33

194 29 7
                                    

Hogwarts, Inggris.

Setelah Natal tahun pertama.

Neville segera bersembunyi dibalik tembok, dia tidak percaya apa yang telah dilihatnya.

Snape dan Harry berbincang secara normal, tidak ada tatapan tajam, tidak ada nada sinis dan sarkasme. Bahkan Harry terlihat menggoda Profesor ramuan itu.

Apa yang terjadi?! Niatnya tadi dia hanya ingin ke toilet merenung tentang nasibnya yang terkucilkan oleh teman-teman seangkatannya sejak dia datang di Hogwarts dan akan kembali ke asrama saat mendekati jam malam.

Dan saat keluar dari toilet Harry dan Snape berdiri tidak jauh darinya. Padahal baru beberapa jam tadi di kelas mereka seperti musuh bebuyutan. 'Apa yang terjadi?' batinnya bertanya. 'Apa Harry sedang ada masalah dengan Profesor Snape.' otaknya berpikir. 'Dimana Ron, kenapa tidak membantu? Mereka selalu terlihat bersama dan juga Hermione.' dia menganalisis.

Ditempatnya Harry tersenyum kecil, ia memang merasakan pancaran sihir yang meletup-letup yang kadang terasa kuat dan lemah, ia tau milik siapa itu, dan dia membiarkannya.

Tidak lama dia melihat Neville melangkah mundur tergesa dan bersembunyi, Harry mengeluarkan  jubah ajaibnya setelah memberi kode pada Dad-nya.

Harry yang tak terlihat mendekati teman sekamarnya itu, Neville terlihat gugup dia gelisah tidak tau harus berbuat apa.

Harry menyeringai. "Boo!" Dia membuka jubahnya dan berteriak. Tubuh Neville kaku matanya melotot tidak ada teriakan, tapi pra-remaja itu bernafas tajam terkejut, sebelum kemudian pingsan.

"Eh?" Harry melongo.

Desahan pasrah terdengar dari mulut Severus, dia menatap anaknya itu seolah dia adalah orang yang paling idiot abad ini. "Tentu saja Mr, Longbottom pingsan terkejut karena kelakuanmu ini, Mr. Potter," Nada bicara Dad-nya berubah kembali seperti saat di dalam kelas. "Detensi denganku besok malam, dan urus kekacauanmu ini sendiri." Severus berbalik menyembunyikan senyumnya. 'Rasa balas dendam memang enak.' dia akhirnya bisa membalas Harry atas sebagian stres yng diakibatkan oleh bocah itu.

"Eh," Harry melongo pada Dad-nya yang melenggang pergi meninggalkannya dengan Neville yang pingsan.

Malam itu dengan sabar Harry menjelaskan tentang situasinya pada temannya itu.

.

Naruto © Masashi Kishimoto
High School DxD © Ichie Ishibumi
Harry Potter © J.K Rowling

A Bond

"Naruto" bicara biasa.
'Naruto' bicara batin.
/Naruto\ bicara Bijuu/ monster.
Naruto Jutsu/ sihir.
Naruto Flashback.

.

Suatu hari ditahun kedua.

Harry duduk di hutan kematian tangannya mengusap Therstal yang ikut duduk disampingnya. Bunyi gemerisik membuatnya waspada. Langkah kaki kecil mendekatinya.

Seorang gadis kecil berambut pirang menatapnya. "Ah, kau bisa melihat mereka?" Tanyanya.

Harry meneliti sosok itu dan merasakan tidak berbahaya, dia mengangguk.

"Siapa yang kau lihat?" Gadis itu kembali bertanya. Dia mengeluarkan apel untuk ditawarkan pada Therstal.

Harry mengangkat sebelah alisnya pada gadis itu yang terlihat santai disekitarnya seakan dia adalah orang biasa, bukan anak yang bertahan hidup atau selebriti seperti kata ayahnya. Dan lebih terkejut lagi gadis itu bertanya tentang kematian siapa yang dia lihat hingga di bisa melihat Therstal, dalam pertanyaan lugas itu. "Banyak orang." Jawabnya mengingat iblis liat atau malaikat jatuh yang mengganggu mereka saat di dimensi Issei, atau ninja jahat yang diutus orang jahat untuk membunuh Nee-channya dan dirinya juga Issei, dia juga mengingat pertempuran diklan Uchiha yang masih membuatnya tidak enak dalam perutnya.

A BondWhere stories live. Discover now