Bertemu dengan Taehyung adalah takdir yang paling tidak disangka, mungkin bertemu seniman tampan sekaligus pemilik gedung-gedung tinggi itu akan terasa biasa saja jika dia seorang manusia normal.
Tapi bagaimana jika dia seorang iblis setengah seriga...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
“LAKUKAN SESUATU! CEPAT!!”
Entah darimana asalnya, Taehyung tiba-tiba saja muncul diruangan itu, bagai kabut yang berhembus cepat.
Menggendong Jungkook yang sudah lemah disana, wajah pucat pasi ditambah darah yang masih saja mengucur.
Matanya tertutup rapat, anggap saja ia pingsan, karna hanya itu yang ingin Taehyung pikirkan.
Tanpa basa-basi, Dokter Kim dengan sigap membuka pintu sisi yang berisikan ranjang khas rumah sakit, memberi intruksi pada beberapa perawat yang sejak tadi memang berada di sampingnya.
Bingung, mencerna dari mana asalnya pasien ini saja masih melayang dikepala setiap perawat itu.
Dan sekarang sudah disuguhi lelaki dengan penuh luka di perutnya.
Sempurna sudah Jungkook mengisi ranjang sempit itu, terkulai lemah dengan keadaan yang berantakan.
Disisi lain Taehyung tengah menyandar frustasi pada ruangan itu, mengusak rambutnya acak dengan pikiran kalut, menangis dalam diam begitu pilu.
Buka matamu, buka matamu Jungkook, kumohon..
Taehyung terus merapalkan apapun yang bisa ia bisikan, khawatirnya tidak hilang sedikitpun, walaupun kini sudah cairan kesekian yang Dokter itu suntikan pada tubuh omeganya.
“hanya..kontraksi pertama”
Taehyung mendekat dengan amarah, “kontraksi? kontraksi apanya! Apa yang bayi itu lakukan! Aku tidak buta! Lihat guratan itu brengsek! Gunakan matamu!”
Dokter Kim menciut begitu saja, tangan yang sejak tadi percaya diri, kini gemetar begitu menganggu.
Memang, salahnya. Sebagai Dokter seharusnya ia tahu jelas bagaimana kemungkinan yang akan terjadi, terlebih ini bukan kali pertama.
Namun keinginan kuat Jungkook-lah yang membuatnya turut memberanikan diri untuk mempertahankan bayi itu.
Tapi seharusnya ia tidak membutakan dirinya juga jika bayi itu memang berbahaya.
“sayap--- sayap kecilnya muncul dan mulai menggores dinding perut Jungkook, dan.. dia mulai tumbuh, tapi tidak memakan nutrisi dari apa yang Jungkook konsumsi.. melainkan darahnya— Dia, persis sepertimu dulu, Taehyung..”
“sial—
“k-kingh..”
Suara itu, begitu lemah, mencelos begitu saja. Jungkook sadar begitu cepat, tanpa prediksi, seolah panggilan Taehyung sejak tadi benar-benar didengarnya, atau bahkan memang ia mendengarnya?
