Chapter 19 : Sincerity

2.2K 297 68
                                    

"Berhenti ikut campur Taehyung! Tidak bisakah kau diam urus pekerjaanmu sendiri dan berhenti mengganggu pekerjaanku?!" Ucap Jisoo sedikit berteriak kala ia dengan sekali hentakan berhasil membawa Taehyung keluar dari ruangan Andreas dan berjalan menuju pojok lorong.

Taehyung menyeringai tipis, mengusap pelan rahangnya yang sedikit menegang. "Pekerjaan? Apa acara menyuapi itu masuk ke dalam daftar pekerjaan seorang dokter? Apa itu termasuk ke dalam daftar tugasmu, dokter Jisoo?"

"Berhenti bicara omong kosong Taehyung, dia itu pasienku! Aku di sini yang bertanggung jawab untuk merawatnya, mengurusnya dengan baik. Bagaimana bentuk pelayanan setiap dokter berbeda-beda. Dan seperti inilah cara aku melayani dan memperhatikan pasienku."

"Sulit dipercaya, seorang dokter dan pasien saling bermesra ria." Ucap Taehyung tak terima. "Masih banyak perawat dan dokter lainnya, kenapa harus kau?"

Jisoo menghela nafasnya gusar, ia kemudian bersedekap di depan Taehyung dengan sorot mata penuh intimidasi.

"Ada apa memangnya? Kau cemburu?" Goda Jisoo dengan nada tegas-tidak ingin terlihat sedang menggoda.

"Jisoo aku mencin-"

Belum selesai Taehyung berucap, sebuah jari telunjuk mungil milik Jisoo mendarat tepat di bibirnya. Membuat Taehyung bungkam seketika, tak terus melanjutkan ucapan.

"Hubungan kita hanya sebatas kerja sama menangkap klien itu, jangan lupa Taehyung!" Jelas Jisoo secara gamblang-meski batinnya tidak dapat mengelak bahwa ia sedikit bahagia sekarang.

Cih, apa-apaan ini? Kenapa mendadak degup jantungnya berdetak lebih cepat. Sungguh luar biasa, Kim Taehyung sialan.

"Jangan terlalu dekat dengan pasienmu. Kau tetap harus jaga jarak Jisoo, bagaimana jika pasienmu mulai menyukai dirimu? Kau pasti tidak akan fokus bekerja."

"Kau benar, tapi maaf. Ini bukan urusanmu." Kata Jisoo acuh tak acuh sambil menyalakan layar ponselnya karena berdering pesan masuk.

"Jisoo, bagaimana kalau besok kita mulai berkencan untuk awal hubungan kita. Hmm.." Taehyung menjeda ucapannya, tangan kanannya ia angkat untuk menompang dagunya seraya berpikir cepat. "Pergi makan siang bersama di restoran dekat menara eiffel?"

Yang ditanya hanya diam karena fokusnya terhadap layar ponsel. Membuat Taehyung berdecak kesal, dan merebut sarkas benda pipih tersebut.

"Aku sedang berbicara denganmu Kim Jisoo, dasar tidak sopan." Gumamnya, geram.

Jisoo hanya menatap dingin Taehyung yang sedang merebut ponselnya dan mulai membaca isi pesan tersebut, dengan tatapan mengkilap dan penuh api permusuhan. Ia membalas ucapan Taehyung.

"Kau sendiri sedang apa? Membaca pesan dari ponsel orang lain? Dasar tidak sopan!"

Mengulurkan salah satu tangannya, Jisoo meminta dengan lirih. "Berikan ponselku."

Sedikit ragu Taehyung menyerahkan ponsel milik Jisoo, sembari memberikan sorot mata tajam dan rahang yang kembali mengetat kuat.

"Jisoo kau diancam klien-mu?"

"Bukan urusanmu."

"Sialan, kau selalu mengucapkan 'bukan urusanmu, urusanmu dan urusanmu', Jisoo sekarang kita adalah tim. Kau sendiri yang bilang kita berhubungan untuk bekerja sama, dalam hubungan kerja sama harus ada kekompakan dan keterbukaan dari masing-masing individu. Kenapa kau merahasiakan ini dariku."

CRIME IN PARISWhere stories live. Discover now