Bagian 41

31.1K 2.3K 560
                                    

Kangen banget sumpah
~Atha

Lea bangun dari tidurnya saat adzan subuh berkumandang, dirinya langsung bangkit berusaha melepaskan diri dari pelukan atha. Lelaki itu masih tidur nyenyak mungkin karena tubuhnya lelah, lea memilih segera pergi ke kamar mandi setelah itu baru membangunkan atha.

"Tha bangun" Ujar lea berusaha membangunkan lelaki tampan itu yang masih nyenyak dengan tidurnya.

"Jam berapa?" tanya atha dengan suara serak khas seperti orang bangun tidur.

"Empat lebih dua puluh" jawabnya yang membuat atha membuka matanya.
"Aku sholat duluan ya" kata lea yang dibalas anggukan oleh atha.

"Iya sayang" jawab atha lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Lea sudah selesai melaksanakan kewajibannya terlebih dahulu, perempuan itu segera turun ke bawah membuatkan atha susu jahe dan menyiapkan pengganjal perut yang tersedia dikulkas, ia hanya memanasi roti yang kemarin bibi beli di microwave.

"Non lea ngapain? biar bibi aja sini" tawar bibi yang baru masuk dapur.

"Biar lea aja bi, owh ya masalah aku sama atha jangan dibilangin ayah sama bunda ya bi"

"Aman non, bibi udah matiin sambungan cctv" kata bibi membuatnya melupakan keberadaan cctv dirumahnya.

"Ya ampun lea lupa, makasih ya bi" katanya yang dibalas senyum manis perempuang paruh baya itu.

"Sayang aku langsung pulang ya" Kata atha yang menyusulnya ke dapur.

"Minum dulu sama makan dulu nih mumpung masih anget buat ganjel perut"

"Makasih" kata atha sambil mengusap rambut lea pelan sebelum duduk.

Pukul 05:00 atha pulang menuju rumahnya, selain menghindari pak warli dan pak yayat atha juga harus mengganti bajunya dengan seragam sekolahnya. Lea kembali ke kamar lalu bertukar pesan dengan ayah dan bundanya sebentar sebelum berangkat sekolah.

Setelah rapi dan memastikan penampilannya perfect lea segera turun ke bawah ia memilih langsung berangkat karena tadi ia sudah makan bersama atha jadi perutnya sudah sedikit kenyang.

"Leaaaa" teriak vani dari kejauhan saat dirinya berjalan dikoridor menuju kelasnya.

"Jangan teriak nggak malu apa banyak yang liatin"

Seketika vani langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, benar saja banyak siswa siswi yang baru datang melihat kearahnya.

"Anjir malu gue, ayo jalan le" Lea hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya.

"Lo bonyok aja langsung pergi tha"

"Bang altair udah sadar dari komanya semalem"

"Beneran?" tanya atha terkejut.

"Benerlah"

"Lagian lo semalem kagak buka grup apa"

"Ngomong-ngomong si gathan dia beneran mau tobat?" tanya abdul.

"Kalau nggak bener biar dihajar atha lagi noh" sahut andre.

"Jangan lupa pulang sekolah ke markas" ingat aldo.

Lea dan vani bisa mendengar jelas pembicaraan atha dan teman-temannya karena mereka berdua tepat berada di belakang mereka. Sebenarnya lea juga penasaran kenapa atha semalam sampai berkelahi, setahu lea atha bukan tipe orang yang menyelesaikan masalah dengan berantem.

"Permisi kita mau lewat" kata vani membuat keempat lelaki didepannya menoleh ke belakang. Tak terkecuali atha yang langsung bungkam mengetahui sang kekasih ternyata berjalan di belakangnya.

Backstreet with My KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang