Gea's Choice 36

3.5K 231 4
                                    

"Ma, Cio bakalan jadi anak baik. Nurut sama mama. Cio nggak akan bantah omongan mama. Tapi itu, izinin Cio tinggal disini ya sama mama." kata Cio ke Gea ketika anak itu akan tidur.

"Cio nggak mau di rumah papa. Cio mau sama mama aja." lanjutnya dengan suara gemetar.

Dari perkataan maupun suaranya Gea tau dengan jelas. Putranya itu takut dikirim pulang ke rumah papanya.

"Cio, juga mau pindah sekolah disini aja sama adek." lanjutnya lagi.

"Iya Ma, kakak disini aja sama aku. Tau nggak kak, disini seru tau. Aku tiap hari main sama temenku. Terus kita juga berangkat bersama les sama temenku. Lesnya ga kayak di rumah papa. Les disini seru, soalnya bisa main sama temen-temen. Terus sekolahnya juga ga susah yang harus pake bahasa Inggris terus." cerita Xana yang kini duduk disamping Cio.

"Cio mau ma kayak Xana. Iya? Boleh kan? Iya ma... Cio mau kayak gitu-"

Belum selesai Cio bicara, anak tersebut ikut duduk dan ketika akan berdiri, Cio malah mutah di badan Gea. Cio menutupinya dengan tangannya dan menahan agar tidak mutah namun tubuhnya menolak kerjasama dan tetap mutah dibadan mamanya.

Gea yang melihatnya langsung bangun. Dan menyentuh tangan Cio.

"Gapapa. Nggak usah di lepasin sayang, mutah aja. Xana bilang ke tante suruh buatin susu hangat buat kakak. Sama itu ambil air dan minta tante ambilin kain lap yang bersih."

"Iya Ma." kata Xana yang kemudian langsung berlari pergi keluar.

Cio masih memutahkan isi perutnya bahkan teh yang diminum Cio tadi pun ikut keluar. Gea melepas bajunya dan meletakannya di ranjang. Ia pergi menuju almari dan mengambil baju yang baru. Setelah itu ia mengambil botol berisi air putih tak jauh darinya dan minyak kayu putih. Gea membantu Cio meminum air dari botol tersebut.

Tak lama Xana kembali dengan tantenya membawa sebaskom air dan kain.

"Cio mutah kak?"

"Iya. Kayaknya masuk angin deh. Makasih ya,"

"Iya."

"Ven, cariin bajunya Cio di almari. Kayaknya ada kok bajunya yang ketinggalan."

"Iya kak,"

Gea membersihkan tangan dan mulut Cio. Sementara Cio menangis terisak.

"Maaf, mama... Maaf," kata Cio dengan menangis.

"Gapapa sayang, kan kamu juga ga senagaja."

Gea lalu melepas baju Cio dan memberikan minyak kayu putih ke perut, leher,dan dadanya. Ia lalu memakaikan Cio baju baru dan mengenndongnya. Vena membuang air bekas membersihkan Cio lalu membersihkan mutahan Cio. Cio masih terisak dan Gea menenangkannya dan mengatakan semuanya baik-baik saja. Dan ia sama sekali tidak marah dengan putranya.

Gea menurunkan Cio dan mengganti dengan seprai baru. Untung saja, Melvin dulu membeli beberapa seprai yang tahan air. Dimana seprai itu akan membuat air yang ada diatas tempat tidur tidak mencapai kasur.

Vena kembali dengan segelas susu hangat. Cio meminumnya sedikit lalu tidur kembali.

"Cio mama bersihin seprai sama baju itu dulu ya,"

Cio menggeleng dan memegangi tangan Gea. Ia mau bersama Gea.

"Kamu istirahat dulu, nanti mutah lagi loh. Disini aja sama adek dulu. Nanti mama kesini lagi. Cuma bentar kok."

Cio menggeleng kembali.

"Tadi siapa yang bilang mau nurut omongan mama?"

Air mata Cio jatuh mendengar perkataan Gea. Ia melepaskan tangannya.

"Kan Cio sakit ma. Kepala Cio pusing. Cio pingin sama mama." isaknya.

"Mama tau sayang, tapi kan mama keluar bentar. Bentar banget. Abis itu balik lagi kesini. Mama cuma mau bersihin seprai tadi, gapapa ya. Jangan nangis gini dong," ujarya sembari mengusap air mata Gea.

Gea menunduk dan mencium kening Cio. "Bentar ya,"

Cio akhirnya menganguk.

"Makasih, anak mama satu ini emang pengertian banget."

Setelah mengucap itu, Gea pergi keluar. Xana naik ke atas tempat tidur dan bertanya ke kakaknya dimana ya g sakit. Dan Cio menunjuk kepalanya. Xana lalu memijitnya.

"Makasih Xana."

"Sama-sama Kak. Xana seneng kakak disini. Xana kangen banget sama kakak."

"Kakak juga kangen sama Xana. Kangen banget. Dirumah sepi, nggak ada yang bisa di gangguin lagi."

Xana tertawa kecil.

"Kakak, besok kalau kakak udah sembuh ikut aku main yuk. Aku kenalin ke temen-temenku." bisiknya.

Cio menatap Xana. "Aku mau pamer kalau kakakku ada disini." lanjutnya yang kemudian langsung memeluk Cio.

Cio membalas pelukannya. Dan tak butuh waktu lama, Cio terlelap bersama Xana. Ketika Gea kembali dan melihat pemandangan tersebut ia tersenyum. Ia lalu menyelimuti badan Cio dan Xana setelah itu berjalan keluar untuk menelfon Melvin.

Namun belum sempat, ia menelfon Melvin, Melvin sudah lebih dulu menelfon Gea.

"Kamu sama Cio?" tanya Melvin panik.

"Iya. Dia sama aku,"

"Kok kamu nggak bilang aku dulu sih mau jemput Cio?" bentak Melvin dari sebrang.

"Aku nggak bilang? Kamu tuh yang kenapa Vin! Cio naik pesawat sama Taxi buat kesini sendiri! Sendiri! Aku aja kaget, pulang kerja lihat Cio suda ada di rumah! Aku pikir dia kesini sama kamu, nggak taunya... Kamu juga, bisa-bisanya kamu biarin Cio kyak gitu. Apa susahnya nganter Cio kesini?"

"Karena aku nggak mau ketemu kamu!" kata Melvin tegas.

"Terus? Kan bisa kamu anterin sampe depan pintu kalau nggak mau ketemu aku! Pokoknya sekarang Cio sama aku. Tadi Cio juga bilang dia mau pindah sekolah. Jadi tolong kerjasamanya,"

"Apaan sih, nggak nggak nggak bisa. Nggak usah aneh-aneh ya kamu. Nggak usah. Selama liburan dia mau kesana it's oke. Gapapa. Nggak ada pindah-pindah sekolah!" setelah mengatakan itu, Melvin mematikan telfonnya kesal.

Begitu juga Gea. Ingin rasanya menghapus nomor Melvin dari kontaknya.

Esoknya, ketika Melvin sedang bekerja mamanya menghampirinya dan bertanya Cio ada dimana. Melvin menjawab sejujurnya. Mendengar jawaban itu, Seira pun memarahi Melvin yang membiarkan Gea mengambil Cio darinya.

"Cio sendiri Ma, yang dateng kesan."

"Kamu pikir mama percaya? Pasti Gea itu yang jemput Cio kayak Xana dulu. Mana mungkin Cio bisa naik pesawat sendiri. Kamu pikir dong, emangnya pihak maskapai bakal ngizinin anak kecil buat naik pesawat?"

"Itu kenyataannya Ma!"

"Melvin!! Kamu itu ya, perjuangin hak asuh kamu!"

"Hak asuh apa sih Ma. Aku sama Gea itu sama aja."

"Nggak sama lah, perempuan itu bisa ngasih apa buat Cio sama Xana. Kalau kamu nggak amu ngurus. Biar mama yang urus."

"Apa sih Ma, statusku sama Gea itu masih suami istri! Aku nggak pernah talak Gea dan Gea pun nggak pernah gugat aku!"

"Dia itu bukan istri kamu. Istri mana yang pergi sampe setahun nggak menjalankan kewajibannya? Istri mana? Cerain aja dia, dan nikah sama anak temen mama."

"Karena mama yang kayak gini nih, Gea nggak mau pulang! Coba aja mama nggak gini, Gea pasti nggak akan gitu juga."

"Kamu lebih milih belain perempuan itu dari paoa mama yang udah ngelahirin kamu?"

"Perempuan itu istri aku Ma, ibu dari anak-anak aku juga. Udah ya Ma. Aku sibuk!" kata Melvin yang kemudian keluar.

Gea's Choice (TAMAT)Where stories live. Discover now