Chapter 28 : Killing time

1.8K 237 148
                                    

"Sir, akan lebih baik hubungan kalian berdua tidak terus dilanjut—"

"Aku akan memberitahunya." Taehyung memotong tajam, menatap dalam manik mata Jungkook dengan kilatan api yang membara.

Kedua tangannya mencengkeram kuat pinggiran meja, fakta yang terus membuatnya emosi ingin sekali ia elak. Tapi bagaimana caranya menyingkirkan kenyataan yang sudah terjadi? Kenapa harus Kim Hee-ae? Kenapa Jisoo harus menjadi anak dari wanita itu?

"Kemarilah putriku, kenapa kau hanya berdiam diri di sana?" Tanya Dongwook kepada Jisoo dengan raut wajah khas orang yang tengah mabuk.

Bergidik ngeri Jisoo melangkah mendekat dengan penuh kehati-hatian.

"Kau ke sini ingin membunuhku bukan? Sebelum kau melakukannya, minumlah alkohol ini. Agar kau tidak merasakan apapun saat membunuhku."

"Aku sudah mati rasa denganmu, persetan dengan minuman. Akan lebih baik, kau yang mabuk agar tidak merasakan sakit saat peluruku menembus kulitmu."

Tertawa rendah, Dongwook mulai berjalan mengampiri Jisoo. "Putriku sekarang sudah dewasa, tumbuh menjadi wanita kuat, tangguh, dan berani sepertiku. Apa kau ingin melanjutkan bisnis gelapku?"

Diam hanya memperhatikan, Jisoo menatap tajam wajah sang ayah yang sudah lama sekali tak ia jumpai.

"Di sana, surat warisan dariku untukmu. Maafkan ayah yang sudah kasar kepadamu dan ibumu dulu. T-tapi demi Tuhan Jisoo, bukan ayah yang menembaknya."

Tertawa sinis, Jisoo menjauh untuk mendekat ke arah meja lusuh yang terdapat selembar kertas di atasnya. Dengan sarkas ia mengambil kertas tersebut, dan melipatnya hingga menjadi bagian kecil untuk dimasukan ke dalam saku celana.

"Memang bukan kau, tapi orang suruhanmu lah yang melakukannya. Itu semua sama saja Kim Dongwook." Pekik Jisoo dengan kedua netra yang mengkilap sempurna.

Rahangnya yang mengetat kuat, menatap sang ayah dengan binar penuh kekecewaan. Sungguh, jauh dari dalam lubuk hatinya masih ada secercak rasa ingin memperbaiki hubungan. Tapi terkadang memori dari ingatan kepalanya terus mengingatkannya tentang betapa buruknya sikap sang ayah dulu.

Dalam prinsip hidup Jisoo, hanya satu kesempatan untuk orang tersebut merubah sikapnya. Tapi sang ayah, terus berulang kali melakukan kesalahan yang sama. Dan terakhir yang paling parah, ialah membunuh dengan menembak secara tidak langsung Kim Hee-ae, sang ibu hingga tiada.

 Dan terakhir yang paling parah, ialah membunuh dengan menembak secara tidak langsung Kim Hee-ae, sang ibu hingga tiada

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mengeluarkan perlahan pistol yang ia letakan pada selipan celana jeansnya di belakang. Jisoo bersiap untuk menembak sang ayah. Sebelum secara mendadak dan membabi buta, Dongwook menendang tangan Jisoo dengan kakinya hingga pistol itu terlepas dari cengkeraman sang wanita.

Bersamaan dengan itu, dengan cengkeraman tangannya yang kuat pada tengkuk belakang Jisoo. Ia mendorong tubuh mungil anaknya sendiri menuju sudut ruangan.

CRIME IN PARISWhere stories live. Discover now