Bagian 39

29.6K 2.5K 598
                                    

Dia adalah wanitaku
Yang selalu sibuk dengan segala kegiatannya
Yang kadang egois dan keras kepala
Yang jarang sekali memprioritaskan aku karena kesibukannya
Tapi menurutku dia satu-satunya wanita yang sangat luar biasa. Dia adalah perempuan yang mau berjuang bersamaku walau jalan kami tak selalu lurus, dia adalah perempuan pertama yang membuat aku kuat ditengah banyaknya problematika hidup. Dia tidak sempurna tapi dia menyempurnakan aku, buatku dia adalah rumah yang nantinya insya Allah akan kutempati.

~Dari atha untuk lea.

Lea segera bangkit dan pergi menuju kelasnya karena lima menit lagi kelasnya akan dimulai. Setelah merapikan penampilannya ia berjalan santai seolah tak terjadi apa-apa.

Begitu sampai kelas temannya banyak yang melihat kearahnya, karena ia masuk paling akhir dipelajaran ekonomi dengan guru yang super killer. Meskipun tak semangat mengikuti pelajaran lea tetap masuk kelas pagi ini dengan gurunya yang super duper galak semoga saja dengan ketegangan yang diciptakan guru killernya bisa mengurangi fokusnya pada atha.

"Lesu amat kenapa lo?" tanya kara yang disambut lea dengan gelengan kepala.

"Gakpapa"

"Kalo masih sakit tadi nggak usah sekolah dulu, jangan maksain masuk" omel kara yang hanya didengarkan lea.

"Nanti kalian kumpulin tugasnya dimeja saya, ibu ada urusan sebentar di bank. Inget jangan keluar kelas sampai bel tanda istirahat berbunyi, ketua kelas nanti temannya di koordinir" perintah guru ekonominya.

"Baik bu" jawab ketua kelasnya.

Daripada berlarut pada kesedihan lea memilih untuk mengerjakan soal akuntansi yang kata teman-temannya bikin pusing ini. Sebenarnya nggak sesusah itu jika kita mau mencoba, jika hasilnya belum bener kan masih bisa di perbaiki lagi kalau niatnya maaih ada.

Memang dasar teman-temannya saja yang malas mengerjakan, mereka lebih memilih duduk bergerombol menjadikan meja sari dan vani sebagai tempat berkumpul lalu menyatukan beberapa kursi untuk duduk setelah itu mulailah gibahnya. Sepertinya semua anak perempuan kelasnya juga melakukan hal yang sama seperti teman-temannya.

Hampir satu jam lea mengerjakan akhirnya selesai, senyuman tipisnya mengembang saat melihat jawabannya. Lalu tak sengaja lea menoleh ke arah pintu dan secara kebetulan juga atha baru saja lewat bersama reta entah ada urusan apa mereka bersama.

Rasanya dia dan atha sekarang terasa jauh walaupun hanya untuk sekedar menanyakan kabar saja. Lea bukan perempuan yang dengan mudah menunjukkan kesedihannya dihadapan semua orang, ia akan lebih memilih menangis sendirian di kamar tanpa ada orang yang tau.

"Le udah selesai?" tanya kara membuatnya kembali sadar dari lamunannya.

"Udah, nih" kara yang menerima contekan dengan senang hati langsung mengambil buku lea dan membawanya ke meja vani dan sari.

"Sini le gabung" ujar sofia yang diangguki lea.

"Heran deh otak lo terbuat dari apa sih le? kenapa bisa ngerjain soal akuntansi kek gitu? nentuin transaksinya masuk kas atau piutang aja gue kagak bisa gimana mau buat jurnal perusahaan" gerutu sari yang disetujui semua teman-temannya kecuali sukma.

Sukma sebenarnya bisa mengerjakan soal akuntansi, perempuan itu juga tak kalah pintarnya dengan lea dibidang akuntansi namun rasa malas perempuan itu membuatnya enggan mengerjakan tugas.

Pengurus Osis 68⭐

Reta
Guys nanti rapat ya habis sekolah

Alya
Bahas apa?

Fadhil
Bahas masa depan

Tata
cie fadhil bahas masa depan
sama alya.

Backstreet with My KetosDove le storie prendono vita. Scoprilo ora