Guards

2.1K 322 89
                                    

Deduksi negatif Jihoon meluncur dengan liarnya kala entitas berparas menawan yang menjadi teman serumah sekaligus rekan kerjanya belum menampakkan batang hidung saat matahari bahkan telah kembali ke peraduan.

Awan gelap di musim dingin tampak lebih lekat dibanding musim lainnya, dan kekhawatiran mulai menyelubungi perasaan kala mengingat bahwa Seokjin tak membawa jaket tambahan saat berpamitan untuk beranjak ke swalayan pagi ini. Suhu bisa saja terjun ke angka dengan lambang minus di belakang. Terlebih di Smethport, dan hal itu semakin membuat Jihoon enggan beralih dari beranda sampai sosok yang sedari tadi ditunggunya tiba dan membuyarkan segala resah yang telah menghinggapi hati.

"Seokjin belum datang?" Mino muncul dari balik pintu, lalu mendapati Jihoon yang menoleh padanya dengan wajah getir sembari menggeleng. Ia juga khawatir sejujurnya. Bukan hanya karena Seokjin adalah teman mereka, namun karena keduanya telah ditugaskan untuk menjaga pemuda itu. Dan kini, perasaan bersalah mulai menghinggapi begitu ingat bahwa mereka berperan dalam perginya Seokjin pagi ini seorang diri.

Seokjin bukanlah kumbang kulit merah yang mampu bertahan di musim dingin dengan bersembunyi di pohon poplar Alaska balsam dengan menjepit diri di daerah lembab di bawah kulit pohon, di mana demi menghindari suhu dingin kumbang ini dapat menciptakan protein antibeku untuk mencegah kristal es di sel mereka, dan mampu bertahan hingga suhu minus seratus lima puluh derajat celcius.

Seokjin adalah manusia biasa yang mana harus bertempat pada suatu rumah atau sejenisnya jika ingin menghindari dinginnya malam musim dingin di Smethport, dan pemuda itu tak kunjung datang bahkan saat jarum jam terus berjalan dan malam semakin tinggi tampak dari rembulan yang sinarnya semakin redup meski malam belumlah jauh.

Mino dan Jihoon sempat berasumsi bahwa mungkin saja Seokjin bertemu dengan Ray di suatu tempat, dan kedua lelaki itu memutuskan untuk melalui malam bersama di tempat lain. Tapi tidak, Seokjin seharusnya menghubungi mereka jika memang hal itu terjadi, dan kebuntuan yang mereka hadapi kini jelas saja membuat keduanya mulai kebingungan akan di mana pemuda itu berada kini.

Jihoon menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal, sementara Mino terus mengusap telapak tangan demi mengusir dingin yang mulai merundung. Keduanya akhirnya menyerah untuk tetap berdiri di beranda dan menunggu, lalu memilih bersepakat dan kembali masuk ke dalam rumah untuk mengambil kunci mobil lalu pergi mencari Seokjin.

Namun, belum sempat keduanya melewati ambang pintu, Mino dan Jihoon sontak saling berpandangan dalam gundah demi merutuki kebodohan mereka kala mengingat bahwa satu-satunya mobil yang mereka miliki di rumah itu telah Seokjin bawa seorang diri pagi ini. Dan bersamaan dengan kembalinya otak yang mengalami kebuntuan di tengah usaha keduanya dalam mencari Seokjin, suara deru kendaraan yang mengusik rungu terdengar dan memaksa keduanya untuk berbalik dan melihat siapa yang telah datang ke tempat mereka. Karena jelas sekali bahwa suara bising kendaraan yang berhenti tepat di depan rumah mereka bukanlah benda yang berasal dari tempat itu, karena keduanya amat mengenal tiap barang yang rumah itu miliki.

Jihoon dan Mino spontan membulatkan mulut lantaran terkejut akan sosok yang keluar dari dalam mobil seorang diri dan menghampiri keduanya dengan langkah bergegas serta wajah yang nampak kalut juga tegang.

"Di mana Seokjin?"

Mino dan Jihoon hampir menganga serta terus bergeming sementara Dongwook semakin terlihat tak sabar seakan tengah diburu sesuatu.

"Hei!" Dongwook terpaksa membentak kala tak satupun jawaban keluar dari mulut dua pemuda yang ia tanyai, dan memilih untuk melangkah memasuki rumah dengan Jihoon dan Mino yang mengekor secara spontan.

"Pak, apa yang Anda lakukan di sini? Lagipula Seokjin belum kembali."

Pertanyaan serta pernyataan Jihoon sontak saja membuat langkah Dongwook terhenti dari mencari si pemuda yang dimaksud lebih jauh, dan menoleh pada Jihoon yang lantas mundur selangkah karena tatapan penuh intimidasi pria paruh baya itu. Tatapan yang bahkan tak ia terima saat tak sengaja lalai membiarkan Namjoon mengendarai mobil sendirian kala masih dalam tahap belajar, dan menyebabkan yang bersangkutan menabrak tiang listrik serta harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami benturan di kepala.

MOONCHILD [ Namjin ]Where stories live. Discover now