EXTRA PART

48.4K 2.2K 95
                                    

"Bundaaa,"

Brugh

"Happy gladuation,"

Wanita dengan sehelai kain menutupi wajahnya itu terkekeh, ia balas memeluk ketiga anaknya. Dengan senyum lebar yang masih tersungging di balik kain berwarna hitam.

"Makasih anak-anak bunda, kiss nya mana nih?"

Cup

Cup

Cup

"Bunda hebat, bunda cantik banget. Kala sayang bunda." Alkara tersenyum lebar, matanya menyipit, seperti hampir tenggelam.

"Bala juga sayang bunda!" anak laki-laki berumur dua tahun, dengan tampang cool nya itu turut tersenyum lebar. Ia melepaskan kacamata hitam, yang sedari tadi bertengger di atas hidung mancung warisan ayahnya.

"Dila juga! Dila sayang bunda, bunda cantik banget walaupun masih cantikan Dila, nanti tlaktil kindel joy ya bun. Gak banyak kok, lima aja. Nanti kita makan sama-sama." gadis kecil dengan pasmina menutup dada itu tersenyum lebar, tangannya bergelayut di pundak sang bunda, masih enggan untuk melepaskan pelukannya.

"Udah gantian, ayah juga mau peluk bunda. Bahas kinder joy nanti aja. Ntar ayah ke PT nya, borong semua." Arsha menyingkirkan ketiga anaknya yang mengerubungi sang istri. Tak memedulikan delikan mata yang di layangkan padanya, ia memeluk erat sang istri yang tampak sangat memukau dengan toga wisuda.

"Happy graduation mbak istri, ini buket spesial dari yang spesial." sebelah alisnya terangkat, senyum manis dengan tatapan bangga ia layangkan. Tangannya terangkat, mengelus wajah sang istri yang terhalang sebuah kain.

"Makasih mas suami, sayang banget."

Nawa langsung meraih buket uang berwarna merah, dengan hiasan beberapa jenis bunga berwarna putih yang Arsha berikan.

Alkara melihat itu tak ingin kalah dari sang ayah, ia langsung berlari kearah kursi putih yang terdapat om-om kebanggaannya disana. Abang dan adiknya pun melakukan hal yang sama.

"Ahjussi, buket Kala mana?" Alkara mengulurkan tangannya, sebelah alisnya terangkat, menatap Andre, salah satu om-om kebanggaannya.

"Nah, walaupun kalah saing, tetap jangan insecure ya cil." Andre menatap buket uang yang Arsha beri sebentar, lalu memberikan buket berisi jajan milik Alkara yang tadi bocah itu titipkan padanya.

"Pinguin Dila mana?"

"Bunga?" Bima mengulurkan tangannya, menatap tanpa ekspresi Andre.

"Bunga Bara sih ada, t-tapi--" Andre menggantung ucapannya, memberikan buket bunga mawar putih milik Albara, lalu menatap gadis kecil yang kini mengernyitkan dahinya, menatap ia tak sabaran.

"Tapi, apa ahjussi?"

"Mianhae," sekilas Andre melirik Bima, yang kini mulai bangkit seperti hendak hengkang dari tempat ini. "Pinguin Dira, ke tumpahan es dawet punyanya om Bima."

"HAH?!" Aldira menatap boneka pinguin berwarna hitam abu-abu yang kini telah di keluarkan oleh Andre. Benar saja, boneka itu sudah terlihat kotor karena tertumpah es milik Bima.

ARSHAWA [END]Where stories live. Discover now