After The Lunch

2.3K 440 77
                                    

Bagaikan serigala yang hidup dalam sebuah kelompok, para...

Ah, entahlah harus bagaimana Seokjin menyebut mereka. Semua orang di sana terlihat layaknya manusia biasa, termasuk seorang anak berwajah lucu yang Ray jelaskan merupakan serigala kecil yang hampir menabraknya tadi. Dan Seokjin hampir saja dibuat tak percaya lantaran dalam wujud manusianya, anak itu tak ubahnya balita berumur tiga tahun yang belum bisa melakukan banyak hal.

Bagi Seokjin, untuk menyebut mereka 'manusia'pun dirasa kurang tepat setelah tahu bagaimana dahulu Ray menunjukkan padanya bagaimana pria itu berubah menjadi sesosok serigala besar berbulu lebat yang kemudian menghilangkan kesadarannya. Seokjin-pun tahu bahwa semua orang yang ada di sana adalah werewolf. Kecuali beberapa wanita yang 'bernasib' sama seperti dirinya, yang menjadi mate dari para werewolf pria yang akhirnya Seokjin ketahui disebut sebagai Beta.

Termasuk Elena. Wanita cantik bertubuh mungil yang menyapanya sebelum ini, lalu berbaik hati menemaninya berkeliling sekitar. Dan Seokjin sempat diberitahu oleh Ray bahwa kedudukan Elena tak sama seperti para Omega atau wanita lain di sana. Karena Elena adalah mate dari Alpha mereka yang kini Seokjin lihat tengah menyantap makanannya dengan tenang dibagian ujung meja yang cukup panjang itu.

Dada Seokjin sempat bertalun hebat saat pertama bertemu sang Alpha, Freddy tadi. Pria bertubuh tegap, berkulit kecoklatan, dan dengan suaranya yang berat itu sungguh membuat Seokjin takut pada awalnya sampai ia melihat bagaimana pria itu memperlakukan Elena dengan begitu lembut dan penuh kasih sayang tanpa peduli jika begitu banyak pasang mata tengah menatap keduanya, dan hal itu sempat mengingatkan Seokjin pada perlakuan Namjoon dahulu padanya, yang anehnya tak lagi sesakit dulu kala mengingatnya. Entah karena suasana ramai di rumah itu, ataukah karena pria cenderung mesum yang duduk di sebelahnya hingga Seokjin tak terlalu sakit lagi saat mengenang Namjoon kala itu.

Dan di sana pula-lah Seokjin melihat beberapa wajah familiar yang pernah dijumpainya. Jey, teman Ray yang pernah mengantar Ray bertemu dengannya di toko kue Seokjin, lalu Chase, pria yang mengaku bahwa dirinya adalah sepupu dari Ray yang setelah Seokjin amati kembali tak memiliki kemiripan sedikitpun dari segi fisik pada keduanya, kecuali kenyataan bahwa keduanya yang sama-sama werewolf, lalu dua pria yang sempat mengajak Seokjin berkenalan saat di bar dulu, yang terus mencuri pandang seakan memastikan bahwa ia memang sedang bersama Ray. Seokjin tentu tahu bagaimana pemikiran dua pria itu kini padanya kala mata mereka beradu.

"Permisi nona-nona, tak bisakah kalian makan dengan lebih tenang?"

Seokjin sontak saja menoleh ke sebelahnya. Ia terlalu fokus memperhatikan seluruh orang di meja makan tempatnya berada hingga tak tahu bahwa di sisi lain ruangan tengah terdapat keonaran kecil dan mengabaikan Ray yang entah mengapa kini membalik tubuh menghadap pada kumpulan wanita yang bersantap di meja yang berbeda dengan para pria. Dan Seokjin melihat wajah Ray terlihat kesal pada wanita-wanita itu.

.

.

Ruang makan ini selalu penuh dengan kebisingan saat semua orang tengah berkumpul untuk makan. Ray tentu saja telah terbiasa akan hal itu. Namun satu hal yang kini membuatnya tak bisa makan dengan nyaman adalah karena para wanita yang terus berbisik-bisik mengenai betapa tampannya Seokjin, betapa manisnya Seokjin, betapa rupawannya Seokjin, dan telinga Ray-pun tak dapat menulikan diri saat sebuah suara tertangkap rungunya dan berkata bahwa dirinya sedang beruntung mendapatkan mate semenawan Seokjin.

Huh, memangnya kenapa? Bukankah Ray sendiri terbilang tampan? Ray benar-benar kesal. Dan kekesalannya itu bahkan berlanjut sampai waktu makan usai. Dimana Seokjin menolak untuk berlalu dari ruang makan seperti para pria lainnya dan bersikeras menawarkan diri untuk membersihkan dapur dan ruang makan.

MOONCHILD [ Namjin ]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