Gea's Choice 39

3.9K 224 1
                                    

Setelah menelfon Melvin, Gea merasa sangat tidak tenang dan khawatir. Ia penasaran apa benar Melvin akan datang menemuinya? Jika benar, bagaimana pertemuannya nanti? Ia sangat penasaran tentang itu, apa mereka akan bertengkar lagi atau justru saling memeluk karena sudah lama tidak bertemu? Entalah Gea tidak tau. Tapi satu hal yang pasti, ia menantikan kedatangan Melvin dengan tidak sabar.

Gea menyentuh jantungnya yang berdebar keras. Sepertinya malam ini ia tidak akan bisa tidur karena tidak sabar dengan datangnya hari esok. Padahal jika ia tidur sekarang dan tidur yang cukup ia bisa terlihat cantik di depan Melvin esok.

Ketika melihat penampilannya di depan kaca, Gea menghela nafas. Ternyata selama ini ia tidak terlalu memperhatikan penampilannya. Penampilannya terlihat dekil. Sepertinya besok, ia harus pergi ke salon terlebih dahulu.

Gea pun berbaring, kira-kira kapan suaminya itu akan datang. Jujur, ia sangat merindukan laki-laki dingin tidak berperasaan itu. Gea memasang airphonennya dan kemudian mencoba tidur. Namun, sampai jam 4 pagi, ia tidak bisa tidur. Ia pun bangun dan mulai mengirim pesan ke atasannya bahwa ia akan libur untuk hari ini dengan alasan sakit. Gea ingin pergi ke salon untuk perawatan sebentar.

Tok...tok..tok....

Gea bangun dan membuka pintu kamarnya. Dalam hatinya, ia mengira bahwa ibunya yang membangunkannya. Tapi, ketika melihat siapa yang ada didepannya, mata Gea hampir saja melompat dari tempatnya. Ia rasa, ia bermimpi.

"Gea,"

Tapi, suara itu terlalu nyata untuk dikatakan sebagai mimpi.

"Sayang, aku kangen." ujarnya yang kemudian memeluk Gea erat.

Gea terkejut. Kenapa? Kenapa orang yang sedari tadi menganggu pikirannya sudah ada di depan matanya? Kenapa?

Pelukannya semakin terasa erat.

"Melvin?" panggilnya memastikan.

"Hmm, kamu nggak lupa aku kan?" tanya Melvin dengan melepaskan pelukannya dan menatap Gea dengan wajah betenya.

Melihat hal tersebut, Gea tersenyum. Ia tidak bermimpi ternyata. Ia pun memeluk Melvin erat seolah takut laki-laki itu akan pergi meninggalkannya.

"Kamu, bodoh!"

Meski begitu, mereka saling memeluk lama dengan erat seolah menyalurkan rasa rindu yang telah lama mereka pendam. Melvin melepaskan pelukannya dan langsung mencium bibir Gea rakus.

"Kamu ya, bener-bener .... bisa-bisanya kamu nggak mau pulang." keluh Melvin. "Kamu tuh anggap apa pernikahan kita?"

"Vin,"

"Terus sekarang kamu tiba-tiba minta cerai lagi, sebenarnya aku ini apa dimata kamu? Kamu marah karena aku belain mama? Mama juga marah karena aku selalu belain kamu Gea. Didepan mama aku belain kamu dan depan kamu, aku belain mama. Aku cuma ... apa caraku salah? Mama bahkan nggak pernah nyuru kita cerai,"

"Tapi mama nyuruh kamu nikah lagi,"

"Karena kamu nggak pulang Gea. Karena kamu nggak mau pulang, terlebih kamu bawa Xana pergi. Mama pikir kita udah cerai. Dan ketika aku jelasin hubungan kita, mama marah. Mama paling benci orang yang kena maslah mlah pergi dari rumah, karena itu-"

"Terus kamu nyalahin aku sekarang?" tanya Gea tak terima.

"Aku nggak nyalahin kamu, aku yang salah. Aku yang nggak bisa jadi suami atau anak yang baik buat kalian. Aku yang salah Gea. Maaf. Maafin aku."

"Kalau kamu masih mau sama aku. Kita tinggal aja disini, aku nggak mau pulang. Mama kamu benci banget sama aku. Aku nggak bisa-"

"Aku minta maaf karena mamaku nggak baik ke kamu. Tapi Gea, gimanapun beliau tetap mamaku. Mertua kamu, aku nggak bisa kalau disuruh milih antara kamu arau mama. Aku mohon, jangan paksa aku buat milih kalian. Aku-"

Gea melepaskan pelukannya. Dan mengalihkan pandangannya.

"Mama kamu nggak suka sama aku, dan aku bisa terima. Tapi yang paling buat aku kesel, mama kamu selalu ikut campur semua masalah kita."

"Aku akan bilang ke mama buat nggak ikut campur lagi."

Gea menggeleng, "Buktinya mama selalu ikut campur!"

"Terus kamu mau aku gimana? Tinggal disini?"

"Iya."

"Terus kerjaanku? Perusahaan gimana?"

Gea diam.

"Lebih baik kamu istirahat aja. Kamh pasti nggak tidur tadi karena buru-buru kesini." suruh Gea kemudian.

"Kita belum selesai bicara." bantah Melvin.

"Apa sih yang mau dibicarain lagi? Pembicaraan kita ini nggak akan nemu titik terang, ngerti? Enggak akan. Lain kali aja kita bicarain ini, kamu nggak akan langsung pergi kan?"

Melvin menghela nafas.

"Aku buatin teh dulu."

Melvin menganguk.

"Mau aku siapin air anget buat mandi?"

Melvin menggeleng. "Aku lamgsung istirahat aja." kata Melvin yang kemudian berbaring di tempat yang baru saja Gea tiduri.

Gea keluar dan Melvin memeluk Cio yang ada di dekatnya.

Ketika di dapur, ibu Gea bertanya apa yang dibicarakan Gea dan Melvin, namun Gea hanya diam saja dan enggan menjawabnya. Selesai membuat teh, ia masuk ke kamar dan menyuruh Melvin meminum teh dulu sebelum tidur. Melvin menurut yang kemudian menarik Gea hingga jatuh menindihnya. Ia memeluk perempuan tersebut erat.

Gea's Choice (TAMAT)Where stories live. Discover now