Gea's Choice 31

2.8K 190 5
                                    

Gea menatap Melvin yang memarahi putranya. Putranya itu baru saja bertengkar hingga mengakibatkan temannya harus dibawah ke rumah sakit karena hidungnya yang patah. Terlebih alasan mereka bertengkar hanya karena ejekan yang mereka lontarkan.

Gea diam memperhatikannya. Ia tidak berniat membela putranya, karena menurutnya jika anak bersalah dan ada yang membelanya ketika ia sedang di tegur anak tersebut sikapnya malah akan seenaknya sendiri. Tapi melihat Melvin yang mengomeli Cio begitu keras membuatnya sakit hati sendiri.

"Ya kamu kan bisa nggak usah marahin Cio kayak gitu," kata Gea seusai Melvin memarahi putranya.

"Nggak usah dibelain anak kamu itu," omel Melvin.

"Kalau aku belain Cio, aku pasti ngomong kayak gini di depan dia! Aku cuma nggak mau kamu marahin dia kayak gitu, aku aja yang ngelahirin dia nggak pernah marahin dia kayak gitu!" omel Gea.

"Sama aja, itu namanya belain! Mangkanya dia jadi manja kayak gitu," omel Melvin.

"Kapan aku pernah manjain Cio? Mama kamu tuh yang selalu manjain dia!!"

"Nggak usah bawa-bawa mama ya. Mama aku juga mama kamu Gea."

"Tapi mama kamu nggak pernah nganggep aku anaknya!" bantah Gea tegas.

Gea langsung pergi meninggalkan tempat itu dan menuju tempat Cio berada. Putranya itu sedang menangis diatas tempat tidurnya. 

"Cio," panggilnya pelan.

Cio masih terisak. Gea mendekatinya dan menyentuh punggungnya.

"Cio," panggilnya sekali lagi.

Cio mendongak dan menatap Gea.

"Papa marahin Cio Ma," isaknya. "Salahnya Riko dulu. Riko mukul Cio dulu mangkanya Cio bales mukul dia hisk.... Riko ambil kotak pensilnya teris di pukulin ke kepala Cio hu... Hu.. Hisk," 

Putranya itu memperlihatkan keninganya yang ditutup plester.

"Ci- Ci- Cio hisk, Cio ambil buku paket Matematika terus lempar ke mukanya. Tapi bukunya kena hidung Riko sampe mimisan." jelasnya dengan tersenggal-senggal.

"Mama..." isaknya.

Gea memeluknya.

"Udah gapapa. Papa marahnya cuma bentar kok. Abis ini juga nggak akan marah sama Cio."

"Mama nggak marah?"

"Enggak. Kan udah kejadian juga. