Boss 38 (1)

17.4K 2.7K 191
                                    

Mungkin semua permasalahan sudah diatasi. Baik menyangkut Black Tigers ataupun masalah keluarga Suh.

Beberapa hari berlalu setelah Mark sadar dia bahkan sudah diijinkan pulang hari ini.

Tapi satu masalah yang belum terselesaikan yaitu terkait Haechan dan Mark.

Apa kalian percaya saat kukatakan kalau sampai detik ini Haechan belum sekalipun bertemu dengan sang kekasih?

Bukan tanpa alasan itu terjadi. Bukan karena Haechan yang tidak ingin bertemu tapi Mark yang seolah menghindar.

Haechan paham, kalau mungkin Mark kecewa atau mungkin marah padanya tapi-- bukankah dia sudah tau alasannya?

Kenapa hal ini harus di perpanjang?

Haechan menghela napas kasar saat untuk kesekian kalinya ia harus menelan kekecewaan saat mendapati ruangan tempat Mark dirawat sudah kosong.

Bahkan saat pulang saja Mark tidak mengatakan apa-apa.

Akhirnya Haechan memilih membawa kakinya melangkah pergi dan tujuannya saat ini adalah markas besar Black Tigers.

Mungkin saja dia bisa meminta sedikit saran dari Jeno dan Jaemin.

Setibanya ditempat tujuan, Haechan hanya mengangguk membalas sapaan semua orang yang dia lewati.

"Sedang apa disini?" tanya seorang pria tampan yang sepertinya heran dengan wajah murung Haechan.

"Mencari Jeno, kau sendiri sedang apa disini Hyunjin?"

"Ahh. Itu Hyung, aku diminta Ayahku mengantar sesuatu pada Jeno"

"Panggil dia Hyung bodoh. Kebiasaan sekali kau" kesal Haechan yang sepertinya terbawa suasana hatinya membuat Hyunjin meringis.

"Sensi sekali sih, Jeno saja tidak keberatan" sungut Hyunjin dengan gumaman.

"Ck. Pergi sana kau. Mengganggu saja" usir Haechan yang kembali melangkah.

"Owh. Iya. Salam untuk uncle Taehyung dan uncle Kookie. Maaf aku baru tau kalau dia Ayahmu" lanjut Haechan sebelum benar-benar pergi meninggalkan Hyunjin yang hanya mengangkat bahu dan ikut melangkah pergi dari sana.

"Dimana Boss? Dia didalam?" tanya Haechan pada salah seorang yang berjaga tidak jauh dari ruangan Jeno.

"Boss ada diruang senjata, dia dan nyonya Boss sedang memeriksa pasokan senjata yang baru tiba" jawab penjaga itu yang diangguki mengerti oleh Haechan yang langsung berjalan menuju tempat Jeno dan Jaemin berada.

"Kalian sudah selesai?" tanya Haechan sesaat setelah melihat jika Jeno baru saja memberi perintah pada anak buahnya.

"Ada apa?" tanya Jeno tanpa menoleh.

"Mark" ucap Haechan pelan yang membuat Jeno mengangguk seolah paham.

"Dia masih menghindarimu?"

"Bukankah dia sudah keterlaluan jika begini?" tanya Haechan yang dibalas Jeno dengan kekehan pelan sementara Jaemin memilih diam tanpa mengalihkan fokusnya dari beberapa revolver yang dia periksa.

"Itulah. Kau terlalu menganggap remeh akan sesuatu. Bukankah aku sudah memberimu kesempatan untuk jujur pada Hyung-ku? Kau tau Chan, kami sudah mengalami banyak hal sejak kecil, Hyung-ku tidak hanya berusaha menjadi kakak yang baik untukku tapi dia juga berusaha menjadi sosok Ayah" ucap Jeno yang kali ini menatap lurus kearah Haechan.

"Mungkin menurutmu kebohonganmu adalah hal sepele, tapi kau lupa-- sebuah hubungan yang dilandasi kebohongan adalah palsu, karena tidak menutup kemungkinan kalau nantinya justru hidupmu akan dipermainkan keadaan dan kepalsuan. Jangan berbohong jika kau ingin menyelesaikan sebuah masalah.  Karena ketika kau berbohong, akan muncul masalah lain begitu juga dengan kepercayaan yang akan hilang" lanjut Jeno yang membuat Haechan terdiam.

"Tapi, bukankah dia sudah tau tentang alasanku? Hendery bilang kalau Mark bahkan sudah tau semua ini sejak lama. Dia bahkan sudah tau tentang siapa aku" kilah Haechan yang entah kenapa justru membuat Jeno tersenyum tipis.

Lebih tepatnya tersenyum sarkas.

"Sekali lagi-- Kau melakukannya lagi Haechan. Sekarang kau bukannya menyadari dimana letak kekecewaan itu tapi justru mencari pembenaran akan sikap dan pilihanmu" sinis Jeno seraya meletakkan pistol yang sejak tadi dia pegang.

"Apa maksudmu?" tanya Haechan yang menatap tajam kearah Jeno.

"Ada yang bilang. Berbohong atau menyembunyikan sesuatu itu memang hak semua orang. Tapi kita juga harus ingat. Kalau jangan pernah berbohong karena setiap orang menginginkan kejujuran, terutama orang yang mencintaimu" balas Jeno yang seketika membuat Haechan tersadar akan apa yang terjadi sekarang.

Bukan alasan Haechan menutupi masalahnya yang membuat Mark menghindarinya, tapi tidak lain adalah ketidak jujurannya.

Apa yang sudah dia lakukan seolah-olah kalau dirinya tidak mempercayai pria itu. Bahkan saat Mark melamar dirinya 'pun Haechan memilih bungkam.

"Sudah tau dimana hal yang harus diperbaiki?" tanya Jaemin yang akhirnya ikut bersuara membuat Haechan tersadar dan dengan segera berlari pergi meninggalkan Jeno dan Jaemin yang hanya saling melempar pandangan.

"Aku baru tau kalau kau bisa berbicara bijak begitu?" ucap Jaemin yang membuat Jeno mengangkat bahu acuh.

"Tidak sengaja. Aku membacanya di buku milik SungChan beberapa bulan lalu, kebetulan ingat" jawab Jeno yang membuat Jaemin tertawa.

"Gemasnya. Tapi-- memangnya SungChan membaca buku semacam itu?"

"Tidak tau. Anak itu mengoleksi berbagai genre" ujar Jeno lagi yang kali ini tertawa bersama Jaemin.


.
.
.
Apa ada yg sependapat?
Kalau kebohongan yang paling membekas itu, adalah kebohongan yang dilakukan oleh orang yang paling kita percaya?
.
.
Mrs.Oh

MAFIA IN LOVE / BOSS (END) Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz