Bagian 11

47.3K 3.1K 38
                                    

Bukan hanya mencari
yang pantas, namun
juga mau memantaskan.
Bukan hanya mencari yang
sempurna, namun juga mau
menyempurnakan.
~Atha

Akhirnya atha dibawa ke uks oleh teman-temannya, lea yang merasa khawatir mengikuti orang-orang yang membawa atha setelah menarik tangan kara agar mengikuti dirinya.

"Aduh gimana kar? semua gara-gara gue" ujarnya panik.

"Udah lo tenang aja le, pasti atha baik-baik aja" tenang kara.

Begitu memasuki uks ia melihat atha masih berbaring di ranjang ditemani dengan andre dan aldo teman sekelasnya.

Seakan mengerti situasi andre mengajak aldo keluar, tak lupa menarik tangan kara membuat cewek itu menjerit kaget namun dasarnya kekuatan lelaki lebih besar kara tak bisa melepaskan tautan tangan andre membuat cewek itu pasrah ditarik andre.

"Masih ada yang sakit?" kata lea setelah duduk di kursi samping ranjang.

"Sakit banget punggung aku yang" adu atha seperti anak kecil.

"Aduh pasti nyeri banget ya? mau aku kompresin" lea yang merasa bersalah ingin bangkit mengambil kompresan namun tangan atha menahan langkahnya.

"Aku ngakpapa tadi akting aja biar kamu khawatir" kata atha membuat lea menatap tajam lelaki itu.

"Emang kamu masih mau aku perhatiin? bukannya lebih seneng di perhatiin reta pake acara pulang segala nggak ngasih kabar" gerutu lea yang masih kesal dengan lelaki itu.

"hahaha" bukannya merasa bersalah atha malah tertawa membuat lea semakin kesal.

"Kamu cemburu ya?" tanya atha.

"Ngapain cemburu" sewot lea.

"Aku semalem capek banget yang, kemarin reta yang maksa aku, rozi juga nggak bisa nganterin, awalnya aku udah nolak tapi dia mohon-mohon habis nganterin dia aku langsung pulang terus ketiduran. Maaf ya kemarin nggak ngabarin kamu" jelas atha membuat lea luluh seketika, lea sebenarnya hanya kesal pada lelaki itu yang tidak memberi kabar semalaman.

Lea percaya pada atha dan ia yakin atha akan selalu menjaga kepercayaan yang lea berikan pada lelaki itu, ia juga tak mau egois pada atha ia tahu betapa sibuk dan lelahnya lelaki itu. Ia tahu atha kurang tidur, ia juga tahu atha sering lupa makan namun lelaki itu selalu memastikan dirinya tetap makan, ia tahu atha capek harus mengurus semuanya sendiri, ia tahu beban lelaki itu terlalu berat.

Bahkan beberapa kali lelaki itu harus mendapat kritikan dari beberapa guru karena kegiatan yang kurang meriahlah, kurang kondusif, tidak sesuai jadwal kadang ia juga kesal guru sih enak tinggal terima beres mereka nggak tau betapa lelahnya anak osis merancang kegiatan yang kadang harus di hancurkan karena beberapa tidak disetujui guru.

Harusnya mereka itu ikut membantu bukannya membeli kritikan yang brujung pada perubahan membuat semua panitia jadi kuwalahan. Pak bu panitia juga manusia wajar kalau membuat kesalahan walau sekecil apapun seperti ada guru yang lupa di kasih undangan padahal sih dikasih cuma gurunya pas tidak ada saja sehingga belum sempat diberikan.

Melihat wajah lelah atha membuat lea mengerti bukan hanya dirinya yang membutuhkan atha namun banyak orang, bahkan organisasi ini sangat membutuhkan sosok atha yang pemberani dan pandai memunculkan ide-ide luar biasanya.

"Kamu tuh kalau capek istirahat, udah tau capek masih aja dipaksain emang situ robot yang bisa diajak kerja rodi" omel lea membuat atha tersenyum, kekasihnya itu khawatir namun juga kesal dalam waktu yang bersamaan.

"Iya sayang, kamu juga kalau mau minum jangan di tengah lapangan kayak tadi" nasehat atha.

"Iya, padahal itu udah agak kepinggir"

Backstreet with My KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang