Daaniyaal's Children

1K 51 0
                                    

Hello, good night

We meet again in Saturday 😁😁😁

Sorry, I update at night. I am very busy. I give private lesson to my students because next week starts exam huft...

So, next week to next month, I get busy because the exam finishes at the middle od December

Hope you all are healthy and in good condition especially the students

Please enjoy this story

Happy reading

😉😉😉

















🌹🌹🌹🌹🌹


















"Sungguh, segala sesuatu yang dihiasi kelembutan akan nampak indah. Sebaliknya, tanpa kelembutan segala sesuatu akan nampak jelek." (HR Muslim)



Sudah hampir 3 bulan lebih Ai berperan sebagai istri Daaniyaal dan ibu untuk anak - anaknya. Penolakan yang ditunjukkan swcara langsung dari keluarga Daaniyaal membuat Ai sedikit merasa rendah. Pasalnya, tidak hanya penolakan, tetapi juga hinaan yang membuatnya menjadi kecil hari. Tapi meskipun begitu, Ai tetap berusaha untuk menghadapinya. Dengan kesabaran, pasti semuanya akan berubah. Ai yakin itu.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Setelah shalat maghrib, yang dilanjut membaca Al Qur'an sampai tiba adzan isya', Ai bergegas melaksanakan shalat isya' di dalam kamarnya. Dia shalat sendiri karena dua hari yang lalu, suaminya, Daaniyaal bertugas di luar kota lagi.

Dion yang berada di kamarnya sedang bermain dengan pengasuhnya, karena jadwal tidur Dion pada malam hari adalah pukul 8 atau 9 malam. Ai membiarkan bayi kecil itu bermain dahulu. Dia berjalan menuju kamar yang berada di depan kamarnya. Kamar yang dia kunjungi pertama  adalah kamar sang anak tertua, yaitu Nino.

Tok… tok… tok….

Ai mengetuk pintu tetapi tidak ada sahutan dari sang pemilik kamar, "bunda masuk ya!" kata Ai

Ai membuka pintu menggunakan tangan kanannya karena tangan kiri digunakan untuk membawa nampan yang berisi satu gelas susu hangat untuk sang anak.

Ai melihat seorang laki-laki yang berbadan tinggi sedang duduk di meja belajarnya, saat dia sudah masuk ke kamar itu. Laki-laki itu terlihat sedang sibuk dengan laptopnya yang berada di mejanya. Meja belajarnya terlihat penuh tapi tidak berantakan. Buku paket yang tertumpuk di samping laptopnya. Ada pensil yang menyerupai bolpoint, yang sering disebut pensil tik atau pensil mekanik. Pensil itu berada di salah satu buku paket yang masih terbuka.

Ai berjalan menuju dimana laki-laki itu berada. Kemudian, Ai meletakkan susu yang tadi dibawanya di meja kecil yang berada di samping kasurnya. Ai berjalan mendekati laki - laki yang berada di meja belajarnya. Laki-laki itu adalah Nino. Nino terlihat melirik Ai yang dengan percaya dirinya memasuki kamarnya. Dia memperlihatkan ekspresi tidak suka terhadap Ai.

"Nino lagi belajar apa?" tanya Ai saat sudah berada di samping Nino. Tidak ada balasan dari Nino karena dia sedang sibuk dengan acara belajarnya.

"itu pelajaran Kimia, ya?" tanya Ai lagi yang melihat beberapa kode huruf yang terdapat di buku paket dan terdapat gambar bentuk bercabang seperti kerangka, yang sangat memusingkan bagi Ai

Jadilah Ibu Untuk Anak-anak KuWhere stories live. Discover now