Bagian 38

30.1K 2.3K 531
                                    




Hari ini aku berantakan,
semuanya menyatu,
mengeras
tak kenal sapa
~Atha


Cukup lama lea tertidur akhirnya ia bangun lalu menatap sekeliling ruang rawat inapnya lea mendudukan dirinya. Saat melihat meja sebelah ranjang ada kresek putih yang begitu familiar.

"Dontang" pekiknya senang saat melihat donat kentang kesukaannya, ia melihat notifikasi hpnya masih belum ada balasan dari atha membuatnya kecewa namun perasaan kecewanya sedikit berkurang saat melihat donat kesukaannya.

Ia tau ini pasti pemberian atha, karena hanya dia dan kedua orang tuanya yang tau toko donat kesukaannya. Tapi kenapa lelaki itu tak menunggunya bangun? Lea memilih mengabaikan perasaan sesak didadanya ia mengambil donat rasa coklat yang dilumuri kacang. Sebelum makan ia menguncir rambut panjangnya agar tak mengganggu.

Sedangkan diluar kamar sepasang mata tengah memerhatikan gadis yang terlihat sangat menikmati donat kesukaannya, bahkan sesekali gadis itu memejamkan matanya merasakan kenikmatan dari donat yang ia rasakan. Sebelum dirinya benar-benar pulang atha memanggil salah satu suster agar menemani lea.

"Sus tolong temani pacar saya di dalam, jangam bilang kalau saya yang nyuruh"

"Lhoh kenapa?" tanya suster itu.

"Lagi marahan" alibinya membuat suster itu tersenyum mengerti.

"Jangan kelamaan marahannya, pacar kamu cantik nanti langsung banyak yang deketin" nasihat suster itu membuat atha menghentikan langkahnya yang akan pergi.

"Siapapun lelaki yang deketin dia pada akhirnya saya yang akan jadi pemenangnya" jawab atha mantap lalu benar-benar pergi meninggalkan rumah sakit.

Sedangkan suster itu hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkat kepercayaan lelaki remaja itu, ia sedikit kagum dengan sikapnya karena sedari tadi suster itu sudah melihat bagaimana atha berdiri mengamati gadis di dalam kamar dan tatapan itu, semua orang akan tau jika tatapan yang dimiliki lelaki remaja tadi adalah tatapan yang berbeda, tatapan penuh cinta yang jarang ia temui pada remaja umumnya.

"Selamat sore lea" sapa suster itu setelah masuk kedalam ruang rawat lea.

"Suster anaa, sore juga" balas lea senang.

"Wah lagi makan apa nih asik banget"

"Dontang kesukaanku sus, enakk banget. Nih aku kasih ke suster, biasanya aku pelit lhoh" ujarnya membuat suster ana tertawa.

"Emang yang ngasih siapa?" pancing suster ana membuat lea menghentikan kunyahannya sejenak.

"Tadi ada orang yang masuk nggak sus?" tanyanya dijawab gelengan kepala oleh suster ana.

"Cowok tingginya 178 cm"
suster ana menggelengkan kepalanya lagi.

"Dia ganteng putih, terus cool tatapannya tajam" jelas lea lagi, suster ana terdiam sejenak sebelum akhirnya menjawab.

"Nggak ada tuh, suster nggak liat" kata suster ana membuat lea sedikit kecewa.

Suster ana sebenarnya merasa bersalah saat melihat raut wajah kecewa lea, ia jadi tau kalau kedua remaja ini pasti bukan hanya sekedar berantem pasti ada sesuatu yang disembunyikan oleh lelaki remaja tadi batinnya.

Klek

Bunyi pintu yang terbuka membuat lea dan suster ana sadar dari lamunannya, disana ada dokter alfi yang akan memeriksa lea. Sebelum mendekat lea bisa melihat pandangan dokter alfi yang tertuju pada suster ana, seperti . . . entahlah lea tidak mau ikut campur.

Backstreet with My KetosWhere stories live. Discover now