Gea's Choice 13

2.7K 191 0
                                    

Sudah 6 hari Melvin pergi dinas keluar negeri. Gea sendiri terpilih untuk pergi kunjungan keluar kota bersama pihak lentera untuk mengurus acara pembangunan untuk panti asuhan yang baru selama 4 hari.

Gea menatap layar ponselnya. Melvin sama sekali tidak menghubunginya. Padahal ia sangat merindukannya. Gea memasukan ponselnya. Karena Melvin yang tidak menghubunginya. Baiklah ia juga tidak akan menghubungi laki-laki itu. Ia pikir ia tidak bisa marah apa.

Sementara itu, Melvin segera buru-buru pulang ketika dinasnya sudah selesai. Sebenarnya ia mengkhawatirkan istrinya karena kakaknya baru saja mengunjungi kediamannya. Reina kakaknya menelfonnya dengan marah-marah. Melvin sudah menenangkannya. Ia khawatir Gea akan tersinggung tapi istrinya itu sama sekali tidak pernah menghubunginya.

Sampai dirumahnya ia bingung mencari istrinya itu. Istrinya tidak ada di rumah. Melvin khawatir Gea minggat. Ia buru-buru menelfonnya. Gea merejectnya dan mengirimkan pesan bahwa ia pergi dinas. Melvin menghela napas. Ia rindu dengan Gea. Ia ingin memeluk tubuh Gea erat.

Esoknya dikantor, ketika Melvin rapat ia mendengar laporan bahwa kontrak dengan Lentera berjalan lancar terlebih ketika Eiji juga ikut campur memberikan sponsor. Tentu saja Melvin terkejut mendengarnya. Eiji?? Itu adalah nama perusahaan milik keluarga Brahms.

"Jadi, kemungkinan projectnya juga akan selesai lebih cepat." Kata Manajer tersebut.

"Jadi, siapa yang ngirim istri saya ke Lombok?" tanya Melvin kesal.

"Itu, kan bapak sendiri yang minta agar project dengan Lentera berhasil. Jadi, Gea sendiri yang langsung turun tangan. Soalnya sekarang Gea yang ambil tugas tersebut pak."

"Jadi maksud kamu sebelumnya bukan istri saya pegang?"

"Benar pak."

Melvin tertawa mendengarnya. Pantas saja istrinya sangat marah kemarin. Ia berharap semoga Brahms tidak bertemu Gea.

Ting!

Melvin melihatnya. Ada pesan dari Brahms. Isi pesan tersebut adalah foto Brahms dan Gea. Melvin meremas ponselnya.

"Bryan, pesenin saya tiket ke lombok sekarang." perintah Melvin.

"Bapak mau nyusul nyonya?"

Melvin menatapnya tajam.

"Bapak punya banyak kesibukan setelah ini."

"Undur. Saya mau ketemu sama istri saya sekarang!" perintah Melvin mutlak.

Bryan menggeleng. Pekerjaan Melvin masih belum dimulai bisa-bisa minta di undur. Bryan menyarankan agar Melvin menelfon istrinya. Tapi Melvin menolak. Ia mau ketemu istrinya sekarang!

Tak lama, komisaris muncul yang merupakan ayah Melvin. Ia menyuruh Melvin tenang agar tidak khawatir dengan istrinya dan fokus bekerja. Istrinya itu akan baik-baik saja. Lagipula mamanya baru saja terbang kesana. Alhasil mau tidak mau Melvin menurut.

Sialan! Ia sangat merindukan istrinya itu. Awas aja Brahms jika kegatalan disana.

Sementara itu, Gea terkejut melihat Brahms dan ibunya yang datang sebagai sponsor. Tak hanya itu, mama mertuanya juga datang. Entah situasi apa yang saat ini dihadapinya. Ibunya Brahms menatapnya tajam seolah mengulitinya. Ia yakin kalau ibunya Brahms pasti berfikir bahwa ini disengaja. Gea balas membalasnya. Ibunya Brahms itu malah tersenyum meremehkan. Tak lama mertuanya menyapa ibunya Brahms. Tentunya ibunya Brahms membalasnya. Tapi entah ini perasaan Gea atau gimana aura dari kedua orang ini tidak enak. Selain itu, mereka berdua saling berbalas sindiran halus.

Gea yang merupakan penanggung jawab langsung di panggil oleh pihak Lentera. Mereka pun langsung memulai acaranya. Acaranya dimulai cukup meriah. Sampai Gea yang maju lalu menyampaikan pidato singkatnya. Semuanya lancar tanpa masalah.

Gea bersama pihak lentera menemui ibunya Brahms bersama Brahms untuk menjelaskan lebih lanjut tentang project ini. Gea khawatir kalau ibunya Brahms akan menolaknya dan memberikan komentar nyelekit. Tapi untunglah, ibunya Brahms tidak melakukan apapun dan malah setuju. Ketika Gea hendak pergi, Brahms menghentikanya karena ada sesuatu yang mau dibicarakan.

