Gea's Choice 12

2.8K 197 3
                                    

Tragedi marahnya Melvin kepada para petinggi sudah membuat para karyawan yang lain ketar-ketir kalau Melvin memanggil mereka. Terlebih ada beberapa yang menangis karena omongan Melvin sudah viral ke berbagai departeman yang ada.

Sampai dirumah Gea ngambek dengan Melvin. Bahkan ketika Melvin hendak menciumnya, Gea menghindar.

"Ga ada, pelukan, ciuman apalagi jatah yang lain." kata Gea tajam.

"Sayang, masa kamu marah gara-gara yang-"

"Aku sakit hati sama kamu. Kamu buat aku malu."

"Ya itu kan emang bener,"

"Bodo, pokoknya jangan deket-deket sama aku!"

"Sayang."

"Jangan deket-deket atau aku marah."

Satu kalimat itu membuat Melvin diam. Gea langsung pergi begitu saja. Melvin diam menatapnya. Kan Gea sendiri yang menyuruhnya untuk bersikap profesional kok sekarang malah marah.

Melvin menuruti Gea, ia tidak mendekati istrinya itu. Gea sendiri masih marah dan sakit hati dengan Melvin. Akibatnya ketika di kantor mood-nya juga ikut memburuk. Seketaris Melvin lah yang pertama yang terkena imbasnya. Tak hanya seketaris Melvin bahkan Direktur juga terkena omelan Melvin yang seolah mencari-cati kesalahan mereka.

"Pak Melvin kenapa ya? Kok moodnya jelek banget?" tanya seorang Seketaris dari Direktur. "Gue sampe kaget banget. Sumpah serius banget mukanya. Nggak ada senyum kayak biasanya."

"Berantem sama istrinya." jawab Seketaris Melvin.

"Kenapa?"

"Nggak tau. Pak Melvin nggak cerita." jawab Bryan. Seketaris Melvin. "Tapi kayaknya istrinya marah banget."

Tak lama terlihat Melvin yang pergi ke kantin. Tentu saja hal tersebut menjadi heboh. Selama ini Melvin tidak pernah pergi ke kantin karena Gea yang selalu membawakannya makan. Alhasil hari itu heboh, kalau mood jelek Melvin karena sedang bertengkar dengan istrinya.

Perang dingin Melvin dan Gea masih berlangsung. Hingga Melvin melakukan lembur kerja. Ketika pulang, ia terkejut melihat Gea bersama dengan Lois didalam rumahnya.

Lois menyapa Melvin dengan senyum yang lebar. Tapi tidak dengan Melvin.

"Lo kok disini?"

"Iya. Kerjaan gue udah kelar. Nongkrong yuk,"

"Gue besok dinas keluar negeri. Lagian kok lo tau rumah gue disini?"

"Gea yang ngasih tau. Gue udah chat lo tapi nggak lo bales." jelas Lois. "Gue udah jauh-jauh kesini. Ayo lah," lanjutnya.

Melvin mendecak. Gea lalu bangun dan berpamitan untuk masuk kamar. Kepalanya pusing. Melvin mengejarnya. Sampai didalam kamar, Melvin langsung menegur Gea yang hanya memakai hotpants dan Sweater yang memperlihatkan jelas bentuk tubuhnya.

"Lagian kamu ngapain sih, pake baju kayak gini di depan Lois?"

"Apa sih Vin, aku kan udah bilang aku nggak mau ngomong sama kamu!"

"Kan kamu sendiri yang nyuruh profesional masa sekarang kamu marah."

"Ya tapi kamu keterlaluan marahnya. Udalah, males aku ngomongnya."

Melvin menghela nafas. "Besok lagi kalau ada tamu jangan pake baju kayak gini ya, apalagi kalau tamunya cowok kayak Lois." ujarnya yang kemudian turun.

Gea hanya diam saja. Ia lalu menelfon Seketarisnya Melvin bertanya sampai kapan Melvin akan dinas dan acara apa yang akan dilakukan oleh Melvin. Setelah mengetahui jawabannya, Gea langsung mempersiapkan keperluan Melvin dan pergi tidur.

