Bagian 11 || Sakit

36.6K 3K 35
                                    

Jangan lupa, pencet bintang yang di pojok kiri bawah, baik sebelum maupun sesudah membaca ya Prend. Happy reading! 💙

•••

Saat ini Arsha tengah ada di salah satu cafe dekat kampus Nawa. Dirinya sedang menunggu Amira, bersama Bima, sekretaris keduanya untuk mengadakan meeting.

Ini kali pertama dirinya menunggu, biasanya ia yang sering di tunggu. Lima belas menit kemudian, datang seorang perempuan dengan rok span selututnya menghampiri mereka. Ia adalah Amira.

"Cakep bener Sha, bener-bener mirip 99% sama sih Ana," bisik Bima di telinga laki-laki itu.

Arsha menggeplak paha pria di sampingnya itu. "Udah diem, cepet buka berkasnya."

"Hai, maaf. Nunggu lama ya?" sapa nya.

"Gak juga kok, silahkan duduk." ucap Bima seraya menunjuk kursi di depannya.

Amira tersenyum menanggapi.

"Kita mulai sekarang?" tanya Arsha. Amira mengangguk, tersenyum tipis, memperlihatkan dua lubang kecil di kedua sudut bibirnya.

Mereka mulai sibuk, membahas kontrak kerja sama. Hingga tiga jam berlalu semuanya selesai.

"Wahh ... terimakasih pak Arsha, dan pak Bima. Saya benar-benar masih gak nyangka, kalian mau bekerja sama dengan perusahaan kami, yang masih kecil ini." ucapnya seraya terkekeh kecil.

Arsha tersenyum tipis menanggapi. "Sama-sama."

"Oh ya, apa kalian sudah makan? Jika belum, bagaimana jika kita makan bersama-sama?"

"Kita juga belum makan. Bukan ide yang buruk untuk itu. Mau pesan apa?" ucap Arsha seraya memanggil seorang pelayan untuk memesan makanan. Memang, mereka tadi hanya memesan minuman.

Amira tersenyum mendengarnya. Ia membuka buku menu yang di beri pelayan tadi, dan memilih makanan. Setelah menyatat semua pesanan, pelayan tadi pergi.

"Ternyata kalian punya selera yang sama," celetuk Bima, setelah melihat pesanan tiba.

Arsha dan Amira saling melirik, setelahnya melihat pesanan masing-masing.

Keduanya terkekeh, setelah melihat, sama-sama memesan Wagyu beef rice bowl. Hanya Bima yang berbeda.

"Jodoh kali, ya?" ucap Amira bermaksud bercanda. Di selingi tawa kecilnya.

"Boleh-boleh, saya dukung sampe pelaminan," ucap Bima menanggapi serius ucapan Amira.

Arsha dan Amira saling melirik, mendadak suasana terasa akward.

"Ekhem," Arsha berdehem, mencairkan suasana.

Amira terkekeh bermaksud menghilangkan suasana canggung. "Ya kali, selera makanan sama, bisa berjodoh. Saya cuma bercanda." Arsha dan Bima ikut terkekeh melihatnya.

Ketiganya melanjutkan obrolan ringan, di selingi sedikit tawa. Berbicara dengan Amira, benar-benar menghidupkan suasana. Perempuan itu terlalu
Welcome dan friendly.

Bahkan baru kali ini, Arsha bisa tertawa lepas lagi, juga sedikit terbuka. Setelah lima tahun lamanya di tinggal oleh Ana atau lebih tepatnya 'Nana-nya' Amira benar-benar membuatnya merasakan kembali kehadiran gadisnya, walaupun mereka berbeda. Setidaknya, ada sedikit rasa rindu yang terbebas dari hatinya.

"Haha, huh ... saya gak nyangka loh, kalo pak Bima takut sama kucing. Hewan seimut itu padahal gak ada sisi menakutkannya loh," ucap Amira di sela-sela tawanya. Mendengar cerita lucu dari Arsha mengenai hal-hal konyol Bima terhadap kucing. Bahkan laki-laki gentle itu pernah masuk got hanya karena di kejar-kejar seekor hewan menggemaskan itu.

ARSHAWA [END]Where stories live. Discover now