36

165 24 7
                                    

Harry sekali lagi keluar dari ruangan guru pertahanan Alastor Moody, selama semester ini, guru pincang bermata palsu itu mendekatinya dan sering mengajaknya berbicara.

'Sabar tinggal sedikit lagi.' dia melangkah menjauh dari ruangan itu, dia melihat Cedric berdiri tidak jauh darinya menunggunya.

Harry mengangkat alisnya heran, dia penasaran kenapa pemuda itu menunggunya.

"Hai Harry," Sapanya yang dibalas Harry dengan senyum sopan. "Eum.. Harry bolehkah aku bertanya?"

"Tentu." Jawab Harry.

"Eum, aku- kau tau entah kenapa akhir-akhir ini aku merasa aneh." Ujar Hufflepuff itu ragu, Harry menunggunya menyelesaikan ucapannya. "Para elf memberiku hormat setiap kali aku menyelinap ke dapur, aku merasakan kastil menerimaku, bahkan di bagian terlarang, mereka memanggilku Juara Hogwarts." Harry tersenyum lebar, Cedric melihat senyum itu semakin yakin bahwa Harry tau masalahnya. "Apa kau tau kenapa ini terjadi?" Akhirnya dia bertanya.

Masih dengan senyum Harry menjawab, "Hogwarts selalu menyambut Juara-nya Cedric, karena kau- dan aku adalah Juara Hogwarts saat ini Kastil dan penghuni-nya akan menghormati kita." Cedric membelalak, menyadari maksud kata Juara itu.

"Jadi, itu sebabnya aku merasa Kastil menerimaku?" Cedric bertanya tidak percaya.

Harry mengangguk. "Dan kau tau apa yang lebih hebat lagi? Kita bisa masuk ruangan apapun yah, kecuali kamar rahasia Salazar Slytherin."

"Ah," Kesadaran menghantam Cedric. "Itu sebabnya kau dengan mudah masuk ke Asrama Slytherin saat mengerjai kemarin." Ujarnya setengah takjub.

Harry mengangguk geli.

"Bagaimana kau tau tentang kelebihan Juara Hogwarts ini Harry?"

Harry menyeringai. "Aku membaca." Jawabnya dengan seringai dan kedipan mata penuh rahasia.

Cedric menggelengkan kepalanya, takjub dengan segala sesuatu yang diketahui Harry.

.

Naruto © Masashi Kishimoto
High School DxD © Ichie Ishibumi
Harry Potter © J.K Rowling

A Bond

"Naruto" bicara biasa.
'Naruto' bicara batin.
/Naruto\ bicara non-human.
Naruto Jutsu / Sihir.
Naruto Flashback.

.

Hari ujian ketiga.

Harry menghembuskan nafasnya sebelum melangkah keluar, di depannya Kepala sekolahnya menunggu, Albus Dumbledore berpakaian cerah seperti biasa, dengan wajah kakek ramahnya.

Sepertinya dia sudah berhasil tenang setelah perubahan yang terjadi seperti yang diprediksi olehnya dan ayahnya. Dalam hati Harry berharap dia sedikit lebih lama untuk mengendalikan emosinya, tapi apa mau dikata, dia berhadapan dengan seorang yang berhasil mengalahkan Dark Lord sebelumnya, juga orang yang memanipulasi banyak orang lebih lama dari hidupnya.

Albus Dumbledore bukan lawan mudah dia tau itu sudah lama, lelaki tua itu yang membuatnya bermain sebagai anak-yang-bertahan-hidup yang lugu dan bodoh.

Harry melemparkan semua itu kedalam benaknya dan memutuskan fokusnya dalam ujian ini.

Setelah ini selesai dia bisa berurusan dengan lelaki tua manipulatif itu segera.

Harry memikirkan rencananya dengan teliti. Hari ini Voldemort akan mati selamanya, dia akan memastikan hal itu.

Severus dan Sirius sudah bersiap menghancurkan Horcrux, Tonks dan Remus juga beberapa temannya sudah siap untuk menangkap Moody palsu.

A BondWhere stories live. Discover now