23

319 40 6
                                    

Hogwarts, Inggris.

Haru, kami akan terlambat sedikit bisa kau atur sebentar disana?

Salam sayang saudaramu.

Harry tersenyum membacanya, yah dia tidak masalah menunggu mereka sedikit lebih lama.

'Saatnya lelucon.' seringainya lebar.

Oh dear, dia tau partner yang paling cocok untuk ini.

Semakin banyak teman semakin baik.

Dibakarnya surat itu menjadi abu dan hilang dalam debu.

Dia tidak akan meninggalkan petunjuk bagi siapa pun.

.

Naruto © Masashi Kishimoto
High School DxD © Ichie Ishibumi
Harry Potter © J.K Rowling

A Bond

"Naruto" bicara biasa.
'Naruto' bicara batin.
/Naruto\ bicara bijuu / monser.
Naruto jutsu / sihir.
Naruto flashback.

.

Harry mengabaikan tatapan aneh dari para murid yang tertuju padanya.

Oh ayolah dia hanya berjalan sendiri tanpa dua temannya apa itu segitu anehnya?

Sejak dia menginjakkan di sekolah ini Harry sering mendapat perhatian, entah itu baik atau buruk, tapi dia sama sekali tidak terbiasa dengan itu.

Langkah Harry tidak berhenti, membawanya ke sebuah pohon besar yang ada ditaman.

"My Lord." seorang siswi menyapanya dengan hormat.

Harry tersenyum melihatnya. "Luna."

Mata Luna tidak benar-benar fokus padanya tapi Harry tau Luna Lovegood mendengernya.

Terlintas ide dikepala Harry. "Luna apa kau suka lelucon?" Luna berkedip mendengar ucapan Harry.

"Sebuah lelucon dari seorang Potter pasti menyenangkan." gadis itu tersenyum lebar.

Keduanya menyeringai.

.

Makan malam di aula besar sangat meriah dengan adanya murid dari dua sekolah lainnya.

Gemuruh percakapan terdengar dari berbagai sudut ruangan.

Meja Gryffindor terdengar paling berisik. Mereka terisi dengan anak-anak yang ceria dan bersemangat.

Ron Weasley melahap makanan di depannya tanpa memandang sekitarnya.

Seperti biasa Harry berusaha mengabaikannya dan berusaha menelan makanannya.

Cara makan Naruto bahkan lebih baik dari Ron Weasley. Percayalah.

Hermione menggelengkan kepalanya melihat teman merahnya itu. Ia memalingkan kepalanya ke Harry.

"Harry, apa kau siap dengan Turnamen selanjutnya?" Tanyanya.

"Yeah, sangat siap." Harry menjawab menyembunyikan senyumnya dibalik cawan minuman.

"Aku bisa membantumu." tawar Hermione yang sepertinya lebih bersemangat dari pada Harry.

"Tak apa Mione, aku sudah menyiapkan segalanya." sahut Potter terakhir itu ambigu.

"Oke." Hermione membuang nafas kecewa entah kenapa dia merasa Harry agak lain akhir-akhir ini.

.

A BondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang