Happiness (1)

1K 54 3
                                    

Hello, good morning

We meet again in Saturday 😁😁😁

Hope you all are healthy and in good condition

Please enjoy this story

Happy reading

😉😉😉

















🌹🌹🌹🌹🌹


















“Mereka (orang-orang yang sabar) itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.”
(QS Al- Baqarah: 157)


"bunda, Nina berangkat dulu, ya," gadis itu berjalan ke arah Bundanya dan mencium tangan kanannya,  "assalamualaikum…"

"iya. Sekolah yang bener ya! Dengerin pelajaran dari guru! Wa'alaikumsalam…." jawab wanita yang dipanggil bunda

Gadis yang memakai seragam putih biru itu mencium pipi kanan dan kiri bundanya. Begitu juga wanita itu. Mereka berdua sekarang ada di depan rumah dengan Dion yang sedang duduk di kursi yang ada disana.

"kak Nina berangkat sekolah dulu ya. Adek Dion harus nurut sama bunda ya," kata gadis bernama Nina
Bayi kecil itu menganggukkan kepala, "a.." (iya)

"pinternya adek kak Nina!" kata Nina sambil menciumi Dion dan Dion tertawa menerima ciuman dari kakak perempuannya

"da.. Ak Ia," kata Dion sambil melambaikan tangannya (dada kak Nina)

"dada Dion. Assalamualaikum… " kata Nina sambil melambaikan tangannya dan berjalan menuju mobil

"ikum…lam.." jawba Dion (wa'alaikumsalam…)

Ai yang duduk di samping Dion, membantunya melambaikan tangan kecil itu. Dion terlihat bersemangat melambaikan tangannya ke kakaknya yang sudah berada di mobil. Bahkan bayi kecil itu melakukan kiss bye kepala kakaknya. Ai yang melihatnya tertawa geli melihat aksi menggoda bayi kecil itu.

"hebatnya putra bunda! Sudah bisa kiss bye juga," kata Ai sambil mencium kepala dan pipi bayi mungil itu

"Ion ter nda," jawab bayi kecil itu dengan ekspresi senangnya (Dion pinter bunda)

"bunda.." suara laki-laki terdengar memanggil dari dalam rumah

"eh…." Ai menunjukkan ekspresi pura-pura terkejut sambil menatap Dion, "suara kak Nino."

"ak Io?" tanya Dion memperlihatkan ekspresi terkejutnya juga (kak Nino?)

Ai yang melihat ekspresi Dion, tertawa geli dengan suara kecil. Dia tertawa karena raut wajah Dion sangat lucu dan menggemaskan. Ai menciumi wajah Dion. Dion tertawa keras karena geli mendapat ciuman dari bundanya. Dion juga membalas mencium bundanya.

"ayo ke dalam! Kita lihat kak Nino," ajak Ai sambil berjalan dengan Dion yang berada di gendongannya

Terlihat laki-laki bertubuh tinggi dengan baju seragam putih abu - abunya, berjalan menuruni tangga. Laki-laki itu sudah terlihat rapi dengan dasi yang terpasang di lehernya dan tas yang tersampir di punggung sebelah kakaknya.

"kak Nino sudah rapi tuh," tunjuk Ai dan Dion melihat kakak laki-lakinya itu

"sarapan dulu, kak," ajak Ai sambil berjalan menuju meja makan

"bunda dari mana?" Nino berjalan mengikuti bundanya

"antar Nina ke depan," jawab Ai sambil menarik kursi

"lho, Nina udah berangkat?" tanya Nino yang sudah duduk di kursi meja makan

"iya, kan adikmu itu sudah jelas 12. Jadi dia berangkat pagi untuk ikut pelajaran tambahan," kata Ai yang mendudukan Dion di kursi bayinya

"biar Nino sendiri aja, bun," tolak Nino saat bundanya akan mengambilkan sarapan untuknya

"bunda udah makan?" tanya Nino yang sedang mengambil nasi goreng

"belum. Tadi bunda cuman nemenin Nina sarapan sekalian menyuapi si kecil tampan ini," kata Ai sambil mencium bayi kecil di sampingnya yang sedang bermain dengan playdough nya

"makan sekalian, bun. Temenin aku sarapan," kata Nino

"okay, bunda ambil piring dulu," Ai berjalan untuk mengambil piring bersih di dapur

"Nino pernah bolos pelajaran atau bolos sekolah?" tanya Ai saat mereka sedang menikmati sarapan

"ya ngga lah, bun. Nino bolos pelajaran kalo jam kosong aja," jawab Nino sambil nyengir

"ya sudah. Nino boleh bergaul dengan siapa saja! Ngga perlu membeda - nedakan. Cuman bunda pengen, Nino juga harus bisa memilih mana yang baik dan yang buruk!“ kata Ai

"iya bunda. Nino tahu. Nino ngga akan ngecewain papa dan bunda," kata Nino

Ai menganggukkan kepala, "bunda cuman takut. Karena di berita, banyak anak sekolah yang salah pergaulan dan banyaknya pem- bully-an," kata Ai
Nino menganggukkan kepala. Kemudian, Ai bertanya lagi, "Nino, di sekolah ngga mem-bully, kan?"

Nino terkejut dengan pertanyaan bundanya itu, "ngga lah bun. Nino ngga pernah bully orang," jawab Nino dengan nada tersinggung

"bukannya bunda menuduh, bunda hanya takut saja. Tapi Nino juga ngga di-bully di sekolah, kan?" kata Ai dengan rasa bersalah

“ngga bunda. Nino ngga di-bully sama murid lain kok," jawab Nino

"alhamdulillah, kalo Nino ngga di-bully," jelas bundanya

"bunda takut, soalnya kamu kan pendiam dan berasal dari keluarga berada. Takutnya ada temenmu yang memanfaatkanmu dan kamu takut bilang ke bunda atau papamu," lanjut Ai

"ngga, bun. Nino di sekolah pendiam tapi juga galak, bun," jawab Nino

"hah… Nino galak?" kata Ai terkejut

"iya, bun. Nino tuh, kalo di sekolah diem, tapi kalo ada yang ganggu Nino, langsung Nino marahin," jawab Nino santai

"syukurlah. Nino bisa jaga diri. Yang penting jangan bertengkar!" kata Ai dan Nino memberikan tanda like sambil tersenyum

"Nino berangkat dulu, bun. Assalamualaikum…." pamit Nino sambil mencium tangan kanan Ai

"iya. Hati - hati nyetir motornya! Jangan ngebut!" nasehat Ai dan Nino mencium kepala Dion yang sedang asyik bermain playdough

"iya bun," jawab Nino, "kakak berangkat dulu, Dion kecil," Nino mengambil tangan kanan Dion dan mengarahkan ke pipi chubby Dion.


















🌹🌹🌹🌹🌹

















Enough for today

Please waiting for the next update in the next Saturday 😊😊😊

Don't forget vote and comment

Follow fanyawomenly

Thank you have waited this story

Thank you have read this story

Thank you have voted and commented

Have a nice day

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now