• MM 03 : Kesalahan Kedua •✔

28.1K 2.9K 75
                                    

PART SUDAH DI REVISI YA :)
JANGAN LUPA UNTUK VOTE SAMA COMMENT YA!
KALAU PUN KALIAN BACA OFFLINE, VOTE AJA GAK PAPA. KARNA PAS KALIAN ONLINE, VOTE NYA ITU BAKALAN MASUK KOK :)
LOVE YOU GUYS💙

_______________________________________________

•Part 03 : Kesalahan Kedua•H a p p y R e a d i n g ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 03 : Kesalahan Kedua
H a p p y R e a d i n g ❤
.
.
.

Scarlett duduk termenung dan memikirkan bagaimana caranya untuk menghadapi hidupnya mulai saat ini.

Tidak akan ada lagi Ben yang membelanya saat ia dihina oleh teman sekerjanya.

Tidak akan ada lagi Ben yang berani mengusilinya ketika ia sedang berkonsentrasi membaca berkas.

Scarlett merasa bahwa dunia tidak adil baginya, bahagianya hanya-lah sesaat, tidak pernah selamanya.

Orangtua angkatnya pergi tanpa membawa dirinya untuk ikut bersama dengan mereka.

Dan Ben, marah padanya karna sikapnya yang arogan.

Sekarang Scarlett harus memulainya dari awal. Atau, ia harus memikirkan cara agar Ben mau memaafkan-nya.

Lelah untuk berfikir bagaimana cara meminta maaf pada Ben, Scarlett pun akhirnya menenggelamkan wajahnya diatas meja. Menutupi wajahnya dengan map yang ada di atas mejanya tanpa peduli apa isi berkasnya.

Tok..tok..tok..

Tok..tok..tok..

Tok..tok..tok..

Suara ketukan pintu semakin keras membuat Scarlett terbangun dari tidurnya. Scarlett tak sengaja tertidur saat ia menelungkupkan kepalanya.

"Masuk!" Seru Scarlett dengan suara khas bangun tidurnya.

"Ck.. apa kau tuli bitch?!. Andai saja perusahaan ini tidak menuntut sopan santun yang tinggi. Me-wajibkan setiap karyawan untuk mengetuk pintu sebelum masuk keruangan orang lain. Maka aku menghancurkan pintumu tanpa perlu mengetuknya." ucap perempuan dengan rambut coklat yang panjang digerai yaitu Laura.

Scarlett menganggkat salah satu alisnya lalu mengatakan "Anda mengatakan tentang sopan santun. Tapi, dalam berbicara kau sama sekali tidak mempunyai sopan santun sedikitpun."

"Kau! Cih.. aku malas berdebat dengan jalang sepertimu. Kau ditunggu oleh Ben di Bar K'Laivs malam ini jam 8 malam."

Setelah mengatakan itu Laura pergi meninggalkan Scarlett yang masih terdiam dikursinya.

"Apakah Ben sudah tidak marah lagi padaku?" Batin-nya

Scarlett sangat bahagia.

Malam ini Ben mengajanya pergi ke Bar K'Laivs, salah satu Bar ternama di negara ini.

Selain itu, Bar ini juga berada di dekat hutan yang sangat luas kabarnya orang yang masuk kedalam hutan itu tidak akan bisa keluar lagi.

Namun, Scarlett tidak percaya akan hal itu. Kabar yang ia dengar. Pemilik Bar ini adalah orang yang sama dalam memimpin perusahaan tempat-nya bekerja yaitu Harvest's.

Tapi, kenapa Ben harus mengajaknya ke Bar? Bukannya ke taman atau kemana gitu. Sudalah itu tak penting. Yang penting Ben sudah memaafkan-nya.

Scarlett menggunakan pakaian yang tertutup karna ia tak ingin sesuatu hal yang buruk terjadi padaku.

Scarlett mengenakan jeans hitam dan kaos putih yang dilapisi jaket kulit warna hitam. Tak perlu berdandan karna ia sudah cantik secara alami sehingga ia hanya memoles wajahku dengan bedak tabur sedikit dan liptint. Seperti dandanan anak remaja. Tapi, Scarlett menyukainya.

Tak ingin Ben menunggunya terlalu lama, Scarlett pun pergi menuju Bar K'Laivs.

Suara berisik dan pencahayaan yang minim serta bau asap rokok dan minuman sejenis alkohol, vodka, wine, champagne tercium menjadi satu. Membuat Scarlett menahan nafasnya sesaat.

Ingin rasanya Scarlett pergi dari tempat itu. Namun, ia harus bertemu dengan Ben. Ia harus meminta maaf secara langsung dengan Ben dan berterima kasih karna sudah mau memaafkannya.

Scarlett mencari-cari Ben di dalam Bar tersebut. Namun, ia tidak menemukan keberadaan Ben. Justu ia melihat wajah seseorang yang tidak asing lagi baginya.

"Ternyata sangat mudah untuk membohongi dirimu, bitch!" Perkataan itu keluar dari mulut seorang wanita yang sangat membenci Scarlett, ya siapa lagi kalau bukan Laura.

"Apa maksudmu?" Tanya Scarlett

Laura menghiraukan pertanyaan Scarlett lalu memanggil beberapa orang bertubuh besar.

"Tangkap perempuan itu lalu jual kepada Mr. Dala dan katakan bahwa perempuan itu masih tersegel." ucap Laura, sedangkan Scarlett yang tahu ada alarm bahaya yang akan menimpanya pun langsung berlari keluar Bar berusaha menghindari kejaran orang-orang suruhan Laura .

"Sial! Tangkap dia jangan sampai dia lolos." teriak Laura yang masih bisa didengar oleh Scarlett.

Scarlett berlari memasuki hutan tanpa memikirkan resikonya dan tanpa ia sadari ia sudah masuk terlalu jauh ke dalam hutan tersebut.

Walaupun orang-orang Laura sudah tidak mengikutinya lagi Scarlett tetap saja berlalri masuk semakin dalam ke hutan. Ia masih merasa takut. Dan tanpa sadar ia justru tersesat di dalam hutan lebat itu. Hingga ia mendengar suara perkelahian dan geraman hewan buas dan tanpa di sadari Scarlett mengikuti asal suara tersebut.

Berjalan dengan perlahan mengandalkan keberaniannya untuk memuaskan rasa penasarannya.

🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾🐾

- Satu kata buat Scarlett?

- Satu kata buat Laura?

× DON'T JUDGE MY STORY ×
× AND PLEASE, DON'T COPY MY STORY ×

⚠IF YOU LIKE MY STORY, DON'T FORGET TO VOTE 🌟 AND COMMENT 💬⚠

FOLLOW MY ACCOUNT!

Love you Guys💙,
Sorbey.

My Mate • END •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang