Gea's Choice 17

2.8K 203 9
                                    

Gea terbangun ketika merasakan seseorang menyentuhnya. Ia hampir saja teriak kalau Melvin tidak memanggilnya. Gea membuka matanya, ia memastikan pengelihatannya. Seorang Dokter sedang memeriksanya. Melvin tersenyum melihatnya. Ketika selesai diperiksa, Gea langsung bangun. Ia menatap Melvin heran.

"Kenapa nggak bilang kalau kamu sakit?" tanya Melvin cemas.

Ia menyentuh kening Gea. "Badan kamu panas banget."

Gea mengambil air didekatnya dan meminumnya. Ia lalu berbaring dan menutup matanya kembali. Ia masih bisa mendengar omongan Melvin dengan Dokter. Tapi ketika Melvin berkata bahwa Gea sedang hamil. Gea membuka matanya.

"Kamu tau darimana?" tanya Gea.

"Raka. Tadi ketemu di lift. Dia ngasih ucapan selamat." jawab Melvin. "Aku anter Dokter keluar dulu." kata Melvin kemudian. Gea menganguk.

Tak lama, Melvin datang kembali dengan semangkok buah-buahan. Melvin duduk disamping tempat tidur dan mulai mengupas buahnya. Gea menatapnya.

"Kamu nggak kerja?"

"Aku suruh Bryan yang urus."

"Kasihan tau, kamu balik aja ke kantor abis ini. Lagian aku juga gapapa." kata Gea pelan.

"Nggak, aku mau jagain kamu disini aja. Aku nggak akan tenang nanti di kantor kalau kamu sakit gini,"

"Aku kan nggak anak kecil Vin."

"Sama aja, aku khawatir."

Gea tersenyum mendengarnya. "Makasih."

"Itu kan udah tugas aku. Sayang, aku minta maaf ya kalau nggak pulang beberapa hari ini, Aku kekanakan banget. Maafin aku ya,""

"Aku ngerti kok. Kan kamu lagi marah sama aku,"

"Harusnya kan aku nggak gitu, maafin aku ya,"

"Tapi jangan di ulangin lagi ya,"

Melvin menganguk sebagai jawaban.

"Kamu udah makan?"

"Belum,"

"Kamu mau makan apa? Biar aku suruh mbaknya buatin."

"Aku nggak nafsu makan. Ntar aja."

"Jangan gitu sayang, nanti kamu tambah sakit yang ada. Terus kamu juga lagi hamil. Kamu harus jaga kesehatan."

"Soto deh."

"Oke. Aku suruh mbaknya buatin soto buat kamu. Terus ini buahnya di makan dulu," kata Melvin yang kemudian turun.

Gea memejamkan matanya, kepalanya pusing kembali. Tak lama Melvin muncul, melihat Gea belum memakan buahnya, Melvin langsung menyuapi Gea buah tersebut. Gea yang memang malas berdebat dengan Melvin pun memakannya. Namun ia hanya sanggup memakan beberapa potong sebelum meminta berhenti.

Melvin lalu meletakan mangkok buahnya. Ia mecium kening Gea sayang sebelum menyentuh perut Gea. Ia mengusapnya sayang dan tak percaya bahwa ia sebentar lagi akan menjadi seorang ayah.

"Ini beneran? Ada anak kita disini? Serius kamu hamil?" tanya Melvin yang seolah masih tak percaya dengan kenyataan itu.

"Iya."

Melvin tersenyum lega. "Berapa minggu?"

"Sembilan minggu."

Melvin terkejut mendengarnya. Sembilan minggu? Itu artinya Gea sudah hamil sebelum Gea dan mamanya saling bertikai. Baru sebulan yang lalu Gea dan Mamanya bertikai karena ia dan Gea memutuskan tidak akan memiliki anak. Tapi sekarang tuhan menghadiahinya sebuah kehidupan baru untuk melengkapi keluarganya.

Melvin menyentuh tangan Gea dan menciumi tangannya. Ia mengusap perut Gea dan menciumnya. Ia berkata agar anaknya sehat-sehat terus didalam sana. Ia dan Gea tak sabar menantikannya.

"Gea, bukannya kamu minum obat kb ya?"

Gea menatap Melvin tajam kini.

"Jangan salah faham. Aku cuma nanya aja."

"Aku cuma pernah minum tiga kali aja obat itu. Sedangkan kamu kalau ngajak kan nggak tau tempat." sindir Gea.

Karena itulah, Gea tidak punya pembantu yang tinggal di rumahnya. Melvin sering sekali meminta Gea melayaninya. Entah itu di dapur atau di ruang tamu. Bahkan di kolam renang rumah pun pernah mereka lakukan. Melvin berkata ingin mencoba hal baru bersama Gea.

Melvin tersenyum malu. Ia lalu mencium kening Gea sayang. Tak lupa ia menyuapi Gea lagi dengan buah yang telah ia kupas tadi. Setelahnya, ia menyuruh Gea istirahat dan Melvin keluar untuk menelfon orangtuanya. Ia memberitahukan kabar bahagia bahwa ia akan menjadi ayah. Gea saat ini sedang hamil.

Mamanya yang mendengarnya sangat senang. Tak butuh waktu lama mamanya pun sudah sampai di kediamannya. Gea yang sedang istirahat langsung terbangun ketika mendengar suara berisik. Ia memijat kepalanya yang terasa semakin sakit.

Samar-samar ia mendengar suara Melvin dan suara perempuan yang sedang berdebat. Gea membuka matanya perlahan. Ada mamanya Melvin. Mamanya Melvin langsung mendekatinya dan mengucapkan selamat. Gea berterimakasih. Ia juga tidak menyangka sebenarnya.

Melvin yang melihat interaksi Gea dan mamanya tersenyum senang. Akhirnya dua wanita yang sangat berharga di hidupnya berdamai.

***❤***

Esoknya, Gea masih memutuskan untuk cuti. Ia masih tidak enak badan. Sementara Melvin menemaninya. Gea menyuruh Melvin berangkat bekerja untuk menyelesaikan kewajibannya. Karena ia akan baik-baik saja. Melvin keukuh menolak. Ia tidak akan pergi kemanapun meningalkan Gea yang terbaring sakit. Terlebih Gea sedang mengandung anak pertama mereka.

Gea membiarkannya akhirnya, lagipula ia juga tidak akan menang berdebat dengan Melvin. Hingga Melvin menyarankan agar Gea berhenti bekerja. Tentu saja Gea menatapnya tajam. Apa maksud Melvin.

"Aku khawatir sama kamu, terlebih papa mindahin kamu ke lapangan,"

"Aku gapapa Vin."

"Ga bisa sayang, aku khawatir.  Tolong ngertiin aku sekali ini aja,"

"Kamu yang ngertiin aku, kamu udah janji loh bakal biarin ke aku kerja sebelum kita nikah,"

"Memang, tapi masalahya kamu lagi hamil. Proyek di lapangan itu bahaya, aplagi kamu hamil muda. Kamu harus extra hati-hati."

"Ya kamu minta papa kamu buat narik aku ke kantor lagi biar nggak di lapangan." Pinta Gea

"Nggak segampang itu, yang buat kamu dikirim di lapangan itu mama." ujar Melvin memberitahu. "Dan mam nggak akan ngizinin kamu kerja disaat kamu lagi hamil cucu pertamanya. Please... Ngertiin aku kali ini aja. Kamu berhenti kerja dulu nanti kalau kamu udah lahiran baru deh kamu kerja ya,"

"Nggak mau Vin. Aku mau kerja!" kata Gea tegas.

Gea's Choice (TAMAT)Место, где живут истории. Откройте их для себя