Chapter 48 : Waiting day

2.8K 270 168
                                    

Taehyung bekerja keras mengerahkan seluruh anak buahnya untuk menjaga ketat keamanan katedral tempat dirinya dan Jisoo berada kini.

"Amati para tamu yang hadir dengan waspada." Ucap Taehyung.

"Baik sir."

"Lihat wajah setiap orang yang masuk katedral ini dengan jelas. Awas jika ada tamu asing diluar daftar tamu, masuk ke dalam katedral ini."

"Baik sir."

Selesai mengkoordinir para penjaga keamanan. Taehyung yang telah siap dan rapi dengan tuxedo putih gadingnya kini berjalan gugup menuju tempat dirinya akan bersumpah dengan Jisoo nanti.

Demi Tuhan, dirinya sangat gelisah kini. Telapak tangannya penuh keringat. Pelipisnya bahkan ikut basah karena bulir bulir cairan bening yang mengalir perlahan.

Dia gemetar. Tapi seulas senyum tulus nan menawan tak pernah luntur dari wajahnya yang tampan.

Merapikan sedikit dasinya, Taehyung mulai berjalan tegap menuju altar. Menarik atensi para tamu yang ada menyambut kedatangannya.

Suara riuh tepuk tangan menggema. Dari para tamu yang hadir menyaksikan.

"Sir, kau luar biasa!" Puji Jungkook. Laki-laki itu berteriak keras, membuat Taehyung tersenyum penuh kesombongan.

Dia memang luar biasa. Tampan dan juga menganggumkan. Siapa yang ingin mengelak ketampanannya? Cih, Taehyung yakin semuanya setuju pada pendapatnya tersebut.

Tiba di atas altar lebih dulu bersama seorang pendeta yang menemani. Tak lama pintu yang tadi ia masuki, kembali terbuka.

Kali ini dengan ayahnya yang membuka lebar. Kemudian, Jang Hyuk mulai berjalan menuju kursi yang telah disediakan.

Mengacungkan jari jempolnya pada Taehyung. Jang Hyuk mengedipkan sebelah matanya.

Membuat Taehyung mengerutkan dahinya tipis, menatap penuh perhatiannya pada sang ayah.

Sampai selang beberapa detik kemudian, suara tepuk tangan kembali terdengar. Menarik atensi Taehyung untuk melihat ke arah pintu masuk.

Kini yang ditunggu datang. Jisoo berjalan dituntun Woobin di sebelahnya.

Dengan gaun panjang menjuntai lantai berwarna senada dengan tuxedo Taehyung. Wanita itu tampak cantik meski wajahnya samar terlihat karena tertutupi kain veil transparan.

Tidak ingin kalah, Jang Hyuk ikut bergabung bersama Woobin untuk menuntun Jisoo berjalan menuju atas altar.

"Jang Hyuk, kenapa kau menuntun putriku?" Tanya Kim Woobin dengan tajam.

"Dia putriku juga Kim Woobin." Jawab Jang Hyuk tak kalah tajam.

"Ayah." Jisoo terkekeh seraya menggeleng kecil.

Membuat Taehyung menarik kedua sudut bibirnya dengan bahagia. Terlalu bahagianya hingga sudut matanya kini terasa basah karena tergenangi air mata.

Menundukkan sejenak kepalanya, Taehyung mengusap cepat kedua matanya.

Hingga mereka bertiga tiba. Jang Hyuk dan Woobin dengan segera turun, meninggalkan Jisoo bersama Taehyung.

"Kalian berdua sudah siap?" Tanya pendeta yang memimpin acara sakral tersebut.

Keduanya mengangguk mantap. Menggenggam erat kedua tangan Jisoo, Taehyung menatap lekat wanita yang ada di hadapannya kini.

"Saya Kim Taehyung mengambil engkau, Kim Jisoo menjadi istri satu-satunya yang sah di mata Tuhan. Saya berjanji untuk selalu menghargai dan mengasihimu, dari sekarang sampai selamanya. Pada waktu senang maupun susah, dalam keadaan suka maupun duka, sehat maupun sakit, kaya maupun miskin, sampai maut memisahkan kita. Sesuai hukum Tuhan dan inilah janji setiaku yang tulus padamu."

CRIME IN PARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang