Gea's Choice 29

2.4K 181 3
                                    

Seira yang mendapat kabar bahwa Cio tidak hadir di les Pianonya segera bersip untuk mendatangani rumah cucunya itu. Ketika ia akan masuk kedalam mobil dan pergi ia mendapat telfon dari asisten di rumah cucunya, bahwa saat ini Cio berada di rumah sendirian. Gea, Melvin, dan Xana sedang pergi keluar.

Seira langsung menelfon Gea namun sayangnya, telfon tersebut tidak diangkat. Sampai di rumah Melvin, Seira langsung menghampiri cucunya dan bertanya kemana perginya orangtuanya itu. Cio menjawab dengan jujur apa yang ia ketahui.

"Terus kenapa kamu nggak les Piano tadi?" tanya Seira tajam.

"Cio main tadi di taman sama mbak Lusi. Tapi Cio udah bilang mama kok. Katanya gapapa." jawabnya cepat.

"Besok lagi jangan bolos ya, kamu bisa ketinggalan pelajaran!"

"Iya Oma." jawab Cio patuh.

"Yaudah, sana istirahat."

Cio menganguk kembali.

Esoknya, Seira datang kembali ke rumah Melvin, ketika mendapati Gea baru saja tiba, Seira langsung menghinanya. Ia mengatakan bahwa Gea tidak pantas menjadi ibu karena meninggalkan putranya yang masih kecil sendirian di rumah. Ia juga memaki Gea yang bersikap tidak adil dengan hanya mengajak Xana seorang.

"Cio kan main sama temennya Ma!" jawab Gea.

Gea tadinya tidak ada niatan mengajak Xana. Tapi karena melihat Xana sendirian ia akhirnya mengajaknya dan Cio, ia melihat putranya masih bermain dengan teman-temannya. Gea tak ingin mengganggunya.

"Terus kenapa kamu ngizinin Cio nggak les Piano?" tanya Seira tajam.

Gea tidak mengerti. "Aku nggak tau maksud mama apa,"

"Nggak usah, sok nggak tau. Kamu kan yang ngizinin Cio buat bolos nggak masuk kelas Piano. Kamu itu bisa nggak sih kasih contoh yang bagus buat anak kamu? Kamu itu kan nggak ngapa-ngapain di rumah masa nggak bisa ngajarin anak kamu yang bener dikit? Mau jadi apa Cio nanti kalau kamu aja biarin dia bolos nggak masuk giti?" tanya Seira emosi.

Gea emosi mendengarnya.

"Aku nggak pernah kasih izin itu ya Ma, aku nggak tau kalau Cio bolos." jelas Gea tak terima.

Ia kesal kenapa putranya itu berbohong dan suka sekali mengatakan hal yang tidak berguna ke mertuanya itu,

"Cio sendiri yang bilang,"

Gea memijit pelipisnya. "CIO! LUCRECIO!!" teriaknya.

Tak lama Lusi datang dengan berlari.

"Cio mana?" tanya Gea menahan amarahnya.

"Cio les bahasa Mandarin bu." jawabnya.

Gea langsung menanyakan tentang Cio yang membolos tidak masuk kelas Piano. Lusi langsung menjelaskan bahwa ia yang sengaja berbohong kepada Cio agar anak itu senang. Ia tidak tega melihat Cio tidak memiliki banyak waktu bermain dan hanya pergi les. Ia meminta agar Cio tidak dimarahi.

Gea menatap mertuanya. Seira yang malu karena sudah mengomeli Gea tanpa tau kenyataannya langsung memecat Lusi. Ia tidak ingin Lusi merawat cucunya karena kebiasaan berbohongnya. Lusi memohon agar tidak di pecat. Namun Seira mengabaikannya. Ia akan meminta Melvin untuk memberikan gaji Lusi nanti. Karena memang Lusi yang memperkerjakannya. Sementara Gea diam saja dan tidak peduli. Seira masih menyalahkan Gea yang tidak memberikan perhatian kepada Cio lalu pergi.

Gea mencibirnya dengan menghinanya sebagai Mak Lampir. Lusi langsung memohon agar tidak di pecat, namun Gea meminta maaf karena tidak dapat membantu banyak. Meski ia istri dari Melvin tapi kekusaan rumah ini milik mertuanya. Ia akan membantunya berbicara dengan Melvin nanti.

"Lagian kamu sih, ngapain pake acara bohong gitu,"

"Saya kasihan sama Cio bu. Cio kelihatan sedih banget. Dia juga kan jarang main karena sering pergi les, karena saya sengaja bohong biar Cio senang." jelas Lusi.

"Besok lagi kamu nggak usah kayak gitu, lagian semua les itu kan kemauannya Cio sendiri! Jadi dia harus tanggung jawab sama pilihannya!"

Lusi diam saja. Gea langsung menyuruhnya masuk dan menunghu keputusan nanti malam.

Ketika Melvin pulang, Gea langsung memberitahu apa yang terjadi tadi. Melvin menganguk, ia sudah mendengar dari ibunya tadi. Ibunya datang menemuinya ke kantor.

"Terus gimana? Kamu mau pecat Lusi?"

"Terpaksa deh,"

"Tapi Lusi itu udah ngerawat Cio dati masih bayi."

"Aku tau."

"Cio juga kelihatannya suka banget sama Lusi."

"Ya terus gimana lagi? Mama ngancem aku kalau aku nggak turutin permintaan dia. Kayaknya aku kasih dia surat rekomendasi aja sama kasih tambahan aja." jelas Melvin.

"Kamu nggak nanya Cio dulu?" tanya Gea.

"Enggak." jawab Melvin yang kemudian mengambil cek dan menuliskan sejumlah angka nominal yang besar.

Melvin meminta maaf dan berterimakasih atas semua jasa Lusi selama ini. Cio yang baru saja pulang les melihat Lusi membawa koper dan beberapa tas langsung bertanya Lusi mau kemana. Mendengar jawaban papanya, Cio langsung menangis hebat dan memeluk Lusi memintanya untuk tidak pergi. Cio memohon kepada papanya agar tidak memecat Lusi namun Melvin mengabaikannya.

Cio menatap mamanya memohon, ia meminta mamanya untuk tidak memecat Lusi. Cio sangat menyayangi Lusi.

"Mama, tolong. Aku mohon sama mama. Jangan pecat mbak. Aku sayang sama mbak, jangan pecat mbak Lusi. Mama... Aku mau mbak Lusi disini." isaknya dengan menggengham tangan Gea erat.

"Itu oma kamu yang pecat. Kamu bilang kesana ke oma kamu! Kamu minta ke dia buat nggak pecat mbak Lusi. Mama nggak bisa bantu apa-apa."

Mendengar hal tersebut isakan Cio semakin keras dan memeluk Lusi erat. Ia meminta agar Lusi tidak pergi.

Gea's Choice (TAMAT)Место, где живут истории. Откройте их для себя