"Kamu sekarang kerja di perusahaannya Melvin?"

"Aku udah kerja disana lama. Udah 5 tahun ini. Dan baru tau kemarin kalau perusahaan itu milik orangtuanya Melvin." jawab Gea. "Kalau nggak ada pertanyaan lagi aku balik dulu."

"Gea." panggil Brahms penuh kerinduan.

Gea melangkah pergi. Ia tak mau ada salah faham disini. Tapi jemari Brahms yang menggenggamnya erat  membuatnya berhenti.

"Lepasin!"

Brahms menggeleng. "aku kangen Ya sama kamu."

"Brahms!! Plis, ga enak di lihat orang-orang disini. Aku ga mau ada salah faham. Aku mohon. Sama kamu,"

Brahms melepaskan tangannya. Gea memijit pelipisnya. Entah kenapa perasaannya tidak enak.

Dan benar saja dugaannya. Keesokannya ketika rapat berlangsung kembali. Ibunya Brahms tiba-tiba berkata,

"Pantas saja anak saya tergila-gila sama kamu. Ternyata kamu tidak semengecewakan pandangan saya selama ini." ujarnya dengan tersenyum tipis.

Senyum itu bukan senyum tulus tapi merendahkan. Gea tidak mengerti ia salah apa sampai mamanya Brahms bersikap seperti ini. Bisik-bisik mulai terdengar. Gea meminta mereka berhenti lalu rapat ia selesaikan.

"Sayang sekali perempuan seperti kamu harus terjebak di keluarga seperti itu. Potensimu benar-benar akan tersia-sia." katanya yang kemudian pergi.

Langkahnya berhenti.

"Ah, aku dengar kalian sempat menginap bersama kan di Bali kemarin?" tanyanya dengan senyum yang menyungging.

Gea diam. Ia tidak mengerti. Brahms lalu bangun dan meminta maaf pada Gea. Ia mengajak mamanya pergi dari sana. Seluruh orang disana menatap Gea. Gea tersenyum lalu pamit untuk pergi. Seperginya Gea bisik-bisik tentangnya langsung terdengar. Tak butuh waktu lama meski acra berjalan lancar tapi selueuh orang disana menggosipkannya hingga mama mertuanya mendengarnya.

"Jadi, itu benar? Kamu pernah pacaran sama Brahms sebelum sama Mevin?" tanya mertuanya dengan raut wajah tak suka. Kini mereka berdua.

"Iya Ma." Jawab Gea jujur.

"Kamu cinta sama anak saya?" tanya mertuanya.

Gea cukup terkejut dengan pertanyaan itu tapi kemudian ia menganguk.

"Saya nggak ada lihat cinta dimata kamu untuk anak saya. Jangan-jangan kamu nikahi anak saya karena tau nggak bakal bisa dapetin temennya."

Gea terkejut. Ia tidak menyangka mertuanya akan mengatakan hal tersebut.

"Ma, Gea nggak kayak gitu. Aku sama Brahms udah putus lama baru sama Melvin." jelas Gea.

"Kalau gitu, keluar kamu dari perusahaan. Nggak usah kerja lagi! Dan kasih saya cucu. Sekarang kamu cukup urusin aja Melvin." suruh mertuanya.

Gea hanya bisa diam.

"Kamu denger mama ngomong apa kan?"

Gea menganguk. Mertuanya langsung memulangkan Gea hari itu juga ke rumahnya.

Sementara itu, Seira menelpon Melvin agar memecat istrinya dari kantornya. Tentu saja Melvin menolak. Ia sudah berjanji dengan Gea untuk membiarkannya bekerja.

Melvin bingung, tidak ada hujan, tidak ada angin tiba-tiba mamanya bersikap seperti kakaknya. Padahal hubungan mamanya dan kakaknya sangatlah tidak akur. Lalu kenapa mereka setuju di hal yang sama.

Sampai ketika ia pulang kerja ia mendapati Gea istrinya ada di rumah. Melvin dibuat terkejut dua kali dalam sehari ini. Padahal seharusnya lusa Gea baru pulang.

"Sayang, kamu udah pulang?" tanya Melvin lembut.

Gea termenung. Melvin lalu menyentuh bahunya. Gea tersadar dan menatap Melvin kaget.

"Kamu udah pulang?" tanya Gea.

Melvin tersenyum dan menganguk. Ia mencium kening Gea sayang.

"Sayang, ada masalah?" tanya Melvin lembut.

Gea menggeleng. Tidak ada masalah apapun.

"Serius?"

Gea menganguk.

Gea's Choice (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang