Chapter 42 : Disappointed

1.7K 253 164
                                    

"Jisoo. Bisakah kau buka pintunya terlebih dahulu?" Seokjin memanggil.

Laki-laki itu sudah keberatan memapah Andreas, dan Jisoo tak lekas membuka pintu.

Mengangguk setelah berhasil kembali menarik kesadarannya, Jisoo mulai membuka kunci apartemen.

Tepat saat pintu terbuka, Taehyung tanpa permisi bak sang pemilik apartemen masuk lebih dulu.

Wajahnya merah padam, rahangngnya mengetat kuat dengan sorot mata penuh kilatan kekecewaan.

"Hey Bam." Suara Jungkook memecah keheningan.

Jisoo berjalan lebih dulu memberi arah pada Seokjin untuk membaringkan tubuh andreas di kamar tamu.

"Dari mana?" Suara Taehyung yang tegas mengudara. Menyentak atensi Jisoo, Soekjin, bahkan Jungkook sekalipun.

Taehyung kini duduk di sofa ruang tengah. Kedua tangannya terangkat sebagai tumpuan kepalanya yang ia tundukan.

Tak ada jawaban. Semuanya terdiam seribu bahasa.

"Lanjutkan saja, letakan Andreas di kamar itu." Ucap Jisoo pada Seokjin.

Seokjin mengangguk, dengan cekatan dan gesit ia membawa Andreas untuk masuk ke dalam kamar.

Sedangkan Jisoo masih berdiri di tempat yang sama. Memandang Taehyung dengan kedua tangannya yang ia kepal kuat.

Langkahnya terasa berat untuk berjalan mendekati Taehyung. Seolah terdapat ribuan ton batu yang menahan kakinya kini.

Jelaskan bagaimana caranya Jisoo mampu menghampiri Taehyung dengan kondisi tubuhnya yang seperti ini?

"TELINGAMU SUDAH TIDAK BERFUNGSI?! JAWAB PERTANYAANKU KIM JISOO!!"

"T-taehyung." Jisoo bersuara lirih. Kedua netranya kini sudah penuh tergenangi air mata yang dirinya tahan.

"Jungkook, ponselku." Titah Taehyung.

Kini kepalanya sudah mendongak menatap tajam Jisoo yang berdiri mematung cukup jauh dari tempatnya duduk.

Salah satu tangan Taehyung terangkat, menunggu Jungkook memberikan ponsel miliknya.

Seolah mengerti maksud Taehyung menginginkan ponsel tersebut, dengan cepat Jisoo melangkah panjang menuju Taehyung.

"A-aku bisa menjelaskan itu semua. T-taehyung, i-itu t-tidak seperti yang kau li-—"

"Kekasihmu baru saja dilecehkan, aku minta maaf karena sudah melibatkannya mencari Andreas yang menghilang." Seokjin memotong cepat.

Laki-laki itu berjalan mendekat ke arah Taehyung dan juga Jisoo. Membungkukan tubuhnya sedikit, sampai tak lama Taehyung bangkit dan meninju keras tulang pipi Seokjin.

"Kenapa harus kekasihku yang kau hubungi? Kenapa harus Jisoo yang kau libatkan, huh?"

"A-aku hanya-—"

Suara Seokjin terputus karena Taehyung kembali membabi buta memukulnya. Bak orang kesetanan, Taehyung menarik kuat kerah kemeja Seokjin.

"Taehyung berhenti!" Jisoo melerai, dagunya terangkat memberi isyarat pada Jungkook untuk membantu menahan kuat tubuh Taehyung.

Tapi Jungkook yang tak ingin ikut terlibat apapun pada persoalan tersebut hanya bisa mengangkat bahunya acuh tak acuh.

Jungkook kabur. Bersama Bam, ia justru berlalu pergi ke dapur Jisoo untuk mencari makanan di kulkas.

"TAEHYUNG, AKU MOHON BERHENTI!"

Taehyung tidak menanggapi. Kembali memberikan bogeman bertubi-tubi pada wajah Seokjin, ia menyentak kasar tangan Jisoo yang berusaha menahan dirinya untuk berhenti memukul.

CRIME IN PARISOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz