Bertemu dengan Taehyung adalah takdir yang paling tidak disangka, mungkin bertemu seniman tampan sekaligus pemilik gedung-gedung tinggi itu akan terasa biasa saja jika dia seorang manusia normal.
Tapi bagaimana jika dia seorang iblis setengah seriga...
Siang hari yang cukup terik membuat beberapa manusia memilih singgah kedalam cafe yang sejak tadi ramai oleh beberapa pelanggan yang sekedar membeli minum atau beristirahat.
Begitu pula dengan sepasang sahabat itu, sejak pertemuan tidak sengaja dijalan tadi, jungkook berinisiatif mengajak Mingyu untuk ikut ke tempat kerjanya, tentu saja ia masih ingin menghabiskan waktu dengan sahabat yang sejak lama tidak ia temui.
Sebenarnya ini sudah masuk jam kerjanya tapi karna kaka sepupunya itu sedang dalam goodmood jadi ia dengan mudah memberi waktu luang untuknya.
Disinilah keduanya berada, duduk dimeja paling pojok cafe itu, masing-masing memiliki minuman dingin dihadapannya juga beberapa camilan. Hampir setengah jam saling bercerita tentang masa lalu mereka, sambil melihat kendaraan yang hilir mudik diluar sana mengingat lokasi cafe ini yang berada dipusat kota tepat disamping jalan utama yang selalu dilewati banyak orang.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
*Mingyu pov*
Bunny smile itu.. pipi chubby nya, mata bulatnya, tawanya, benar-benar tidak berubah sejak 5 tahun lalu.
Ah.. bahkan sejak kita bertemu dibangku kanak-kanak. Saat dia menjadi murid pindahan disekolahku dan mengenalkan diri dengan senyumnya yang ramah sama seperti sekarang.
"jungkook, aku menyukaimu, kamu lucu, ayo kita berteman"
Hahaha, rasanya baru saja kemarin kita berlarian sepulang sekolah ketaman, atau kabur karna tidak membawa tugas dan saling ejek memperdebatkan hal tak berguna.
"jungkook, aku menyukaimu, aku-mencintaimu, sejak dulu, ayo kita menikah"
Sekarang, apa bisa seperti itu?
Sulit ya? ditambah sekarang ada tanda itu dilehermu, rasanya ingin kurampas kau pergi dari sini, membawamu hanya untukku seorang.
Tapi aku tidak bisa,
Karna aku akan membuatmu kesakitan, membuatmu berjauhan dengan mate mu yang sesungguhnya.
Apa boleh aku se-egois itu, bahkan saat aku tahu, tidak ada diriku sama sekali disana.
Dihatimu.
"hei.. gyu??" sapanya lembut sambil mengibaskan telapak tangan kecilnya dihadapanku.
Ah ternyata sejak tadi aku terlalu sibuk berkhayalan dan sekarang ia menarikku keluar dari sana dan menyadari kenyataan pahit ini lagi.
"e-eh haha maaf" ucapku kaku, lalu kembali mengaduk gelas yang hampir kosong didepanku.
"sebentar lagi aku akan menikah loh" ucapnya sumringah, matanya berbinar seolah mengharapkan respon baik dariku atas berita yang menurutnya bahagia itu.
