Bagian 18 || Cantik Tapi Gak Suka

29.7K 2.6K 34
                                    

"Haram hukumnya, jika seorang lelaki menyatakan cinta. Namun tak berniat menikahkan-nya."

.
.
.

Dua manusia berbeda gender di depan sana, sedang latihan untuk acara ulangtahun kampus yang akan di adakan beberapa minggu lagi. Dengan Ridho, yang memetik senar gitar diiringi suara merdu dari Nawa. Di sofa dekat dinding, ada Dea yang menyimak. Itung-itung jadi temennya Nawa, biar gak cuma berduaan doang.

Kurang lebih, sudah dua jam keduanya latihan. Nawa berjalan mendekati Dea yang memegang botol berisi air mineral. Sedangkan Ridho, pamit untuk pulang.

"Mending langsung pulang deh, Na. Langsung tidur. Kasihan tuh mata lo, sayu amat," titah Dea.

Memang semalam Nawa kurang tidur. Ia menunggu Arsha semalaman yang tak pulang, hingga pukul dua belas. Dia sendiri tertidur di sofa ruang tengah. Dan terbangun pukul tiga untuk shalat tahajjud, dan di lanjuti membaca Al-Qur'an hingga adzan subuh berkumandang. Bisa di hitung jari, hanya beberapa jam gadis itu tidur.

"Iya deh, langsung pulang aja." ucapnya seraya menutup botol, yang telah ia minum airnya.

"Yaudah ayo. Mau mampir dulu gak? Lo juga belum makan siang kan?"

Nawa menggeleng sebagai jawaban. "Belom. Mau makan dimana?"

"Rumah Masakan Padang yang dekat Alfa aja gimana?"

Nawa mengangguk antusias. Mendengarnya saja sudah membuat perutnya keroncongan.

"Ayo, ayo! Gass!"

***

"Mau mampir gak?" tawar Nawa pada Dea, ketika telah sampai didepan gerbang mansionnya.

"Gak dulu deh. Gue mau ke Gereja. Lo istirahat aja, kalo gue mampir lo gak jadi tidur lagi nanti,"

Nawa mengangguk. "Oke deh, makasih ya. Hati-hati di jalan." Nawa turun dari mobil.

"Yo'i. Sama-sama. Gue duluan." Lamborghini yang di Kendarai Dea, melaju meninggalkan pelataran rumah. Nawa pun membuka gerbang, terlihat mobil milik suaminya telah terparkir di garasi. Ia berjalan memasuki halaman rumah, lalu menutup kembali gerbang tersebut.

Baru beberapa langkah, tiba-tiba ada seseorang yang datang. Nawa membalikkan tubuhnya, membuka kembali gerbang.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumussalam waruhmatullahi wabarokatuh," jawab Nawa, setelah membuka gerbang. Dirinya sedikit tersentak melihat siapa yang datang, namun beberapa detik kemudian, ia menormalkan kembali ekspresinya.

Senyum simpul ia berikan, dengan tangan yang mencengkram erat pagar yang di pegangnya.

"Mbak Amira?" sapa nya. Sejujurnya ia bingung. Apakah wanita didepannya ini, adalah orang yang sama, dengan orang yang di cintai suaminya, atau tidak?

Amira balas tersenyum kembali, dan mengangguk.

"Ayo, silahkan masuk mbak." Nawa mempersilahkan perempuan itu masuk.

"Tadi saya bikin kue, karena kebanyakan jadi mending saya bawa sebagian kesini." Amira menunjukkan paper bag, berisi tupperware yang terdapat kue buatannya, didalamnya.

ARSHAWA [END]Where stories live. Discover now