15

334 40 2
                                    

Hogwarts, Inggris.

Harry terbang pelan dengan sapu miliknya. Ia menikmati angin malam yang membelai wajahnya.

"Potter, kau melamun apa?" tegur suara di sebelahnya.

"Eh," wajah Harry memerah malu, ia lupa kalau sekarang dia tidak sendirian.

Mereka semua, dirinya, Fleur Delacour, Daphne Greengrass, dan Viktor Krum, sedang melakukan sesuatu yang gila mereka menyelinap keluar diam-diam dari kastil Hogwarts.

Mereka sedang menyiapkan jebakan untuk, Voldie.

Ujian untuk Turnamen selanjutnya akan sangat berbahaya. Dia akan bertemu Voldie untuk pertama kalinya.

"Jadi, Harry aku tau kau bosan dengan pertanyaan ini, tapi aku selalu penasaran, dari mana kau tau semua ini?" Tanya Viktor.

Harry hanya tersenyum mendengar ucapan Victor. Memang ia sudah lama mengenal Viktor sejak dia di adopsi darah oleh profesor ramuan Hogwarts, dia di kenalkan oleh Dad nya pada beberapa penyihir berpengaruh di dunia sihir.

Dan selama dia mengenal Harry, kadang Harry bisa mengetahui banyak hal, dan bisa menebak hal-hal yang akan terjadi, itu sedikit mengerikan bahkan bagi Viktor. Dia sudah sering bertanya pada Harry namun Potter terakhir itu hanya tersenyum seperti sekarang.

Sebuah senyum misterius, yang mengandung kerinduan?

"Apa kau seorang Seer*?" Fleur bertanya penasaran.

"Tidak." jawab Harry cepat. "Ini karena Nee-chan." jelasnya.

Tiga penyihir itu saling melirik sebelum kembali memandang anak-yang-bertahan-hidup itu.

"Nee-chan? Siapa dia?" Daphne memberanikan diri bertanya. 'Itu seperti nama seorang gadis.' dia membatin sedikit gelisah. 'Seakrab apa dia dengan Nee-chan, sampai Harry mengucap namanya penuh rindu, apa dia orang yang dilihatnya dalam cermin Tarsah?' Daphne merasa dadanya sedikit sesak.

"Dia mengajariku banyak hal, terutama bagaimana cara memperoleh informasi." jelas Harry.

"Jadi Nee-chan ini yang memberitahumu tentang Turnamen Triwizard?" Harry menggeleng pada Viktor.

"Apa dia yang memasukkan nama mu dalam Turnamen ini?" Tanya Fleur dengan mata menyipit sedikit menuduh.

"Tidak. Nee-chan ku sudah tiada." suasana menjadi hening setelah ucapan Harry.

"Oh, Potter aku turut berduka." tutur Daphne.

Fleur berdehem merasa tidak enak. "I'm sorry Harry."

"Tak apa itu sudah lama." Harry tersenyum tipis.

"Jadi sebelum kau ke Hogwarts dan bertemu dengan Profesor Snape, kau diasuh oleh Nee-chan." Viktor bergumam.

Harry berdehem. "Sebelum kalian salah paham Nee-chan itu sebutan Kakak perempuan di Asia, lebih tepatnya Jepang."

"Eh, kupikir Nee-chan itu nama orang." Fleur menutup wajahnya malu. Meski Daphne juga malu tapi dia bisa mengatur rona wajahnya.

"Benar sebelum aku kembali ke Inggirs aku tinggal di Jepang, 'Atau tempat yang mirip jepang' lanjutnya dalam hati.

"Kita akan turun, siapkan tongkat kalian." Harry memberi aba-aba.

.

Naruto © Masashi Kishimoto
High School DxD © Ichie Ishibumi
Harry Potter © J.K Rowling

A Bond

"Naruto" bicara biasa.
'Naruto' bicara batin.
/Naruto\ bicara bijuu /monser.
Naruto jutsu /sihir.
Naruto flashback.

