Boss 33

26.5K 3.9K 488
                                    

Beberapa orang yang berdiri siaga di depan pintu masuk markas utama Black Tigers terlihat kompak menunduk hormat saat melihat kedatangan Jeno yang berhenti dan memarkir asal mobilnya di depan gedung.

Setelah itu sang pemimpin langsung berlari kearah lift untuk menuju tempat dimana sang adik saat ini berada.

Sementara didalam ruang eksekusi terlihat SungChan yang masih sibuk melakukan pekerjaannya.

Byun Yongmin bahkan terlihat hanya bisa terdiam dengan napas putus-putus.

Luka memanjang bekas irisan katana tajam sudah melintang seolah membentuk karya seni ditubuhnya.

Darah juga terlihat menetes dari daun telinganya yang sudah putus. Beruntung tubuhnya masih utuh. Maksudku, belum ada yang terpotong-potong seperti halnya tubuh sang putra yang sudah tak berbentuk tidak jauh dari tempatnya sekarang terikat.

"Kau tau-- seandainya jika kau sejak dulu melupakan rasa irimu pada keluargaku, mungkin saja saat ini aku tengah merengek meminta segelas susu padamu seraya memanggilmu Kakek. Bukannya justru berada disebuah tempat kotor ini" ucap SungChan dan terlihat menatap datar kearah Yongmin yang mungkin saja tengah membenarkan ucapan seorang bocah laki-laki yang harusnya dia panggil 'cucu'.

"Tapi, rasa benciku tidak bisa menghapus semua yang sudah kau lakukan. Mari kita ingat-ingat apa saja yang sudah kau lakukan di masa lalu Kakek" ucap SungChan yang kembali mengarahkan ujung katana milik Mark menyusuri tangan kiri Yongmin.

"Mengacaukan klan"

SungChan menyeringai saat melihat darah yang mulai mengalir deras dari luka baru yang dibuatnya.

"Mengkhianati ikatan persaudaraan hingga membuatmu tega menyakiti keluarga orang lain, kau membunuh keluarga Mommy-ku! Brengsek!" ucap SungChan yang mengumpat diakhir lalu memotong tangan kiri pria paruh baya didepannya itu.

"M-monster" lirih Yongmin susah payah yang membuat SungChan mengukir senyum miring.

"Aku memang monster kecil. Terimakasih pujiannya" balas SungChan masih dengan nada datar.

Sekali lagi SungChan kembali mengangkat katana ditangannya hendak memotong bagian kanan namun tertahan saat terdengar suara gebrakan dari pintu yang terbuka kasar menampilkan Jeno yang menatap kearahnya khawatir.

"SungChan" panggil Jeno lembut yang membuat wajah dingin bocah laki-laki itu seketika berubah.

Matanya terlihat berbinar dengan bibir yang sedikit dimajukan.

"Huwaaaaa Nono Yung" rengeknya seraya merentangkan tangan minta digendong setelah menjatuhkan katana yang tadi dipenggangnya hingga tergeletak mengenaskan dibawah kaki.

Jeno terlihat menghela napas pelan saat melihat keadaan didalam ruangan itu kemudian melangkah masuk.

"Kemarikan tanganmu" ucap Jeno seraya membawa tangan kecil sang adik dalam genggaman tangan besarnya.

"Lihat. Tangan kecil ini terluka" ucap Jeno seraya memeriksa luka memerah ditangan si bungsu yang membuat SungChan melengkungkan bibirnya kebawah.

"Meleka jahat Yung. Halus dihukum" adunya seolah membela diri yang membuat Jeno tersenyum tipis.

"Harusnya lain kali biar Hyung saja yang melakukannya hmm? Hyung tidak mau tangan kecil ini terluka seperti ini" ucap Jeno seraya mengecup lembut tangan sang adik yang membuat SungChan mengangguk pelan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Harusnya lain kali biar Hyung saja yang melakukannya hmm? Hyung tidak mau tangan kecil ini terluka seperti ini" ucap Jeno seraya mengecup lembut tangan sang adik yang membuat SungChan mengangguk pelan.

"Sowlly Yung. Cungcan ndak nakal lagi. Cungcan jadi anak baik"

"Apa itu artinya SungChan tadi mengumpat? Bilang apa?" tanya Jeno seraya membawa tubuh si kecil dalam gendongannya, kemudian melangkah keluar dari ruang eksekusi meninggalkan tatapan ngeri dari para penjaga yang melihat tubuh-tubuh tak berbentuk didalam sana.

"Brengsek"

Jeno sontak mengerjap saat mendengar jawaban yang keluar dari bibir tipis sang adik dan berdehem pelan.

"Dari mana datangnya umpatan itu? Siapa yang mengajarimu?" tanya Jeno sedikit kaget yang membuat SungChan menatap kearahnya.

"Yung" jawabnya polos kemudian melingkarkan lengannya pada leher Jeno dan menumpukan dagunya pada bahu sang kakak.

"Astaga. Sepertinya lain kali aku harus lebih mem-filter ucapan yang keluar dari mulutku" rutuk Jeno seraya mengusap belakang kepala SungChan yang terdengar menghela napas pelan.

"Makk Yung otte?" tanya SungChan yang setidaknya membuat Jeno terdiam sesaat.

"Baik. Mark Hyung 'kan kuat. Tidak takut disuntik" jawab Jeno yang membuat SungChan semakin mengeratkan pelukannya.

"Tapi-- dalah Yung kelual banyak. Cungcan liat. Cungcan ndak cuka" gumamnya terdengar lirih.

Jeno terdiam sebentar sebelum mendudukkan SungChan didalam mobil.

"Supaya tau Mark Hyung bagaimana, kita kerumah sakit sekarang okey?"

SungChan hanya mengangguk mendengar ucapan sang kakak dan meremat pelan sabuk pengamannya.

"Hey. Sini pengang tangan Hyung. Jangan khawatir hmm?"

Sekali lagi SungChan hanya mengangguk dan menyandarkan tubuh kecilnya kebelakang dan menatap kearah Jeno.

"Cungcan ngantuk Yung"

"Kalau begitu tidurlah. Nanti Hyung bangunkan" balas Jeno yang hanya bisa terdiam menatap kearah SungChan yang mulai memejamkan matanya.


.
.
.
Terimakasih banyak untuk dukungannya buat MAFIA IN LOVE, jangan bosan menunggu BOSS (ᗒᗩᗕ)
.
.
.
.
Mrs.Oh

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Where stories live. Discover now