Advice

2.8K 485 64
                                    

Ray melangkah ragu memasuki dapur yang penuh oleh para Omega, dan Elena yang seolah menjadi pusat dari semua wanita yang ada didalamnya.

Pesona seorang Luna memang selalu terlihat kuat dibanding para Omega sekalipun ia adalah seorang manusia pada dasarnya. Dan semua itu tak lepas dari pengaruh Sang Alpha, pasangan dari Sang Luna, dimana keadaan keduanya yang sangat berbeda membuat Elena dan Freddy beranalogi demi menyatukan dua sisi yang berbeda, lalu bagi Elena yang dengan telah berbesar hati melakukan transisi dari seorang wanita biasa, dengan kehidupan yang biasa, menjadi mate seorang pimpinan werewolf yang tak pernah sekalipun terbayangkan dalam hidupnya.

.

.

Seorang Omega menangkap pergerakan aneh disudut pintu masuk dapur, lalu berjalan mendekat demi menegur yang bersangkutan.

"Raymond?"

Ray mengerjap kala sebuah tepukan halus dilengan menyapa keheningannya, lalu menghadap penuh pada si pelaku yang terus menatapnya dengan raut bertanya-tanya lantaran sangat jarang melihat seorang Beta memasuki kawasan kekuasaan para Omega itu kecuali mereka sedang lapar berat dan butuh beberapa ransum untuk disantap segera.

"Apa kau lapar?" Dan seperti itu pulalah Si Omega menerka kedatangan Ray.

Ray menggeleng pasif sembari mencuri sebuah lirikan kesalah satu sudut ruangan, pada tempat Elena yang tengah sibuk menabur peterseli pada masakannya yang hampir siap. Dan itu ternyata terbaca dengan baik oleh mata Si Omega.

"Kau ada perlu dengan Elena, Ray?"

Ray mengulum dinding mulutnya ragu. Jujur ia memang, tapi rasa sungkan mulai menjamur kala tahu Sang Luna tengah sibuk dengan urusannya.

Ray masih bertarung dengan pikirannya sampai tak menyadari Si Omega tadi telah berpindah menghampiri Elena dan membisikkan sesuatu. Dan ia dibuat terkejut kala tiba-tiba bola mata Elena bergulir padanya, tersenyum sedikit, lalu mulai menanggalkan apron yang dipakainya.

.

.

.

.

Ken menuruni tangga menuju sebuah ruangan bawah tanah dirumahnya bersama Leo yang terlihat malas mengekor walaupun pada akhirnya ia tetap mengikuti demi keamanan saudaranya.

Tak berlebihan, lantaran tempat yang keduanya tuju adalah tempat yang telah ditabukan oleh Neo, sebagai pemimpin mereka, dan perlu rasanya bagi Leo tuk membimbing Ken yang terlihat tengah labil dengan pikiran dan perasaannya.

Bagaimana tidak, Ken sudah tak mampu lagi menahan perasaan kesal yang dipendamnya selepas 'mengantar' Seokjin pulang tempo hari. Memang bukan kata yang tepat sebenarnya, karena ia mengikuti taksi yang Seokjin tumpangi dengan berlari tanpa mampu pemuda itu ketahui. Dan ketika ia akan pergi usai memastikan jika Seokjin pulang dengan selamat, ia malah melihat Ray yang tampak menunggu tak jauh dari sana. Ray dan Seokjin yang sedang berdua adalah skeneri yang tak pernah Ken inginkan tuk dilihatnya.

Ken dapat melihat bahwa Seokjin nampak tak senang dengan kehadiran Ray disekitarnya dari mimik wajah yang mengeras serta sebuah tamparan yang berhasil dilayangkan untuk pria yang ken ketahui sebagai mate Seokjin itu. Sebuah skenario kecil yang mampu menerbitkan senyum satir dalam dirinya.

Ken tak mampu mendengar dengan jelas karena jaraknya dalam mengintai cukup jauh dari kedua lelaki yang terlihat saling sahut itu. Namun ia dapat menerka jika mungkin saja Ray telah mengatakan sesuatu yang mengesalkan pada Seokjin, dan itu membuatnya sedikit senang karena itu berarti hubungan keduanya tak berjalan lancar.

MOONCHILD [ Namjin ]Onde histórias criam vida. Descubra agora