Bagian 45 || Ana Uhibbuki

42.8K 3K 85
                                    

“Udah cantik kok.” Arsha tersenyum geli, melihat raut gadis itu.

Nawa menurunkan ponselnya, yang terbuka layar kamera. Pipinya sedikit memanas mendengar itu. Niat ingin melihat hijab yang di kenakannya sudah benar-benar rapi atau belum, Arsha yang baru keluar dari toilet malah berbicara hal seperti itu.

“Ada yang ketinggalan, gak?”

“Gak ada, kok.” ucap gadis itu seraya menggeleng.

Arsha mendekat, meraih jemari tangan gadis itu dan menggenggamnya hangat.

“Berangkat sekarang.” Nawa mengangguk, dengan senyum tipisnya.
Jika sedang di film-film, mungkin di kedua mata dua pasutri itu akan ada love-love nya. Mereka terlihat seperti anak SMA yang baru kasmaran.

***

“Assalamualaikum.” ucap keduanya berbarengan, ketika telah tiba di mansion milik Arsha. Barang-barang yang mereka pakai selama hampir dua minggu di rumah sakit, di bawa masuk oleh pak Han.

“Waailaikumussalam, WOKEH MAS BRO DAH BALIK!” Andre yang terlihat baru keluar dari dapur, dengan potongan pizza di tangannya berjalan mendekati dua orang yang baru masuk itu.

“Gimana-gimana, udah pada sembuh kalian berdua?”

“Kalo belum sembuh, gak akan ada disini bego,” ucap Arsha sinis, mendengar ucapan basa-basi yang sudah terlanjur basi dari temannya itu.

“Om.” Arsha meringis, melihat tatapan itu. Ia kelepasan.

“Iya maaf. Gak lagi deh, kalo gak khilaf,”

“Marahin aja Na, mulutnya Arsha emang suka lemes.” ucap Andre dengan memakan habis, potongan pizza di tangannya itu.

“Arsha, Nawa. Udah nyampe ternyata,” semua atensi mengarah pada Eirin yang baru keluar dari dapur.

“Ma.” Nawa langsung berjalan mendekati mertuanya, tersenyum dengan meraih tangan wanita paruh baya itu. Tentunya di ikuti Arsha.

“Udah makan belum? Ayok ke meja makan, mama udah masak loh. Ada kesukaannya Arsha juga.” Eirin yang masih mengenakan celemek warna biru itu langsung menyeret tangan anak dan menantunya.

Andre yang merasa teranak tirikan segera berjalan menyusul dengan bibir yang sedikit mencuat.

“Wah, sayur sup. Ada perkedel nya juga,” mata Arsha berbinar, menatap makanan rumahan yang sudah lama tak ia makan lagi itu.

Setelah mencuci tangan, Nawa dengan telaten mengambilkan nasi untuk Arsha. Ia merasa senang, sudah lama ia ingin melakukan hal ini. Lihatlah sekarang, ia benar-benar melayani suaminya. Ia merasa benar-benar seperti istri saat ini. Tidak seperti sebelum-sebelumnya.

“Nasinya banyakin lagi,” ucap Arsha.

“Ini gak kebanyakan? Ntar mubazir kalo gak habis loh om.” ucap Nawa, dengan tangan yang memegang piring di sodorkan sedikit pada Arsha.

“Sepiring berdua aja.” ucap Arsha tersenyum.

Nawa menggigit bibir dalamnya, menatap sekeliling orang yang berada di meja makan ini. Ada kedua mertuanya, kakek Arya, nenek Qylae, kakak Arsha dengan suaminya, juga Elsa. Tak lupa Andre, yang jomblo sendiri disana. Bukannya tak mau, kalo boleh jujur dirinya mau banget malahan. Hanya malu saja, dengan Keadaan seperti ini.

ARSHAWA [END]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن