Chapter 4 : Mood swing

3.5K 516 25
                                    

"Tunggu di sini."

"Kau mau kemana?" tanya Taehyung. Tangannya menahan lengan Jisoo saat gadis itu sudah ingin melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Sudah tunggu saja di sini. Aku ingin mengambil peralatan jahit, untuk membuka jahitan lukamu itu." kata Jisoo, ia menghentakan tangannya hingga terbebas dari cengkeraman tangan Taehyung.

Laki-laki itu tersenyum tipis. "Kau pikir aku percaya? Aku tau kau ingin kabur bukan? Kenapa tidak ada perawat yang ikut bersama mu? Kenapa kau bekerja sendirian?"

"Ini semua karena ulah mu! Apa maksudmu membawa para wartawan itu ke rumah sakit? Huh?"

"Lalu apa masalahnya dengan itu?", Taehyung mengangkat sebelah alisnya sambil menatap tajam netra huzelnut Jisoo.

Jisoo tersenyum miring sebelum menarik napasnya dalam, dia benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran pria ini.

"Karena itu aku harus bekerja sendiri! Sudah, tunggu di sini sebentar saja aku akan kembali!"

Taehyung tertawa renyah memandang kepergian Jisoo, layaknya seorang anak kecil yang sedang merajuk kemudian pergi karena marah. Seperti itulah ekspresi wajah Jisoo. Sangat menggemaskan.

Menunggu Jisoo cukup membuat Taehyung merasa bosan. Dia pun mulai berjalan menyusuri setiap sudut ruangan Jisoo.

Tidak ada yang aneh, semuanya seperti ruangan dokter pada umumnya. Namun ada satu yang menarik perhatian Taehyung.

Saat sibuk menilik ruangan Jisoo, Taehyung terjatuh dan menyusur ke lantai karena tergelincir kakinya sendiri. Tak jauh dari arah pandangan matanya, ia tidak sengaja melihat sebuah pistol yang tersembunyi di bawah sofa.

Memang dokter gila. Bisa-bisanya dia membawa senjata seperti itu ke dalam rumah sakit. Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya sambil mengulum senyum.

Ia kembali mengingat ucapan Jisoo di bar yang mengatakan bahwa dirinya bukanlah seorang dokter penyelamat nyawa pasien, melainkan seorang malaikat pencabut nyawa.

Pintu ruangan terbuka, Jisoo datang dengan peralatan yang dibutuhkannya pada nampan dalam genggaman tangannya.

"Apa yang kau lakukan disitu?" ucap Jisoo sambil meletakan nampan tersebut di atas mejanya.

"Sialan Taehyung. Apa kau menggeledah ruanganku?!"

Taehyung bangun dan menggeleng dengan netra seriusnya. Laki-laki itu mulai berakting acuh tak acuh, untuk mencari tau sosok Jisoo lebih dalam.

"Lalu apa yang kau lakukan? Tidak ada apa-apa bukan? Huh, ruanganku memang tidak ada istimewanya. Aku dokter baru di sini, jadi barang milik ku masih sedikit"

"Termasuk senjata itu?"

"Senjata?", tanya Jisoo. Matanya membulat penuh setelah mendengar pertanyaan Taehyung.

Taehyung mengangguk sembari mengambil posisi duduk di kursi yang tadi sudah dipersiapkannya.

"Jangan berbohong. Pistol itu milikmu bukan?", Jisoo mengangguk tidak fokus. Karena perhatiannya sekarang penuh pada peralatan jahit miliknya.

"Shut up, dude! aku sudah jujur denganmu. Sekarang buka kemejamu."

"Buka kemeja? Kau ingin melihat tubuhku, hm? Modus sekali."

Jisoo mengambil gunting up hecting, ia kemudian melayang-layangkan benda itu di depan wajah Taehyung.

"Sekali lagi kau bilang modus, maka jangan salahkan aku jika wajah tampanmu itu terluka."

Taehyung terkekeh geli melihat ekspresi pada wajah Jisoo. Dengan penuh semangat dan senyum menyeringai tipis ia membuka satu per satu kancing kemejanya dengan sensual.

CRIME IN PARISHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin