22

308 43 5
                                    

Kuoh, Jepang.

"Jadi para Tetua pihak [Akuma] menyuruh kalian membunuh Issei dan kami?" Jiraiya bertanya dengan tenang pada Rias yang duduk seiza dilantai.

"Benar." Rias menjawab masih menundukkan kepala.

Setelah pemukulan dramatis yang dilakukan oleh Issei pada Naruto, mereka semua kembali duduk tenang-kecuali Rias yang masih bergetar ketakutan.

Azazel mengamati suasana itu dalam diam. Matanya tidak bisa lepas dari sosok Naruto yang sekarang meringis dan memasang wajah bersalah pada teman-temannya.

Tapi dia harus fokus pada masalah yang ada didepannya sekarang, dia menoleh pada iblis muda berambut merah itu.

"Apa kakakmu dan Maou lain tau hal ini?" azazel bertanya.

Rias mengangkat kepalanya. "Ti-tidak Onii-sama dan Maou lain tidak tau hal ini, Onii-sama menyuruhku bertemu dengan mereka agar aku meminta maaf, tapi tadi pagi ada utusan tetua menyuruhku untuk merekrut Issei bahkan jika mungkin merekrut para Ninja yang berteman dengan Issei. Dan-" Rias menjeda." Mereka menyuruhku untuk membunuh mereka kalau mereka menolak." ia kembali menunduk.

"Maafkan aku!" Rias membungkuk kan badannya.

"Rias." Akeno menatap Raja tidak percaya.

"Buchou." Peerage lain pun kalut.

"Rias, apa kamu tau akibat dari perbuatanmu ini?" Azazel menatap Rias serius. "Ku rasa kau- tidak, kurasa kalian semua tau kekuatan orang-orang yang akan kau bunuh ini." Azazel menunjuk Issei dan para Ninja. "Entah apa yang mereka janjikan, kau tidak akan selamat melawan mereka." ujar pemimpin [Datenshi] itu.

Kedua tangan Rias mengepal, ucapan Azazel memang benar, dia akan mati dan kehilangan mimpinya.

Hanya karena kondisi hati dan pikirannya tidak stabil dia bisa dengan mudah dimanipulasi oleh orang lain, dalam hal ini para tetua iblis.

Mereka menjanjikan kemengan dalam Rating Game, membuatnya menjadi juara pertama dalam permainan itu dengan mudah. Juga diputuskannya perjanjian pertunangannya dengan Riser. Nikmat mana yang kau dustakan. Rias tinggal melaksanakan kesempatannya yang terakhir itu- yang pastinya akan gagal.

Sasuke melangkah maju, menambah rasa frustrasi gadis itu.

"Biar ku tebak." Sasuke memulai. "Kau diperintahkan oleh tetua tanpa diketahui oleh para Maou, benar?" Rias mengangguk. 'Itu sudah pasti tadi kan udah dibilangin.' gerutunya dalam hati. 'Dan kenapa aku merasa kecil di hadapan manusia ini?!' batinya frustrasi.

"Dan kau mengiyakannya, mungkin kau tertekan karena gagal melaksanakan misimu." Rias menatap Sasuke, Rias merasa semakin kecil dihadapan Sasuke.

"Pertama kau gagal mereinkarnasikan Issei menjadi budak iblismu, kedua kau juga gagal merayu Issei untuk membatalkan pertunangan mu dengan Riser, dan terakhir kau gagal mendapat simpati dari Issei agar setidaknya kau bisa berteman dengan Issei yang adalah Host dari Ddraig. Apa aku benar?" Rias melebarkan matanya ucapan Sasuke benar semua, tidak lebih tidak kurang.

"Ternyata kau bodoh ya." sinis Uchiha muda itu dan Rias kembali mengecil, seakan bocah yang dimarahin karena memakan permen yang banyak, yang menyebabkan dirinya tidak bisa diam karena kebanyakan gula.

"Dan masih ada lagi, aku bisa menebak apa yang ditawarkan oleh tetua busukmu itu." mata Rias bergetar, Peerage Rias dan Sona juga dua Exorcist dan Azazel ditambah Asia, Jiraiya dan Itachi menunggu ucapan selanjutnya dari Sasuke menjadi penasaran.

"Itu adalah mimpimu, menjadi pemenang Rating Game." ujar Sasuke. "Dan pembatalan pertunangan mu dengan iblis Phoenix, kan." Rias tertegun.

"Eeehh!!"

A BondOnde histórias criam vida. Descubra agora