My Sadness (2)

1.4K 67 1
                                    

We meet again in Saturday 😁😁😁

Hope you all are healthy and in good condition

Please enjoy this story

Happy reading

😉😉😉













🌹🌹🌹🌹🌹
















Ai cukup senang dan bangga, karena Dion sudah bisa mengikuti kata apa yang Ai katakan. Sudah cukup belajar berbicara untuk Dion hari ini. Karena anak yang sednag belajar berbicara, menang dimulai dengan mengikuti kata terakhir yang diucapkan. Pendengar yang ditangkapnya sudah lengakap, tapi cara mengucapkannya memang baru bisa diucapkan dari akhir kata saja. Hanya perlu diajarkan setiap hari atau berkala.

Bahkan Dion juga sudah mengenal orang di sekitarnya. Itu pun sudah perkembangan yang baik. Bahkan dia juga bisa menyebutkan orang yang dikenalnya walaupun hanya kata terakhir yang terucap. Itu tandanya, perkembangan Dion sesuai dengan usianya dan tidak mengalami keterlambatan perkembangan.

Ai senang bahwa dia mengetahui tentang perkembangan anak. Ai juga bersyukur karena walaupun dia bekerja di luar dari lulusan sekolahnya, dia bisa mendapatkan ilmu yang sangat berguna untuk mengamati perkembangan anak. Ai juga sedikit tahu, apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan kemampuan anak.

"Dion mau ketemu nenek dan kakek?" tanya Ai

Dion yang tidak mengerti maksud bundanya itu hanya bisa diam sambil menatap sang bunda. Kemudian Dion menganggukkan kepalanya sambil mengeluarkan suara khas bayi yang terdengar lucu.

"okay. Kita telepon kakek dan nenek ya!" kata Ai

Ai menelepon orang tuanya yang berada di kampung. Dia menggunakan mode video agar dapat melihat mereka, karena Ai juga sangat merindukan orang tuanya tersebut. Sekalian Ai juga ingin mengenal Dion kepada mereka.

Tuuut….tuuut...tuuut….

Suara dering panggilan masih terdengar. Ai dan Dion sedang menunggu panggilan yang belum juga diangkat oleh nomor yang dituju. Layar menampakkan wajah Dion yang terlihat sangat lucu, sehingga membuat Dion tertawa lucu karena melihat wajahnya sendiri. 'Setidaknya, Dion tidak bosan menunggu panggilan tersebut diangkat,' pikir Ai.

Tiba-tiba wajah Dion berganti dengan wajah seorang wanita. Wanita itu memakai jilbab instan berwarna hijau tua. Wajahnya juga terlihat tua karena dia memang sudah berumur. Wanita itu adalah ibu Ai.

"Assalamualaikum… Ai.." wanita itu mengucapkan salam

"wa'alaikumsalam… ibu… “ jawab Ai, "ibu bisa lihat Ai?" tanyanya

"kamu dimana Ai? Kamu pulang?" tanya ibu dengan ekspresi bingung

Dion yang menatap layar habya bisa diam melihat gambar wanita disana sedang menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu. Kemudian Dion memukul - mukul ponsel milik Ai sambil sesekali mengeluarkan suara tawa khas bayi yang terdengar lucu dan menggemaskan.

"Ai, kamu dimana, nak? Suara apa itu?" tanya ibu Ai yang semakin bingung karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Ai, malah dikejutkaan dengan suara bayi.

"bu, Ai ngga pulang bu," jawab Ai dengan suara lembut, "Ai masih di kota, bu."

"ibu kira kamu pulang," ibu menanggapi dengan suara kecew

"insyaallah nanti kalo ada waktu, Ai pasti pulang, bu," kata Ai

"bu, coba lihat di layar handphone ibu!" pinta Ai

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now