• MM 15 : Kekuasaan Kharel • ✔

16.8K 1.9K 55
                                    

PART MULAI DI REVISI YA :)
JANGAN LUPA UNTUK VOTE SAMA COMMENT YA!
KALAU PUN KALIAN BACA OFFLINE, VOTE AJA GAK PAPA. KARNA PAS KALIAN ONLINE, VOTE NYA ITU BAKALAN MASUK KOK :)
LOVE YOU GUYS💙

_______________________________________________

• Part 15 : Kekuasaan Kharel  •H a p p y  R e a d i n g ❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

• Part 15 : Kekuasaan Kharel  •
H a p p y  R e a d i n g ❤
.
.
.

"

Kamu yakin tidak mau duduk, sayang? Kamu tidak lelah berdiri terus hm?" Tanya Kharel pada Scarlett yang masih setia berdiri di dekat pintu ruangan Kharel.

"Kamu tidak memberi tahu ku kalau kamu CEO disini! Kamu menyebalkan, El! Kamu bahkan memecatku di depan semua orang! Kamu ingin mempermalukan ku!" Ucap Scarlett menumpahkan kekesalannya terhadap Kharel. Bahkan mata nya sudah berkaca-kaca ingin menangis.

Sedangkan Kharel, ia hanya menatap Scarlett datar seraya menaikan satu alisnya.

"Kamu sudah selesai berbicara, Mate?" Tanya Kharel lalu menarik tangan Scarlett agar Scarlett duduk di atas pangkuan Kharel. Kharel menatap mata Scarlett yang sudah berkaca-kaca.

"Jangan memanggilku seperti itu! Dan lepaskan aku. Aku tidak mau duduk dipangkuanmu!" Kesal Scarlett sambil berusaha melepaskan dirinya dari pangkuan Kharel.

"Aku akan selalu memanggil mu Mate. Aku tau kamu suka ketika aku memanggilmu Sayang ataupun Mate." Ujar Kharel lembut yang membuat Scarlett bungkam.

Ya. Memang benar. Scarlett sangat menyukai panggilan itu.

Melihat kebungkaman Scarlett membuat Kharel dan Laiv bersorak kemenangan.

"Baiklah, aku akan memberitahumu semuanya. Aku tidak memberi tahumu kalau aku CEO disini, karna memang kamu tidak bertanya padaku. Selama ini aku memberikan tanggung jawabku kepada Gyan. Kamu tau bukan, wakil CEO ku. Dia seorang Delta. Dan aku mempercayainya untuk memantau perusahaan ku secara langsung—

Sedangkan, Ryan. Beta ku. Dia memiliki tugas penting dalam Pack ku, sehingga aku tidak memilihnya untuk memantau perusahaan ini. Seorang Alpha, membutuhkan Beta nya di dalam Pack nya. Sekarang sudah jelas bukan. Jadi bukan salah ku jika aku tidak memberitahumu bahwa aku pemilik perusahaan ini." Jelas Kharel kepada Scarlett yang hanya diam lalu mengangguk paham.

"Lalu kenapa kamu memecatku di depan semua orang?" Tanya Scarlet

"Sayang, kamu itu Mate-ku! Pasangan hidupku. Aku tidak akan membiarkanmu bekerja. Aku tidak mau kamu kelelahan. Lagipula kamu harus selalu ada di sisi ku. Jadi, aku memutuskan untuk membuatmu berhenti bekerja. Karna apapun keperluanmu. Aku bisa memenuhinya. Jadi enyahkan pemikiran buruk mu itu. Aku tidak mempermalukanmu. Aku menegaskan itu hanya karna aku tidak mau mendengar lagi hal buruk tentangmu." Ucapan Kharel membuat Scarlett terdiam.

Scarlett tidak menyangka bahwa semua yang dilakukan Kharel itu hanya untuk nya.

"Sudahlah. Jangan dipikirkan lagi okey. Sekarang kamu mau melakukan apa?" Tanya Kharel seraya mengelus rambut indah milik Scarlett.

"Em.. aku ingin bertemu dengan Ben. Apakah boleh?" Ujar Scarlett yang membuat Kharel menegang dan mengeram tidak suka.

"Aku hanya ingin berbica sebentar saja, El. Aku hanya ingin mengucapkan salam perpisahan. Hanya dia yang tidak menjauhiku di perusahaan ini. Bahkan dia teman baikku sampai aku membuat kesalahan dan berakhir kita bertengkar dan belum berbaikan. Aku mohon izinkan aku. Ya, sayang." Lanjut Scarlett.

"Coba ulangi sekali lagi panggilanmu." Pinta Kharel pada Scarlett.

Namun, Scarlett hanya menggelengkan kepalanya.

"Tidak sebelum kamu mengizinkanku. Ayolah, El. Kamu bisa menemaniku kalau kamu mau." Bujuk Scarlett pada Kharel yang akhirnya disetujui oleh Kharel.

"Yeay. Terima kasih, sayang." ucap Scarlett tulus lalu mencium pipi Kharel singkat.

"Ayo kita temui Ben." Ajak Scarlett menarik tangan Kharel.

Mereka turun menggunakan lift khusus CEO serta Direktur perusahaan.

Sesampainya di Divisi tempat Ben bekerja. Mereka menjadi tontonan. Belum lagi Kharel merangkul Scarlett dengan tatapan intimidasi nya. Yang membuat semua orang takut padanya.

"Ben." Panggil Scarlett pada Ben ketika sudah sampai di meja Ben.

"Scar—eh? Mr. Harvest." Ucap Ben dengan hormat. Dan hanya diangguki oleh Kharel.

Melihat Ben didatangi oleh Scarlett dan Kharel membuat orang yang berada disana berbisik-bisik.

"Hei, bukankah sebelum Scarlett tidak masuk, Ben dan Scarlett bertengkar?"

"Iya ya.. bahkan Ben pun tidak mau meliriknya"

"Menurutmu apa yang akan dilakukan Scarlett."

"Hey, apa Scarlett memanfaatkan tubuhnya untuk menjerat CEO kita?"

"Mungkin saja. Kau tau, Laura pernah melihatnya berada di dekat Bar."

"Oh iya, bahkan dia berada di Bar K'Laivs dihari dimana dia dan Ben bertengkar.

"Mungkin dia menjadi seorang jalang disana. Dan dia menjual tubuhnya dengan pria-pria disana"

"Sekali jalang tetaplah jalang"

Cukup sudah. Scarlett tidak tahan lagi. Ia ingin membalas semua perkataan yang tidak benar tentang dirinya. Namun, sebuah suara mendahului suaranya.

"Apakah kalian digaji untuk membicarakan orang lain? Lebih baik kalian bereskan semua barang kalian. Dan jangan datang lagi ke perusahaan ini! Kalian saya pecat!"

Ya. Suara itu adalah suara Kharel. Dengan nada datar dan terkesan menyeramkan. Ia memecat segerombolan orang yang menjelek-jelekan Scarlett.

Dan perkataan itu membuat mereka terkejut dan pucat.

Tidak hanya mereka. Bahkan, Scarlett dan Ben pun kaget dengan ucapan Kharel yang sepertinya tidak main-main.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

× DON'T JUDGE MY STORY ×
× AND PLEASE, DON'T COPY MY STORY ×

⚠IF YOU LIKE MY STORY, DON'T FORGET TO VOTE 🌟 AND COMMENT 💬⚠

FOLLOW MY ACCOUNT!

Love you Guys💙,
Sorbey.

My Mate • END •Where stories live. Discover now