Almost Revealed

2.4K 407 86
                                    

"Kalian yakin tak ingin bertemu Seokjin lagi sebelum kembali ke Korea?" Kedua tangan Ray terus memijati pundak ibunya saat wanita itu tengah memasukkan beberapa barang ke dalam koper sembari duduk di atas ranjang. Suaranya terdengar sarat akan sesal jika tak mampu mempertemukan Seokjin dengan kedua orang tuanya secara langsung. Ia dan Seokjin telah mating, dan dalam kehidupan manusia normal hal itu dianggap selayaknya pernikahan, dan tidaklah sakral rasanya jika pihak-pihak yang bersangkutan tak dapat saling bertatap muka.

David yang baru saja keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambut dengan handuk yang tersampir di pundaknya hanya bisa menatap Jennifer dan Ray dalam diam sembari berjalan menuju istrinya itu untuk menerima baju yang sudah wanita itu persiapkan untuknya. Dengan jarak yang juga dekat dengan Ray, David lantas menggusak kumpulan surai tebal anak tunggalnya itu dengan gemas hingga si empunya melengos sebal lalu membenahi rambutnya yang semula tertata rapi.

"Seokjin mungkin saja masih butuh istirahat setelah apa yang kau perbuat padanya," gumam David sembari mengganti pakaian di tempat itu juga, seolah tak canggung dengan anaknya yang kini telah dewasa, dan membiarkan ia ditatap sengit akibat perkataan jahil yang sengaja dilontarkan untuk menggoda pemuda itu, atau mungkin... untuk mengalihkan Ray dari terus membicarakan Seokjin. "Kami tak ingin mengganggunya hanya untuk mengucapkan perpisahan." Jelas David lagi berharap Ray dapat memahami perkataannya yang sayangnya langsung dimentahkan saat itu juga.

"Kalian bahkan belum berkenalan dengannya." Sungut Ray lagi dengan wajah merengut yang membuatnya nampak seperti anak-anak, dan hal itu sontak saja membuat Jennifer bangkit dan menangkup kedua sisi wajah Ray dan menekannya dengan gemas.

"Berapa usiamu, Ray? Mengapa kau masih selucu saat bayi dulu?"

"Hentikan, Bu." Ray menyentak lembut tangan Jennifer dan membuat yang bersangkutan memasang wajah kaget yang terlihat sekali dibuat-buat.

"How dare you." Lirih Jennifer sembari berlalu menuju kamar mandi setelah menyambar handuk yang tersampir pada gantungan di dekat kamar mandi.

Ray menggumamkan kata maaf tanpa suara pada ibunya yang sempat berbalik dan hanya dibalas dengan menjulurkan lidah dengan jahilnya sebelum wanita itu benar-benar menghilang di balik pintu kamar mandi, lalu kembali menatap sang ayah yang telah rapi dengan setelannya. Ray hendak kembali bersuara andai saja ayahnya itu tak mendahului.

"Bisa tanyakan Freddy siapa yang akan mengantar kami ke bandara?"

"Bukankah Chase yang akan melakukannya?" Karena Ray tahu betul bahwa segala keperluan orang tuanya selama singgah di pack hanya boleh dilakukan oleh Chase atau Jey sebagai orang kepercayaan Freddy, dan hal itu sudah berlaku sejak dulu. Lalu mengapa ayahnya seolah perlu memastikan hal itu lagi?

Seolah mengabaikan jawaban yang telah Ray berikan, David lantas mendekat yang merangkul pundak anak lelakinya itu sembari menggiring Ray menuju pintu kamar, "sudah, tanyakan saja dulu, aku tak ingin ketinggalan pesawat. Terlebih kita akan makan siang dulu dengan anggota pack." Imbuhnya dengan terus mendorong Ray perlahan hingga yang bersangkutan keluar dari kamar yang ia tempati dan mengibaskan tangan, mengomando Ray untuk menuruti perintahnya.

Ray hanya bisa mendengus kesal saat ayahnya menutup pintu kamar tepat di depan wajahnya setelah mengacuhkan permintaannya untuk menemui Seokjin. Padahal sebelum ini keduanya melihat sendiri bagaimana Ray berlarian di dalam pack sembari meneriaki ayah dan ibunya untuk memberitahu bahwa Seokjin telah siuman. Ray dapat merasakannya, dan begitulah ia tahu mengenai Seokjin yang telah terbangun dari tidur panjang, lalu mengendarai motor besarnya secepat mungkin ke rumah Seokjin.

Ada apa sebenarnya? Jika mereka menghawatirkan pemuda itu, seharusnya mereka merencanakan untuk mengunjungi Seokjin sebelum berkendara ke bandara alih-alih menghindar karena takut istirahat Seokjin terganggu. Kedua orang tua Ray bahkan percaya saja saat ia bercerita bahwa Seokjin telah terlihat lebih sehat usai ia pulang dari rumah pemuda itu. Ray sempat menawarkan bantuan saat Seokjin berkata bahwa ia harus mandi setelah tak sadarkan diri begitu lama. Alhasil, ia dipelototi dengan dalih tak ingin lagi 'koma' karena Ray bisa saja melakukan sesuatu di luar apa yang pria itu sebut dengan 'membantu'. Dan Ray paham, ia takkan pernah bisa menahan hasratnya jika dalam keadaan seperti 'itu'. Lalu, kala ia melihat Seokjin bersikeras memasak untuk ia dan teman-teman serumahnya, Seokjin bahkan tak terlihat seperti orang yang memerlukan bantuan. Itu artinya, Seokjin telah benar-benar sembuh. Dan ritual mating mereka benar-benar sukses. Lagipula, ia bisa menjemput pemuda itu kemari jika takut Seokjin masih belum sembuh betul.

MOONCHILD [ Namjin ]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant