Boss 36 (1)

19.8K 2.7K 377
                                    

--Flashback on--

Kita akan mengawali kisah ini dengan tahun-tahun dimana semua masih belum tertata seperti di jaman pemerintahan Jeno.

Kita akan kembali ke masa dimana semua masih baru saja dimulai, tepatnya beberapa hari setelah Taeyong, Mark dan Jeno di selamatkan oleh Chanyeol.

Sang penguasa Black Tigers itu terlihat menatap sebentar kearah putranya yang saat itu masih berusia 12 tahun.

"Kau yakin akan memimpin penyerangan itu? Kau bahkan baru saja kembali" tanya Chanyeol yang dibalas Jaehyun dengan anggukan pelan.

"Ayah tidak percaya padaku? Menghabisi parasite seperti mereka bukan hal sulit"

"Aku percaya itu Prince, hanya saja-- pertikaian yang terjadi kali ini cukup pelik, apalagi ditambah ini merupakan konflik dengan kelompok besar di Chicago"

"Aku bisa menangani itu Ayah, setidaknya dengan membuat mereka tunduk" yakin Jaehyun tanpa ragu yang membuat Chanyeol menghela napas pelan.

"Baiklah. Jika mereka memang tidak bisa diajak berdamai, setidaknya ikat mereka dengan sebuah perjanjian. Meskipun butuh waktu untuk membuat mereka tunduk, kita bisa meminimalisir pemberontakan yang akan mereka timbulkan di wilayah America" ucap Chanyeol yang dibalas Jaehyun dengan anggukan.

"Kalau begitu aku pergi Ayah, sampaikan maafku pada Papa karena tidak pulang lagi untuk waktu yang lama" pamit Jaehyun sebelum melangkah pergi meninggalkan Chanyeol yang hanya menatap punggung sang putra yang menghilang dibalik pintu.

"Sepertinya aku terlalu keras mendidikmu Prince, sekarang sosok pangeran kecil-ku sudah tumbuh dewasa lebih cepat" gumam Chanyeol seraya membuka laci mejanya dan mengeluarkan sebuah amplok coklat.

Saat membuka isinya Chanyeol justru hanya diam menatap beberapa lembar foto yang ada disana.

"Lee Taeyong" gumamnya lagi dan beralih menatap foto lain dari 2 orang bocah laki-laki yang terlihat tampan diusia belianya.

"Kalian tampan sekali" kekeh Chanyeol yang tersenyum tipis dan mengambil foto lain berukuran kecil dan menyelipkan foto itu di dalam dompet sebelum kembali menatap foto itu lagi.

"Inilah, calon-calon pewarisku di masa depan dan aku akan membiasakan kalian dengan dunia kami tanpa kalian sadari pangeran-pangeran kecil" lanjut Chanyeol yang tersenyum angkuh dengan ekspresi tak terbaca.

***

Beberapa tahun kemudian, disebuah sekolah dasar.

"Lepas. Kalian mau 'ku pukul?" teriak seorang bocah laki-laki bertubuh gempal dengan pipi yang terlihat cubby seraya menatap tajam beberapa orang anak lain yang tengah membully dirinya.

"Memukul katanya. Kalian dengar itu? Anak tidak diakuin oleh orang tuanya ini akan memukul kita" ejek mereka yang terdengar menertawakan dirinya.

"Siapa bilang! Minhyung punya Papa!" balasnya tidak terima.

"Owh iya? Dimana? Ck. Satu-satunya anak yang tidak pernah diantar sekolah hanya kau, ahh jangan-jangan kau dibuang orangtuamu karena tidak diinginkan" ejek salah seorang anak lagi.

"Ciapa yang kalian bilang anak tidak diinginkan?" tanya seseorang dibelakang mereka yang membuat mereka menoleh.

"Jeno? Pergi J, Hyung bisa menangani mereka sendiri" suruh Mark yang tidak didengar Jeno.

"Ck. Adiknya juga kesini rupanya, heh! Anak kelas 4 harusnya kau tidak ikut campur urusan kakak kelas" hardik seorang anak berperawakan lebih besar dari Jeno itu.

"Aku memang macih kelass 4 tapi aku yakin bica mengalahkan kalian cemua" balas Jeno tanpa rasa takut.

"Sombong sekali kau. Teman-teman, ayo kita beri pelajaran mereka berdua" ajak anak di depan Jeno yang sontak menyerang Lee bersaudara hingga perkelahian diantara mereka tidak terelakkan.

Pertengkaran dan perkelahian itu terjadi cukup lama hingga--

"Berhenti kalian!" seru seorang guru yang memergoki perkelahian itu hingga membuat mereka semua sontak menoleh.

Jeno yang tadi mendapat beberapa pukulan terlihat meringis pelan, saat merasakan nyeri dari memar dipipi kirinya.

"Yung. Baik?" tanya Jeno yang justru menghampiri Mark tanpa mempedulikan lukanya sendiri.

Saat menatap luka-luka ditubuh sang kakak, seketika itu juga mata Jeno terlihat menggelap karena rasa marah dan bersalah.

"Tidak ada yang boleh pulang sebelum kalian ikut denganku keruang konseling. Semuanya tanpa kecuali" tekan sang guru seraya memerintahkan mereka semua untuk mengikutinya.

"Hyung bisa jalan sendiri" ucap Mark yang memilih melangkah lebih dulu sementara Jeno terlihat diam di tempatnya.

"Kakek malaikat. Jeno mau buat permohonan lagi" gumam Jeno yang masih diam menatap punggung sang kakak yang melangkah terpincang di depannya.

"Kelualkan anak-anak nakal itu, Jeno ndak cuka dengan meleka" lanjutnya sebelum berlari kecil menyusul Mark untuk membantu sang kakak berjalan.

Sementara itu, tanpa mereka sadari terlihat seorang pria dewasa dengan raut wajah dingin ternyata tengah menyaksikan semua yang terjadi tidak jauh dari sana.

Dia menyeringai tipis.

"Dikabulkan Little Prince"





"Dikabulkan Little Prince"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Mrs

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mrs.Oh

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang