• MM 38 : Masalah Mate •✔

8.9K 1.1K 21
                                    

PART SUDAH DI REVISI YA :)
JANGAN LUPA UNTUK VOTE SAMA COMMENT YA!
KALAU PUN KALIAN BACA OFFLINE, VOTE AJA GAK PAPA. KARNA PAS KALIAN ONLINE, VOTE NYA ITU BAKALAN MASUK KOK :)
LOVE YOU GUYS💙

_______________________________________________

• Part  38 : Masalah Mate  •H a p p y  R e a d i n g ❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Part  38 : Masalah Mate  •
H a p p y  R e a d i n g ❤
.
.
.

Scarlett memainkan kancing kemeja yang di pakai oleh Kharel. Sedangkan Kharel, dia hanya mengusap-usap rambut Scarlett dengan lembut. Mereka hanya duduk diam di atas ranjang mereka.

"Kamu udah baikan sama Kean?" Tanya Scarlett mendongakan kepalanya menatap wajah Kharel.

Cup.

Kharel memberikan kecupan singkat di bibir Scarlett. Lalu menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan Scarlett tadi  "Kenapa?"

Scarlett menggelengkan kepalanya. "Pengen tidur. Tapi sambil di peluk sama kamu."

Kharel terkekeh geli mendengar suara manja Scarlett. Ia membaringkan tubuhnya ke atas ranjangnya yang membuat Scarlett ikut terbaring di atasnya. Karna, posisi Scarlett yang tadi duduk dipangkuan Kharel.

Kharel memeluk erat tubuh Scarlett yang ada di atasnya.

"Laiv marah sama aku." Ujar Kharel yang membuat Scarlett membuka kembali matanya yang sempat tertutup.

"Kenapa?" Kharel tertawa melihat mata sayu Scarlett yang menahan kantuk. Ia pun mencium kedua kelopak mata Scarlett. "Tidur aja. Laiv cuma ngambek karna kamu sama aku terus."

Scarlett pun mengganggukkan kepalanya kecil lalu menutup matanya. Masalah Laiv yang sedang mengambek padanya akan ia urus nanti. Ia sangat mengantuk saat ini.

"Ck. Aku benar-benar akan mengambil alih tubuh ini jika kau tidak memberiku kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama Mate kita."

Kharel mendelik kesal mendengar suara Laiv.

"Mau kau ataupun aku itu sama saja Laiv! Jangan kekanakkan. Kau dan aku itu satu."

"Kau selalu saja mengatakan itu. Tapi kau tidak mau berada di dalam sini bertukar tempat denganku walaupun cuma sebentar." Dengus Laiv kesal."

"Aku tau kau Laiv. Kau sangat sulit mengendalikan diri jika bersama Scarlett. Aku takut kau tiba-tiba memaksa untuk menandai nya."

Kharel mencoba memberi penjelasan kepada Laiv.

"Tapi dia mate kita El! Kita harus segera menandainya." Seru Laiv kesal pada Kharel.

"Aku tau. Tapi apa kau lupa? Kita akan menandai Scarlett jika kita sudah menikah dengan Scarlett. Ingat Scarlett berasal dari dunia manusia walaupun dia seorang wizard. Dia pasti menginginkan pernikahan impiannya."

Laiv menghembuskan nafas nya dengan kasar. "Aku melupakan hal itu. Aku hanya takut jika kita tidak menandai Scar secepatnya. Akan terjadi sesuatu padanya."

Kharel menjawab Laiv dengan cepat "Aku mengerti Laiv. Tapi kita harus melakukannya dengan perlahan. Bukankah keluarga kita dan Scarlett sedang menyiapkan pernikahan kita? Kita akan menikah 2 minggu lagi. Jadi bersabarlah."

"Aku akan menunggu 2 minggu lagi sampai kita sudah menikah dengan Scarlett. Aku benar-benar mencintainya. Lihat lah wajah damainya yang sedang tertidur. Aku tak sanggup kehilangannya lagi."

Kharel menatap lekat wajah Scarlett yang tertidur di atas tubuhnya. "Kita sama-sama mencintainya begitu dalam. Aku juga tak ingin kehilangannya lagi seperti waktu itu. Aku merasa sebagian jiwa ku terenggut."

"Kau benar. Dia belahan jiwa kita."

• M y  M a t e •

"Jadi hanya kita berempat yang belum menemukan mate kita masing-masing?" Tanya Kean pada Ken, Ryan, dan Zean betanya.

"Aku berharap bahwa aku sudah menemukan mate ku." Sunggut Ken kesal namun tak benar-benar merasa kesal.

Jauh di lubuk hatinya. Nama Charlotte Aumerry masih bersemayam. Cherry-nya. Dia sangat merindukan Cherry-nya. Sikap manjanya dan keras kepalanya. Andai waktu bisa di putar dan ia bisa memilih. Ia akan berdoa dan meminta pada MoonGoddes agar menjadikannya sebagai Mate Cherry-nya. Ia sangat ingin menjadi mate Charlotte.

Perasaannya pada Charlotte sangat dalam. Ia bahkan tak tau, jika nanti mate nya muncul di hadapannya. Apakah ia bisa mencintai mate nya? Sedangkan di hatinya masih di isi oleh Cherry-nya.

"—Azion!" Ken tersentak mendengar suara teriakan Kean.

"Kau pikir kau sedang dimana hah! Di hutan!" Teriak Ken kesal menatap Kean dengan tajam.

Kean mengangkat bahu nya acuh "Kalau kau lupa, kita memang tinggal di dalam hutan."

Jawaban yang di berikan oleh Kean membuat Ken mendelik kesal.

"Jadi, Dokter Ken Azion. Bisa anda jelaskan kenapa anda melamun?" Tanya Kean pada Ken.

'Aku melamun? Berapa lama aku melamun hingga Kean kesal padaku? Huh. Dampak mu sangat besar di dalam hidupku Cherry. Bahkan setelah 3 tahun kepergianmu pun aku masih tidak rela kehilanganmu'  Ken membatin.

Melihat Ken yang kembali terdiam melamun. Kean berinisiatif ingin menyadarkan Ken.

Plak.

"Argh. Kean sialan! Kenapa kau memukul kepala ku!" Teriak Ken marah.

"Salah kau sendiri. Siapa yang menyuruhmu melamun."

"Kau benar-benar menguji kesabaranku Kean!" Dengus Ken dengan kesal.

"Kalian seperti anak-anak saja. Wajar kalian belum menemukan mate kalian. Benar bukan, Zean?" Zean menganggukkan kepalanya setuju mendengar ucapan Ryan.

"KALIAN JUGA BELUM MENEMUKAN MATE KALIAN!" Teriak Ken dan Kean bersamaan membuat Ryan dan Zean mengelus dada mereka akibat terkejut. Jika mereka manusia, sudah dapat di pastikan mereka akan terkena serangan jantung mendadak.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

× DON'T JUDGE MY STORY ×
× AND PLEASE, DON'T COPY MY STORY ×

⚠IF YOU LIKE MY STORY, DON'T FORGET TO VOTE 🌟 AND COMMENT 💬⚠

FOLLOW MY ACCOUNT!

Love you Guys💙,
Sorbey

My Mate • END •Where stories live. Discover now