• MM 08 : Mencoba Memahami•✔

23.9K 2.5K 13
                                    

PART MULAI DI REVISI YA :)
JANGAN LUPA UNTUK VOTE SAMA COMMENT YA!
KALAU PUN KALIAN BACA OFFLINE, VOTE AJA GAK PAPA. KARNA PAS KALIAN ONLINE, VOTE NYA ITU BAKALAN MASUK KOK :)
LOVE YOU GUYS💙

_____________________________________________

•Part 08 : Mencoba memahami •H a p p y  R e a d i n g ❤

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•Part 08 : Mencoba memahami •
H a p p y  R e a d i n g ❤
.
.
.

Kharel sungguh tidak habis pikir dengan perkataan Mate-nya yang sangat menyakitkan bagi-nya dan juga Laiv.

Bagaimana bisa mate-nya mengatakan hal itu.

"Alpha, makanannya sudah siap. Apakah anda ingin makan sekarang?" Ujar kepala omega dengan hormat.

"Hm. Siapkan makanannya. Dan suruh Risa memanggil Luna untuk makan bersamaku."

"Baik Alpha."

Mungkin aku harus memberinya pengertian secara perlahan. Dia seorang manusia, mungkin dia akan berpikir bahwa werewolf itu hanyalah sebuah dongeng. Batin Kharel.

"Tapi sampai kapan?" Itu suara Laiv yang muncul dalam pikiran Kharel.

"Entahlah Laiv, aku tak mau gegabah yang mengakibatkan dia takut pada kita!"

"Ya.., tapi sampai kapan? Kau tau kalau kita tidak bisa menunggu terlalu lama lagi kan!" Ujar Laiv pada Kharel.

"Entahlah Laiv. Sudahlah dia sudah datang!" Ucap Kharel yang langsung memutuskan mindlink secara sepihak.

Kharel beranjak menghampiri Mate-nya.

"Kenapa kamu lama sekali, mate? Aku bosan menunggumu sendirian disini." Ujar Kharel pada mate-nya.

"Tunggu dulu!" Seruan Scarlett  membuat Kharel terhenti. Kharel  menaikan satu alisnya bingung, seolah meminta Scarlett untuk melanjutkan perkataannya yang tertunda.

"Aku bukan mate-mu. Dan tolong antarkan aku pulang." Ucapan Scarlett  sukses membuat rahang Kharel mengeras dan mata Kharel menatap Scarlett dengan tajam.

Kharel  bisa melihat bahwa Scarlett ketakutan melihatnya namun Scarlett berusaha untuk tetap tenang.

"Aku mohon, antarkan aku pulang. Dan aku janji akan mencarikanmu mate-mu yang sebenarnya."

"Kamu mate-ku, dan ini tempatmu. Kamu tidak akan kemana-mana mate."  ucapku dengan suara yang keras sambil menekankan kata mate, dan itu membuat dia yang sedari tadi menahan tangis akhirnya memecahkan tangisnya.

Melihat hal itu membuat hati Kharel terasa sakit. Kharel memeluk Scarlett dan membiarkan Scarlett menangis di dalam pelukan Kharel.

Scarlett membalas pelukan Kharel dan memeluk Kharel dengan erat.

Hati Kharel menghangat ketika Scarlett membalas pelukannya.

"Aku tidak bisa jauh darimu mate. Kamu hidupku. Jika kamu pergi dariku, maka aku akan mati. Kamu sama seperti nyawa bagi-ku." Ucap Kharel yang membuat Scarlett berhenti menangis dan mengangkat kepalanya.

Wajah cantik Scarlett terlihat merah begitu juga dengan hidungnya dan mata nya yang sembab masih berlinang air mata.

"Kenapa? Kenapa jika aku pergi kamu bisa mati?"

"Karna kamu adalah nyawa-ku. Kamu sangat berarti bagiku. Sudah cukup lama aku menunggumu. Aku tidak akan membiarkanmu untuk pergi lagi."

"T-tapi, aku harus bekerja. Aku tidak ingin terjadi masalah lagi padaku." Ucapan Scarlett membuat Kharel berhenti mengelus rambutnya.

Ya, Kharel baru ingat.

Scarlett sudah terlalu banyak mendapat masalah setelah kepergian kedua orang tuanya. Dari keluarga pamanya yang mengusirnya karna Scarlett bukanlah anak kandung dari mendiang Mr dan Mrs. Johanson. Dan juga posisi Scarlett di tempat dia bekerja yang mengundang perasaan iri rekan kerjanya.

"Tetaplah bersamaku. Kamu tidak akan mendapatkan masalah lagi. Aku akan membuatmu merasakan bahagia. Aku tidak akan membuatmu bersedih. Percaya padaku!" Ucap Kharel sambil memegang tangan Scarlett.

Kharel perlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Scarlett dan menyambar bibir mungil milik Scarlett.

Manis! Itulah yang Kharel rasakan ketika ia mencium bibir milik Scarlett . Kharel mencium Scarlett hingga Scarlett hampir kehabisan nafas.

"Aku mencintaimu. Jangan tinggalkan aku lagi." Ucap Kharel sambil menatap Scarlett. Sedangkan Scarlett, ia hanya menunduk malu.

"Ayo kita makan. Aku yakin kamu sudah lapar." Scarlett hanya menganggukan kepalanya dan mengikuti Kharel untuk duduk sampingnya.

• M y  M a t e •

Setelah selesai makan. Kharel memutuskan untuk mengajak Scarlett, mate-nya untuk mengelilingi mansion miliknya.

"El." panggil Scarlett pada Kharel.

Ya, Scarlett memutuskan untuk memanggil Kharel dengan panggilan "El" daripada "Kharel". Karna menurut Scarlett, "El" itu lebih mudah diucapkannya dan Kharel pun tidak masalah dengan hal itu.

Bahkan dia senang Scarlett memiliki panggilan khusus untuknya.

"Apa apa mate?" Entah sejak kapan panggilan mate dari  Kharel membuat hati Scarlett menghangat.

"Eum. Bolehkah aku pergi ke apartemenku? Jangan marah dulu. Aku hanya ingin mengambil beberapa pakaian dan juga barangku. Aku juga ingin pergi ke kantorku. Kamu tahu? Pasti mereka mengira yang tidak-tidak karna aku tidak masuk kerja."

"Hm. Baiklah. Tapi aku akan menemanimu mate, aku tidak mau terjadi sesuatu padamu."

"Trimakasih. Ayo kita pergi." ajak Scarlett namun tertahan oleh Kharel.

"Kita akan pergi besok. Ada sesuatu yang harus aku beritahu kepadamu terlebih dahulu." Ucap Kharel lalu membawa Scarlett ke kamarnya.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

× DON'T JUDGE MY STORY ×
× AND PLEASE, DON'T COPY MY STORY ×

⚠IF YOU LIKE MY STORY, DON'T FORGET TO VOTE 🌟 AND COMMENT 💬

FOLLOW MY ACCOUNT!

Love you Guys💙,
Sorbey.

My Mate • END •Where stories live. Discover now