.

Harry bergerak lincah, membuat takjub tiga teman penyihirnya termasuk Viktor yang mengaku memiliki tubuh fit karena sebagai atlit Quidditch wajib memiliki tubuh bugar.

Tapi melihat gerakan lincah Harry mungkin dia harus latihan fisik lebih keras lagi.

Harry terus berjalan mengendap-ngendap di sepanjang makam tua, membisikkan sebuah mantera sihir dan kembali bergerak lagi dan kembali membisikkan mantera lagi, hal itu terus ia ulang sampai membentuk sebuah Barier tak terlihat.

Awalnya mereka ingin membantu Harry tapi anak itu hanya menyuruh mereka berjaga melihat kesekitar untuk menjaganya.

Fleur mengeluh akan butuh waktu lama untuk memasang jebakan di seluruh makam sendirian, tapi melihat gerakan gesit Harry dan kecepatan Mantera Harry dia kini hanya bisa bungkam.

"Huh." Harry kembali dengan mengusap peluh di dahinya wajahnya memancarkan rasa puas.

"Dengan ini para [Death Eater] akan terkurung setelah berkumpul disini." ujar Harry dengan senyum lebar.

"Bagaimana... Bagaimana bisa kau bergerak selincah itu?" Viktor bertanya nyaris gagap.

"Hm? Tentu saja latihan, kalau kau sudah terkejut dengan gerakanku tadi kau akan lebih terkejut lagi dengan pergerakan saudaraku." ujar Harry, Viktor termenung Harry memang sering menceritakan tentang saudaranya yang sedang ada ditempat jauh.

Harry selalu senang saat menceritakan tentang saudaranya itu. Bagi Viktor omongan Harry tentang saudara itu hanya ilusi seorang anak yang terkena kutukan kematian. Tapi semakin ia mengenal Harry selalu ada misteri yang menemani langkah anak itu. Dan mau tidak mau Viktor mulai percaya dengan semua yang dikatakan oleh Potter terakhir itu.

"Nee-chan sungguh memberi kami latihan neraka." kenang Harry. "Kami selalu mengeluh, dan Nee-chan selalu menambah porsi latihan kami saat kami semakin banyak mengeluh." Harry tertawa kecil sedangkan Dua gadis yang mendengar itu bergidik ngeri.

"Kau bilang mereka bukan penyihir."

"Memang bukan, mereka Ninja."

"Eh?" Mungkin Viktor harus memikirkan lagi untuk mempercayai Harry.

"Ayo kembali." Harry sudah menaiki sapu miliknya.

Mau tidak mau mereka bertiga mengikuti Harry.

....

Kuoh, Jepang.

"Siap?" Tanya Jiraiya dia akan memimpin para remaja kelebihan hormon itu (read: Naruto, Sasuke, Issei) untuk menyerang balik Kokabiel.

Untuk Asia dia akan berada dirumah menjaga rumah dan bersiap untuk mengobati yang terluka.

Sedangkan Xenovia dan Irina sudah pergi duluan untuk menyerang musuh.

Seperti yang diduga, setelah ketiga Maou itu pergi Kokabiel menyerang dua adik Maou itu di sekolah mereka.

Xenovia dan Irina fokus merebut pedang itu, dan para Shinobi dan Issei akan membantu mereka.

Dengan memakai pakaian serba hitam tidak lupa topeng menutupi rambut dan wajah mereka meninggalkan mata untuk melihat.

Mereka mulai bergerak menuju Akademi Kuoh.

"Naruto." Jiraiya memberi aba-aba murid Bego nya.

Tajuu Kagebunshin no Jutsu!

.

Note:
*Seer=Peramal

Uwahhh makasih responnya :)

Ditunggu vomentnya

Happy reading

Dwi

22-11-2020

A BondWhere stories live. Discover now