• MM 25 : Terungkap (2) •✔

14.3K 1.5K 16
                                    

PART MULAI DI REVISI YA :)
JANGAN LUPA UNTUK VOTE SAMA COMMENT YA!
KALAU PUN KALIAN BACA OFFLINE, VOTE AJA GAK PAPA. KARNA PAS KALIAN ONLINE, VOTE NYA ITU BAKALAN MASUK KOK :)
LOVE YOU GUYS💙

______________________________________________

• Part 25 : Terungkap (2)•H a p p y R e a d i n g ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Part 25 : Terungkap (2)•
H a p p y R e a d i n g ❤
.
.
.

"Laura..." panggil Liora dengan lirih ketika melihat raut wajah Laura yang merasa bersalah. Ia benar-benar tidak dapat menyembunyikan raut wajah bersalahnya ketika mendengar perkataan Scarlett.

"Aku tak apa kak. Scarlett benar, aku memanglah seorang iblis. Aku bahkan membunuh suami ku sendiri." Ucap Laura dengan getir. Ia terdiam ketika mendengar cacian Scarlett. Ia tak menyangkal bahwa ia adalah seorang pembunuh. Bahkan ia membunuh suami nya sendiri.

Terbayang kejadian dua puluh tahun yang lalu. Dimana ia membunuh suaminya dan kehilangan putra kecilnya.

"Laura... itu bukan salahmu." Ujar Liora dengan wajah sedih.

"Dia pantas mendapat semua itu. Dia menipumu. Mengatakan bahwa kau adalah pasangan hidupnya. Nyatanya, dia adalah orang suruhan Ladeline. Dan untuk anakmu. Mungkin itu sudah jalan takdir sayang, bukan salahmu. Kau sudah berusaha untuk menjaga dan melindunginya. Kau Ibu yang terbaik. Mengorbankan dirimu untuk mencoba menyelamatkan anakmu. Tapi, takdir tidak bisa kita lawan. Jika itu adalah akhir dari takdirnya. Maka itulah akhirnya. Jangan menganggap dirimu salah oke. Ini sudah jalan takdir. Suami mu dan Ladeline lah yang bersalah di sini. Bukan dirimu. Kau dan putra mu hanyalah korban."

Lanjut Liora lalu memeluk tubuh Laura yang sudah bergetar menahan isak tangisnya.

"Kau sudah berusaha untuk melakukan yang terbaik. Kakak bangga padamu Lau, kau bahkan rela mengambil jalan ini dan berjuang sendiri untuk menyelamatkan putri Kakak. Kau bibi yang terbaik. Scarlett hanya belum bisa memahaminya. Dia hanya terkejut mendengar kenyataannya. Dia pasti akan mengerti tujuanmu melakukan ini semua." Ujar Liora menenangkan Laura.

"T-tidak Kak, a-aku memang bersalah. Aku membunuh temanku sendiri, hanya karna rencanaku. Aku memanglah iblis Kak hiks.." isak tangis Laura mengema didalam ruangan itu. Membuat siapapun yang mendengarnya ikut merasakan kesedihan yang Laura rasakan.

"Sudahlah. Tidak ada gunanya bersedih seperti ini. Kita harus memikirkan cara bagaimana agar Scarlett dapat mengerti semuanya. Dan juga cara agar membuat Ladeline dan Mirabella berhenti mengusik kita." Ucap Aiden dengan nada tegas pada semuanya.

"Aiden benar. Sekarang, kita harus mengatur semua rencanyanya. Ladeline sekarang pasti sudah membuat rencana lain. Entah apa yang sedang mereka rencanakan. Ladeline sudah dibutakan oleh kekuasaan dan kedengkian. Ibu menyesal membiarkannya untuk tinggal bersama Bi.bi kalian sewaktu kecil. Sehingga ia menjadi seperti ini" Ujar Miranda

Liora dan Laura sontak memeluk Miranda. Memberikan kekuatan pada Miranda, ibu mereka.

M y M a t e •

"Bangunlah sayang, jangan buat aku takut." Lirih Kharel dengan suara yang nyaris tak terdengar.

Sudah hampir 2 jam Scarlett tidak sadarkan diri. Dan, itu membuat Kharel merasa khawatir.

"Sayang...,kumohon bangunlah"

Lama menunggu akhirnya Kharel terlelap kursi samping tempat tidur Scarlett.

"Eungh..."

Scarlett membuka matanya dengan perlahan. Dan ia merasakan berat ditangan kanannya.

Ia mendapati Kharel yang sedang tertidur dan menjadikan tangannya sebagai bantalan kepala Kharel.

"El...,"

"Hey.., kau tak ingin bangun" panggil Scarlett sambil mengelus lembut rambut Kharel.

Kharel yang merasa tidurnya terusik pun langsung bangun dan membentak orang yang mengganggu waktu tidurnya.

"Apa hak mu mengganggu tidur ku, Ryan! Tak taukah kau bahwa aku butuh istirahat. Pergi sana. Dasar Beta kurang ajar." Bentak Kharel pada Scarlett yang dianggapnya sebagai Ryan. Betta-nya. Lalu kembali merebahkan kepalanya diatas tangan Scarlett.

Scarlett yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum geli. Ternyata seorang Alpha bisa melakukan hal sekonyol itu.

"Jadi aku diusir kembali? Kau tak ingin aku berada disini, El?" Tanya Scarlett dengan nada pura-pura sedih.

Kharel yang baru ingin memasuki alam mimpinya pun sontak menegakkan tubuhnya dengan cepat.

"S-sayang.. kamu sudah bangun? Aku mengkhawatirkanmu." Ucap Kharel sambil memeluk tubuh Scarlett dengan erat.

"Aku tak apa, El." Ujar Scarlett dengan senyum manisnya.

"Jangan seperti itu lagi. Rasanya nyawaku seperti ditarik ketika melihat kamu pingsan seperti tadi." Jujur Kharel yang membuat Scarlett tersenyum.

"Maafkan aku. Aku hanya tak bisa menerima semua kenyataan ini. Ini terlalu mengejutkan bagiku."

"It's okay. Aku akan selalu bersamamu. Ada aku yang selalu disisimu. Aku mencintaimu, My Luna." Ucap Kharel lalu mencium singkat bibir Scarlett.

"Aku juga mencintaimu, My Alpha."

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

× DON'T JUDGE MY STORY ×
× AND PLEASE, DON'T COPY MY STORY ×

⚠IF YOU LIKE MY STORY, DON'T FORGET TO VOTE 🌟 AND COMMENT 💬⚠

FOLLOW MY ACCOUNT!

Love you Guys💙,
Sorbey

My Mate • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang