Bagian 47

31K 2.5K 267
                                    

Kalau akhirnya kamu
tidak bisa memikat hatinya
Setidaknya kamu pernah
terikat hari-hari bersamanya
~Sesil

Sampai di rumah perasaan Lea masih tidak tenang memikirkan Atha, seharusnya lelaki itu sudah memberinya kabar namun sampai pukul 8 malam pun tidak ada notifikasi dari Atha.

"Lea nggak makan?" tanya bundanya melihat sang anak hanya duduk di meja makan tanpa menyentuh makanannya.

"Ini mau makan bun"

Setelah makan Lea memilih langsung masuk ke kamarnya, perempuan itu masih menunggu kabar dari Atha ataupun Abdul.

Drtt

Tanpa menunggu lama Lea langsung mengangkat hpnya.

"Gimana?"

"Atha baik-baik aja"

"Syukurlah"

"Lea, jangan pernah cemasin Atha. Dia bakalan baik-baik aja selama lo masih disampingnya"

"Maksudnya?"

"Dia nggak bakalan lepas kendali selama lo masih jadi pemegang kunci hatinya"

"Dul lo kalau ngomong jangan sok misterius napa" Kata Lea yang sedikit tidak mengerti.

"Hahaha udah lo langsung tidur, Atha gak bisa ngabarin tapi dia baik-baik aja"

"Mau janji sama gue nggak dul?"

"Janji apa?"

"Jangan libatin Atha dalam hal kayak gini lagi"

Hening

Suara Abdul diseberang sana tidak terdengar membuat Lea menunggu jawaban dari lelaki itu.

"Gak bisa, tapi gue akan usahain"

"Yaudah makasih banyak ya, tolong bilangin sama Atha jangan pulang kemaleman besok sertijab"

"Iya ibunda negara"

Lea langsung mematikan sambungan telepon, perempuan itu menghempaskan diri ke ranjang dan menatap atap kamarnya, ada banyak kekhawatiran dalam dirinya. Harusnya ia baik-baik saja setelah mendapatkan kabar dari Abdul tapi mengapa hatinya masih mencemaskan sesuatu.

Terlalu lama melamun ia sampai tidak sadar kalau jam hampir menunjukkan pukul 12 malam, Lea langsung mematikan lampu kamar dan menggantinya dengan lampu tidur lalu memajamkan matanya.

.

.

.

"Apa lo bakal terus nyembunyiin ini semua?"

"Terus gue harus gimana?"

"Ini nggak bener sil, hubungan lo bakalan ditentang sama semua orang"

Sesil menatap lelaki disebelahnya, ia tau apa yang ia lakukan salah namun dirinya menolak semua pemikiran itu. Yang ia tau adalah kasih sayang tulus, dirinya terlalu lelah berjalan sendirian di tengah kesepian.

Apa tidak boleh ia egois agar menemui bahagianya? kalau orang lain dengan mudahnya bisa bahagia kenapa ia tidak?. Mulutnya diam tidak dapat menjawab semua perkataan yang diucapkan lelaki disebelahnya.

"Gue cuma mau bahagia Atha" gumamnya dengan air mata yang terus mengalir.
"Gue janji gak bakalan jahatin Lea lagi tapi gue mohon untuk kali ini biarin gue egois"

"Lo nggak pernah ngerasain kehilangan orang yang dulunya peduli sama lo, gue sendirian Atha. Lo sama Rigel udah ninggalin gue hiks kalian udah punya bahagia kalian sedangkan gue? gue masih disini, ditempat ini menunggu kalian dan sampai pada titik ini gue nyerah saat gue lihat kalian udah bahagia. Dan sakitnya lagi bahagia kalian bukan bareng gue hiks..." Sesil menangis sesegukan membuat Atha tidak tega dengan sahabat masa kecilnya itu.

Backstreet with My KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang