His Children (2)

1.3K 55 0
                                    

Hello, good afternoon

Hope you are in good and healthy condition

Taqabballahu mina waminkum taqabbal ya karim
Selamat Idul Fitri 1442 H
Mohon maaf lahir batin
🙏🙏🙏😊😊😊

Please enjoy this story

Happy reading

🙂🙂🙂












🌹🌹🌹🌹🌹














Sekitar pukul 6 pagi, Ai turun ke lantai satu setelah dia selesai mandi dan berdandan. Padahal dia hanya memakai bedak dan sedikit lip-mate agar terlihat segar dan tidak pucat. Tapi kan itu termasuk memakai make up, kan? Ai mengenakan baju gamis dengan kerudung yang berwarna senada. Ai berjalan melihat sekeliling rumah, tampak sangat sepi dan dingin. Lalu dia mendengar suara di dekat ruang makan, Ai berjalan mendekati suara itu.

"Assalamualaikum…. Selamat pagi," sapa Ai saat dia melihat ada seorang wanita yang sibuk di dapur

"wa'alaikumsalam…. Selama pagi, nyonya," sapa wanita itu memutar tubuhnya untuk menghadap ke suara yang menyapa

Wanita itu sedikit terkejut karena baru pertama kali mendengar ada yang mengucapkan salam di rumah ini. Karena selama wanita itu tingga di rumah ini, dia tidak pernah mendengar sang majikan mengucapkan salam. Apalagi berbicara dengan pelan dan lembut seperti wanita di depannya, yaitu majikan barunya. Dia adalah istri kedua tuan Daaniyaal.

"sedang apa, bi?" tanya Ai ingin tahu dan berjalan mendekat bibi

"saya sedang masak untuk sarapan, nyonya," jawab bibi dengan ekspresi terkejut saat majikan barunya itu mendekat

"mau masak apa?" tanya Ai saat dia melihat ada wajan, cobek, bawang yang sudah dikupas, cabai yang baru setengah diiris

"kalo pagi, sarapannya nasi goreng sama telur mata sapi, nyonya," jawab bibi

"boleh, saya bantu?" tanya Ai dengan senang saat tahu menu makanan untuk sarapannya tidak terlalu sulit

"Tidak perlu, nyonya. Biar saya saja. Nyonya cukup tunggu saja," tolak bibi dengan halus

"tidak apa-apa, bi. Saya sudah biasa berada di dapur waktu di desa," jawab Ai dengan tersenyum

"maaf, nyonya. Jangan! Nanti saya dimarahi tuan Daaniyaal," tolak bibi dengan nada takut

Mendengar ketakutan pada suara bibi, "baiklah kalo begitu. Maaf sudah menganggu kegiatan bibi."

"iya, nyonya. Terima kasih," jawab bibi dengan ekspresi leganya

"nyonya bisa keliling rumah, atau duduk di balkon atas, nyonya. Menikmati suasana pagi dari atas, nyonya. Sejuk," saran bibi

Ai menganggukkan kepalanya mendengar saran bibi, "okay, bi. Terima kasih."

Ai pun berjalan meninggalkan dapur menuju tangga. Dia menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya yang tadi. Dia mengambil ponselnya yang dia taruh di meja rias. Kemudian dia berjalan menuju pintu. Dia membuka pintu tersebut. Terdapat kursi yang berjajar disana. Di depannya ada meja Bundar kecil dengan vas bunga di tengah. Terdapat beberapa pot berisi tanaman daun hisa ynag diletakkan di sudut.

Ai berjalan menuju kursi itu. Kursi tersebut terasa empuk karena ada alas bantal. Dia memandangi langit yang berwarna orange, dimana sinar matahari yang mulai muncul. Jalannan depan komplek yang terlihat lumayan sepi, hanya ada beberapa orang yang sedang jogging. Warna hijau juga terlihat di halaman rumah. Rumput yang rapi dan tanaman yang masih dalam proses pertumbuhan karena tingginya sekitar satu meter.

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now