Nice Guy

3.2K 548 90
                                    

Seokjin keluar dari mobil saat Jihoon memberhentikan tepat didepan sebuah supermarket. "Kalian pulang saja duluan, aku mungkin akan lama."

"Tapi Mino bisa menemanimu." Ujar Jihoon khawatir dan di angguki dengan yakin oleh Mino yang duduk di sebelahnya, sementara Jungkook sudah tertidur tepat sesaat setelah bokongnya menyentuh jok mobil.

Seokjin menggeleng, ia tersenyum untuk menenangngkan kekhawatiran dua rekannya. "Tidak, aku benar-benar bisa sendiri, kalian pulanglah."

Jihoon masih bergeming mempertimbangkan. Tak yakin akan membiarkan Seokjin berada diluar sendirian. Ia lantas menoleh pada Mino dan hanya dibalas anggukan kecil sebelum kembali beralih pada Seokjin. "Baiklah, tapi jika ada apa-apa kau harus langsung menelpon kami, ingat." Telunjuknya teracung tepat didepan hidung Seokjin demi menekankan bahwa keduanya siap jika apapun terjadi pada Seokjin, dan pemuda itu tak perlu sungkan untuk meminta sebuah bantuan.

"Tentu saja." Dan Seokjin sangat tahu karena memang hanya merekalah tempat bergantungnya kini.

.

.

Seokjin menyaksikan mobil yang Jihoon kendarai bersama Mino dan Jungkook yang terlihat hampir pergi ke alam mimpi melaju menjauh dari tempatnya, dan ketika mobil itu telah hilang dari pandangan ia lantas masuk ke dalam supermarket untuk mulai perburuannya.

Beberapa bahan makanan untuk stok dirumah rasanya harus ditambah dengan hadirnya Jungkook, terlebih Seokjin tak membuta jika pemuda itu cukup rakus walau masih dalam tahap wajar.

Setelah menyibukkan diri dibagian makanan, Seokjin mulai beralih untuk membeli beberapa kebutuhan pribadi, dan ia melihat deretan sabun cair untuk diambilnya menggantikan satu yang hampir habis dirumah, lalu melihat-lihat yang lainnya karena siapa tahu ia akan butuh nanti. Seokjin terus menatapi deretan ptoduk tanpa memperhatikan sekitar sampai keranjangnya menabrak sesuatu dan itu memaksanya berhenti untuk melihat.

Oh, bukan sesuatu rupanya, tapi seseorang.

Seokjin masih belum mengenal orang itu, namun ia tak mungkin dapat melupakan penampilan yang cukup mencolok itu. "Kau..."

"Hai."

.

.

Ken tersenyum kecil menyaksikan Seokjin yang terlihat terkejut akan pertemuan mereka nampak dari sepasang mata bulat yang makin membesar dengan menggemaskannya. Pemuda itu masih tetap menawan seperti sebelumnya. Ken begitu mengagumi wajah itu sampai berani mengambil kesimpulan bahwa tak seorang vampir-pun bahkan memiliki wajah yang terukir elok seperti yang Seokjin miliki. Para vampir yang telah hidup ratusan tahun itu rasanya patut iri pada keberadaan Seokjin dengan segala keindahan diwajah rupawannya.

Seokjin memundurkan tubuh sedikit demi memperhatikan pria didepannya lebih seksama lalu mendesah tak suka setelahnya. Usai menolak menyantap apapun dari tokonya, kini pria itu datang ke supermarket tanpa satupun barang belanjaan ditangan?

Seokjin memicing curiga lantas mulai buka suara, "apa kau mengikutiku?"

"Kau percaya diri sekali, Seokjin." Cela Ken walau ia tak bermaksud demikian karena, yah, memang itu kesimpulan satu-satunya yang dapat ditarik mengingat ia tak mungkin pergi dengan sengaja ke sebuah supermarket. Buat apa coba?

"Lalu apa? Kau bahkan tak terlihat seperti seseorang yang sedang berbelanja." Cerca Seokjin lagi dengan satu tangan berkacak dipinggang.

Ken terpingkal sembari menunduk lantaran tak ingin wajah itu melihat betapa ia sungguh terpesona pada sosoknya yang tetap indah sekalipun tengah memandangnya penuh telisik.

MOONCHILD [ Namjin ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu