Fairy Tale

651 102 18
                                    

Suatu hari, ada seekor serigala yang bertemu dengan kuda yang jatuh terjebak di dalam kubangan lumpur. Serigala girang dan hendak memangsa kuda itu, tapi sang kuda dengan cepat mencari akal dan berkata, "Tuan Serigala, jika kau ingin memakanku, sebaiknya kau tarik aku keluar dari kubangan ini lebih dulu, agar kau bisa menikmati dagingku dengan nyaman."

Setelah berpikir sejenak, sang serigala kemudian menuruti kata-kata kuda itu. la lantas menarik si kuda keluar dari kubangan lumpur, dan bersiap untuk memakannya.

"Tapi badanku penuh lumpur, Tuan Serigala." Kata sang kuda lagi. "Sebaiknya kau bersihkan dulu badanku, rasa dagingku tidak enak jika bercampur dengan lumpur."

Serigala-pun membersihkan tubuh sang kuda. Setelah itu ia kembali bersiap untuk memakan kuda itu. Tapi lagi-lagi kuda itu berkata, "ada tulisan di salah satu telapak kaki belakangku, maukah kau membacanya dulu sebelum memakanku?"

Kuda itu lalu mengangkat salah satu kaki belakangnya. Saat serigala mendekat hendak membaca, kuda dengan sigap segera menendang kepala serigala itu hingga jatuh pingsan.

Saat siuman, serigala itu menyesali kebodohannya. Sambil menggerutu ia meneruskan perjalanannya. Tidak lama kemudian ia bertemu dengan anak sapi yang terjebak di semak belukar. Serigala hendak memakan anak sapi dan siap menerkamnya.

"Jika kau memakan aku di sini, manusia akan melihatmu. Bawalah aku ke tempat aman dulu!" kata anak sapi itu dan serigala-pun setuju.

"Tuan Serigala, kau nampak lelah. Marilah naik ke punggungku dan tidurlah. Biar aku membawamu ke tempat aman," kata anak sapi menambahi.

Kemudian, serigala naik ke punggung anak sapi dan tertidur. Saat terbangun, ia sudah dikelilingi manusia. Ternyata, anak sapi membawanya ke tempat manusia. lapun kaget dan mencoba melarikan diri.

Namun, belum sempat ia berlari, manusia langsung memukul dan mengejarnya.

.

.

Napas Seokjin kembali tersengal usai Ken membacakan cerita anak-anak dari buku yang sedari tadi digenggam, lalu menatapnya intens dengan iris sewarna zamrud yang seakan menghisapnya masuk untuk berbaur dengan kilauan hijau yang menusuk retina.

"Kau tahu apa judul cerita ini, Seokjin?" Tanya Ken yang kemudian menyamankan posisi di kursi yang ia buat berhadapan dengan si pemuda yang terus bergeming dan balas menatapnya dengan gamang. Lelaki itu takut padanya. Membuat sedikit masa indah serta kesan elok yang sempat ia bangun lebur dalam ingatan saat tahu dirinya ia ikat di ruangan suram itu.

"Serigala yang Bodoh." Sambung Ken masih tampak tenang akan kebisuan Seokjin di hadapannya. "Ada begitu banyak cerita anak-anak tentang hewan buas ini yang mengawali dengan penggambaran zalimnya. Lalu di bagian akhir cerita yang terjadi selalu kekalahan atau kematian si serigala." Kedua tangan Ken lantas bertumpu pada dua armrest di kanan dan kiri kursi seraya memajukan tubuh hingga Seokjin refleks memundurkan badan yang sayangnya terhalang oleh sandaran kursi yang ikut terikat dengan tubuh pemuda itu.

"Sedari dulu aku selalu merasa bersyukur pada siapapun yang mengarang cerita-cerita itu hingga menciptakan impresi di otak anak-anak bahwa serigala adalah hewan yang licik, kejam, dan predator tak kenal ampun." Ken lantas menjeda sejenak kalimatnya untuk kembali menyandarkan punggung tanpa mengalihkan tatapannya dari Seokjin. "Walau terdapat pesan moral yang terkandung di dalamnya, namun ketakutan akan hewan berbulu itu terus tercipta turun temurun. Sedangkan kisah tentang kaumku tak pernah terdengar hingga para manusia itu dapat hidup dengan tenang tanpa rasa takut. Aku yakni..."

MOONCHILD [ Namjin ]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن