37

167 25 7
                                    

Makam.

Empat penyihir remaja melawan 20 penyihir dewasa, perbandingan yang sangat tidak adil.

Meski awalnya ke empat juara unggul karena rasa terkejut pihak lawan, tapi tidak butuh waktu lama untuk Death Eater kembali unggul.

Para penyihir bertopeng itu membuat keempatnya berpencar, membuat pertarungan menjadi lima lawan satu.

Harry melawan empat penyihir dan Lucius yang sudah kehilangan topengnya karena tamparan dari Voldemort sebelumnya.

Dua penyihir itu saling melemparkan anggukan samar, beberapa detik kemudian Lucius merubah arah serangannya pada Death Eater di sebelahnya.

Harry melemparkan mantra pembeku pada penyihir disebelah Lucius tepat saat penyihir itu berteriak marah dan bingung pada Lucius.

Satu Death Eater yang melawan Fleur membuka topengnya memperlihatkan wajahnya yang ternyata Teodore Nott Sr. Penyihir itu menembakkan mantra pelucutan tongkat pada orang di sebelahnya.

Fleur terkejut dengan tindakan itu. Kenapa dia menyerang rekannya atau kenapa dia menolongku adalah pertanyaan di benaknya.

Dan seakan kode beberapa Death Eater lain membuka topeng dan menyerang Drath Eater bertopeng lainnya.

Cedric dan Victor tetap menyerang dengan bingung. Mereka menatap Harry yang tersenyum lebar.

Melihat semua itu baik Voldemort maupun penonton di Hogwarts tercengang dengan perubahan alur pertarungan itu.

Voldemort marah karena dikhianati. Dia mendesis marah. Para Death Eater berteriak kesakitan dan meraih tangan kiri mereka.

"Kalian!!" Voldemort berteriak murka. "Pengkhianat akan mati! Kalian semua akan mati disini!" Mata merah itu menatap empat remaja itu dengan marah sihirnya berkobar liar menakutkan.

Crucio! Mantra merah meluncur kearah Fleur yang masih membeku terkejut karena merasakan sihir Dark Lord itu.

"Fleur!" Harry melemparkan dirinya kehadapan gadis perancis itu tepat waktu dan membuat dirinya terkena mantra kutukan itu.

Teriakan Harry menyakitkan untuk penonton yang mendengarnya. Para siswi menjerit ngeri dan menangis untuk Harry.

Para siswa menatap adegan itu dengan mata melotot ngeri, Gabriella adik dari Fleur sudah menangis histeris dan dipeluk oleh siswi lain dari Beauxbatons, para Penyihir dewasa menutup mulutnya ngeri.

Dumbledore mengawasi semua adegan dengan cermat.

"Harry!" Remus berteriak pada adegan itu.

Barty menyeringai senang dan menggunakan gangguan itu untuk lepas dari situasinya yang terpojok.

Sebuah tongkat menghentikan aksinya sebelum terlaksana. "Mau kemana kau?" Draco bertanya dengan dingin.

Dibelakangnya ada Teodore Nott Jr. dan Neville yang memapah Alastor Moody yang asli yang jelas tidak dalam kondisi sehat.

Dumbledore menghubungkan semua yang terjadi dan berakhir pada kesimpulan.

Harry Potter sudah merencanakan semua ini dengan teliti dan rinci.

Pertanyaannya adalah bagaimana bocah itu bisa merencanakan semua ini tanpa diketahui oleh dirinya yang hebat ini?

.

Naruto © Masashi Kishimoto
High School DxD © Ichie Ishibumi
Harry Potter © J.K Rowling

A Bond

A BondWhere stories live. Discover now