuan agar istrinya itu bangun.

"Ay! Aya!  Bangun Ay!" panggil Zefano seraya mengguncangkan tubuhnya. 

Aya yang merasa tidurnya diusik dengan terpaksa membuka kelopak matanya.

"Apaan sih Fan?" tanya Aya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Kamu kenapa Ay? Kok spreinya ada bercak darah gitu?" tanya Zefano dengan raut wajah yang khawatir. 

Pandangan Aya langsung mengikuti arah padang Zefano.  Dan didetik berikutnya Aya langsung saja merasa kaget sekaligus malu saat melihat darah itu, yang tak lain dan tak bukan adalah darah menstruasinya.

Dengan gerakan cepat Aya langsung saja menutup mata Zefano.

"Kok ditutup sih Ay?  Kenapa? Kamu gak papa?" tanya Zefano yang merasa keheranan kenapa juga matanya harus ditutup. 

"Udah gak usah ngomong! Aku kekamar mandi dulu, kamu gak boleh buka mata!" ancam Aya dengan menarik tangannya yang menutupi mata Zefano. 

"Emang kenapa sih Ay? Kamu sakit apa?  Kamu mengidap penyakit serius kan? Gak ada masalah sama ginjalmu kan?" rentetan pertanyaan itu keluar dari mulut Zefano. 

Aya menghela nafas jengah, bagaimana seorang dokter yang sangat jenius seperti Zefano tidak mengetahui bahwa ini darah menstruasi, bukannya malah berpikiran ia mengidap penyakit yang macam macam.

"Aku lagi menstruasi Zefano!" pekik Aya yang langsung saja berlari menuju kamar mandi dan dengan cepat menutupnya dengan keras. 

Setelah mendengar bunyi pintu kamar mandi ditutup dengan keras, Zefano membuka matanya. 

Bibir tipisnya menyunggingkan senyum atas kebodohannya sendiri.  Karena terlalu paniknya ia sampai tidak memikirkan jika itu darah menstruasi. 

Dan jujur ekspresi terkejut yang Aya tampilkan tadi terkesan lucu dimatanya.

Sampai ia tersadar saat pintu kamar mandi digedor dengan keras dan namanya dipanggil tak kala keras dari dalam sana. 

"Zefano!  Kamu masih ada disana kan? Fan!  Fano!" pekikan keras itu bersumber dari dalam bilik kamar mandi. 

"Apa sih Ay!  Teriak teriak kayak dihutan aja!"

"Fan, minta tolong boleh?" tanya Aya dari dalam sana. 

"Minta tolong apaan?"

Didalam sana, Aya merasa ragu menyebutkan bantuan apa yang ia butuhkan.  Tapi jujur ia sangat butuh barang itu sekarang.

"Aya! Katanya minta tolong!" tegur Zefano dari luar karena memang Aya tidak bersuara lagi setelahnya didalam.

"Em..anu.. Aku mau minta.. tolong itu.. " Aya terbata bata menyebutkan pertolongan apa yang ia butuhkan.

"Apa Ay?  Yang jelas kalo ngomong."

"Beliin pembalut," ucap Aya lirih seraya menahan malu didalam sana. 

Sedangkan Zefano yang mendengar kata itu langsung melotot, ia tidak menyangka Aya menyuruhnya membeli barang itu. 

Karena tidak ada balasan dari Zefano, Aya merasa kalau Zefano tidak mau membelikan pembalut untuknya. 

"Gak mau ya Fan? Gak papa deh kalau gak mau,  tolong ambilin hp aku aja, biar aku nyuruh yang lain aja."

"Tunggu bentar, Assalamualaikum."

Mendengar itu Aya menyunggingkan senyum.  Ia pikiri Zefano hanya orang yang jahil dan nyebelin tapi dibalik itu semua ternyata Zefano sosok yang peduli dan juga khawatiran dan panikan.

*****
Setelah 5 menit menunggu akhirnya pintu kamar mandi diketuk dari luar.

Dengan cepat Aya langsung membuka pintu dan mengeluarkan kepalanya sebagian didaun pintu.

Aya membelalak kaget saat menyadari Zefano membawa satu kantong kresek besar berisi pembalut. 

Mengerti akan arti tatapan sang istri. Zefano hanya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kamu mau jualan pembalut?" tanya Aya polos.

"Aku gak tahu yang biasa kamu pakai seperti apa, jadi aku beli semua," jawab Zefano seraya menyerahkan kantong kresek yang berisi pembalut tadi pada Aya. 

"Yaudah deh makasih suamiku, " ucap Aya seraya tersenyum manis pada sang suami, lalu dengan cepat menutup kembali pintu kamar mandi. 

Zefano yang pertama kalinya mendapat panggilan seperti itu dari Aya merasa ada yang berbeda dalam dirinya. 

Mendadak jantungnya berdegup dengan kencang, dan dalam perutnya serasa ada kupu kupu yang sedang berterbangan. 

Apakah iya dirinya sudah mulai jatuh cinta? Tapi masak harus secepat ini?

"Ah aya! Dirimu membuatku gila hanya dengan dua kata," erang Zefano frustasi.

*****

Gimana nih perasaannya setelah baca part ini?

Ngebosenin ya?

Jangan lupa Vote dan Komen agar author semangat upnya:)

Jangan lupa Follow!
IG : Faifaatjh_

Btw maaf ya guys, kalau upnya kelamaan. Soalnya dikehidupan nyataku masih banyak tugas dan pekerjaan yang harus diselesaikan. But aku akan selalu teyap ngeusahain up buat kalian semua.  Thank you buat kalian yang masih stay tun di lapak ini , Lopyou dear

Lumajang, 19 Juni 2019

TAKDIRWhere stories live. Discover now