The Wedding (2)

1.2K 57 3
                                    

Hello, good morning

Hope you are in good and healthy condition

Semoga kita dan keluarga selalu diberi kelancaran dan kesabaran dalam menjalankan ibadah puasa, ibadah wajib dan sunnah di bulan suci Ramadhan ini

Aamiin Aamiin Aamiin

😊😊😊

Please enjoy this story

Happy reading

🙂🙂🙂












🌹🌹🌹🌹🌹

















Setelah acara lamaran itu. Daaniyaal disibukkan dengan persiapan pernikahannya. Begitu juga dengan Ai dan kedua teman Daaniyaal. Toni dan Riky sibuk menghubungi pihak WO untuk persiapan resepsi pernikahan. Daaniyaal harus bolak balik ke kota untuk membuat surat di kantor kecamatan yang tertera di kartu identitasnya. Untuk pekerjaan mereka bertiga, tenang saja. Karena sudah mulai menuju tahap finishing. Dan mereka bertiga bergantian untuk melakukan pengecekan.

Dan Ai pun hampir sama dengan Daaniyaal. Dia mengurus surat - surat mulai dari ketua RT sampai ke KUA. Untuk orang tua Ai, beliau mempersiapkan kebutuhan pernikahan. Seperti acara pengajian sebelum ijab qobul. Ijin kepada ketua RT dan sebagainya.

Bertemu di lokasi pembangunan jembatan. Sebulan menjadi teman dekat. Dalam waktu satu bulan mereka menikah. Daaniyaal dan Ai, saling berkenalan selama 2 bulan langsung memutuskan untuk menikah. Sekarang adalah hari bahagia Mereka.

Rumah sederhana itu sudah diubah menjadi indah dengan hiasan bunga warna warni yang cantik. Background putih menjadi latarnya, yang membuat rumah itu menjadi tampak indah. Tenda - tenda terpasang di jalan depan rumah. Pondok - pondok kecil berjajar disana yang bertujuan untuk memanjakan para tamu.

Sang mempelai wanita yang sedang dirias di dalam kamarnya. Dia tampak tenang dan selalu tersenyum. Padahal tidak ada yang tahu, jika sebenarnya dia sangat gugup. Dia tersenyum karena berusaha untuk mengurangi detak jantungnya yang berpacu sangat cepat. Proses rias sudah selesai, tetapi Ai tetap berada di kamar pengantinnya.

Kamar yang biasanya berisi barang - barangnya, sekarang kamar tersebut diubah. Terlihat banyak kain putih mengelilingi tembok. Ranjang yang dibungkus dengan seprai putih. Hiasan bunga - bunga mawar yang terpasang di beberapa sudut ruangan, membuat kamar itu terlihat cantik dan indah.

"sudah bisa dimulai acaranya?" Ai tersadar dan mulai gugup lagi saat mendengar suara interupsi laki-laki yang berbicara di luar

“kita mulai ya acaranya sekarang," suara laki-laki itu terdengar lagi dan menambah kegugupan dan kegelisahan Ai

"bismillahirrahmannirahim…, saya nikahkan dan kawinkan putri saya, Alaika Zahra Yahya binti Sulaiman dengan Muhammad Daaniyaal Aldijaya dengan seperangkat alat shalat serta 50 gram logam mulia, dibayar tunai," terdengar suara laki-laki tua yaitu bapak Ai. Ai yang mendengar suara bapaknya itu, tiba-tiba merasakan tubuhnya gemetar. Air matanya meluncur bebas tanpa sepengetahuannya. Ada rasa bahagia dan sesak dalam hatinya. Merasa sedikit berat karena pada kenyataannya dia tidak lagi menjadi milik bapaknya, tetapi milik suaminya.

"bismillahirrahmannirahim…," Daaniyaal melafakan basmalah di dalam hati

"saya terima nikah dan kawinnya Alaika Zahra Yahya binti Sulaiman dengan seperangkat alat shalat serta 50 gram logam mulai, dibayar tunai," air mata Ai sudah tidak bisa dicegah lagi saat mendengar laki-laki itu mengucapkan ijab qobul nya. Penata rias kerepotan menghapus air mata Ai yang menetes.

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now