The Mate

4K 623 46
                                    

Freddy berjalan cepat keluar dari rumahnya saat sebuah mobil terparkir disana. Seseorang keluar dari bangku kemudi dan membuka pintu dikursi belakang, dan Freddy dapat melihat Jey yang tengah memegangi Ray yang masih pingsan.

"Kenapa dia, Chase?" Tanya Freddy pada si pria yang tadi mengemudi.

"Ray bertemu mate-nya. Dia hampir hilang kendali, jadi aku terpaksa..." Chase mengulum dinding mulutnya, merasa bersalah akan tindakannya.

"Lalu dimana pria itu?" Tanya Freddy lagi.

Kening Chase berkerut, lalu menatap Freddy dengan pandangan bertanya. "Siapa?"

"Mate-nya."

Mulut Chase membulat. "Aku rasa bukan ide yang bagus untuk membawanya bersama kami. Dia manusia biasa, jadi aku memberikan kartu namaku padanya. Dan dari mana kau..."

"Bawa dia ke kamarnya." Titah Freddy memotong ucapan Chase, membuatnya melupakan apa yang hendak dikatakan dan mulai membantu Jey mengeluarkan Ray dari mobil.

.

.

.

.

Sudah terhitung seminggu sejak Seokjin menerima kartu nama bertuliskan Chase Rodriguez, anggota kepolisan Smethport, pria yang kala itu ia temui bersama seorang pria yang sangat mirip dengan Namjoon.

"Maaf, dia bukan orang yang kau maksud. Dia Raymond, sepupu jauhku."

Perkataan pria itu masih dapat Seokjin ingat dengan jelas. Pria yang terlihat ber-ras-kan Amerika Latin itu memiliki sepupu jauh yang terlihat seperti orang Asia. Sungguh, Seokjin tak ingin mempercayainya. Bagaimana bisa? Walau... Yah, pria bernama Raymond itu memiliki kulit yang lebih gelap dibanding Namjoon-nya. Rambut coklat gelap milik pria itu terlihat asli, bukan hasil dari pewarnaan disalon. Seokjin sempat memeriksannya saat pria itu jatuh tersungkur setelah Chase memukul tengkuknya dengan sisi telapak tangan. Sedangkan Namjoon-nya gemar mewarnai rambut hingga Seokjin hapal dan mampu membedakan apa warna rambut itu berasal dari rambut asli atau hasil pewarnaan.

Seokjin menggeleng disertai mata yang terpejam erat guna menyingkirkan hal-hal gila yang mulai dipikirkannya, mengenai bagaimana ada dua orang terlihat begitu mirip satu sama lain. Walau teori itu sebenarnya bisa dijelaskan. Terlalu banyak manusia dibumi, dan banyak dari mereka memiliki penampilan serupa sekalipun tak berhubungan darah.

Seokjin masih mengetuk-ngetuk kartu nama diatas meja saat sebuah tangan terulur lalu secangkir kopi tersaji didepannya.

"Cafe au lait, serupa dengan caffe latte, namun menggunakan campuran kopi hitam. Apa kau kelelahan?"

Seokjin tersenyum kecil setelah berterima kasih pada Jihoon yang akhirnya mendudukkan diri didepannya. Diantara Jihoon dan Mino akhirnya Seokjin tahu bahwa barista yang dimaksud ayah Namjoon adalah Jihoon. Sedangkan Mino benar-benar seperti yang pernah Jihoon ungkapkan bahwa pemuda itu sama sekali tak bisa diandalkan untuk masalah buat membuat makanan atau minuman. Tapi Mino sungguh cekatan dalam hal bersih membersihkan. Dan ia akan bertindak sebagai penjaga kasir untuk toko kecil mereka dan membereskan bekas pesanan. Sedangkan Seokjin dan Jihoon akan membantu jika mereka telah luang dari pekerjaan inti.

"Tidak, aku hanya sedang memikirkan sesuatu." Jawab Seokjin yang mulai menyesap minumannya.

"Mengenai pria yang tempo hari pingsan?" Terka Jihoon membuat Seokjin melipirkan mata padanya. Dan Jihoon mengangguk bangga karena tebakannya benar. "Kau mengetuk-ngetuk kartu nama yang teman pria itu berikan sedari tadi, jadi kupikir kau masih memikirkannya. Apa kau mengenal pria itu?"

MOONCHILD [ Namjin ]Where stories live. Discover now