Melvin yang baru saja pulang ketika melihat kopernya sudah rapi, ia langsung tersenyum. Ia mendekati Gea dan mencium keningnya penuh sayang. Melvin lelah tapi melihat Gea ia ingin melakukan sesuatu yang lain, tapi ketika ingat tidak ada jatah atau jika Melvin mendekatinya istrinya itu akan marah. Melvin tidak punya pilihan lain.

Melvin menyentuh perut Gea. Ia ingin sekali memiliki anak sebenarnya. Tapi Gea menolaknya. Meski ketika mereka melakukannya Melvin tidak pernah memakai pengaman dan mengeluarkannya didalam, ia rasa istrinya itu minum obat kb karena tak pernah mengomentari tindakannya. Meski begitu ia akan tetap menghargai keputusan Gea. Buat apa punya anak kalau tidak bahagia. Yang penting sekarang, ia harus memiliki perasaan Gea dahulu.

****❤****

Gea merindukan Melvin ketika pagi harinya ia tak melihat Melvin dimanapun. Meski begitu, ia mencoba bersikap biasa aja. Tapi Melvin yang sama sekali tak menghubunginya, benar-benar membuatnya sangat marah. Beraninya laki-laki itu mengabaikannya.

Sementara disisi lain, Melvin mencoba fokus kerja meski pikirannya selalu tepatri kepada istrinya itu.

Gea melakukan rapat dengan team 3 yang bertugas dalam project bersama Lentera. Setelah mencapai titik final, Gea menyuruh ketua team untuk mengerjakannya. Dan besoknya Direktur Operasional sudah kembali. Gea langsung melaporkan rancangan miliknya. Direktur tersebut sangat puas dan langsung menandatangani rancangan Gea.

Gea menghubungi pihak Lentera dan mengadakan rapat. Pihak lentera setuju dan meminta Gea untuk mengubah beberapa hal. Gea menyanggupinya dan ia langsung kembali kerja.

Ketika pulang ia terkejut melihat seorang perempuan yang berdiri didepan rumahnya. Gea terkejut melihat siapa perempuan itu. Reina, kakaknya Melvin.

Gea sebenarnya kurang tau juga, Reina seperti apa orangnya. Melvin maupun keluarganya tidak ada yang pernah membahas Reina.

"Kak, masuk."

Reina menganguk. Ia masuk lalu memberikan roti yang ia bawa. Gea berterimakasih. Dan mempersilahkan Reina duduk.

"Melvin dirumah?"

"Enggak dia diluar negeri."

"Kamu masih kerja di perusahaan?"

"Iya kak."

"Mending kamu berhenti kerja aja, buat apa kerja, emang uang yang dikasih Melvin kurang?"

"Enggak Kak."

"Lagian kalau nanti kamu punya anak gimana? Mau kamu telantarin gitu?"

Gea tak suka mendengarnya. Ya kali ia akan menelantarkan anaknya. Adiknya saja tak pernah ia telantarkan.

"Kamu mending fokus aja jadi ibu rumah tangga. Rawat dan jagain anak kamu yang bener nanti. Nggak usah pake acara kerja segala." lanjut Reina lagi. "Kamu denger kan apa kataku? Melvin itu adik yang paling aku sayangi. Lagipula Melvin pasti lebih suka kamu dirumah aja."

"Melvin udah setuju kok kak kalau saya kerja. Lagian saya sama Melvin udah sepakat buat nggak punya anak dulu." jawab Gea sesopan mungkin.

Reina terkejut mendengarnya. "Kamu itu kan seumuran sama Melvin, masa masih mau nunda-nunda punya anak. Lagian masa Melvin setuju-setuju aja sih sama maunya kamu. Nggak mungkin banget. Jangan bohong kamu."

"Kalau kaka nggak percaya tanya aja Melvin." kata Gea lembut.

Reina langsung berdiri. "Aku bilang gini itu buat kebaikan kamu sama Melvin!" ujarnya yang kemudian langsung pergi.

Gea hanya menatapnya lelah.

Ia langsung naik ke atas kamarnya dan istirahat. Kepalanya sakit.

Gea's Choice (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang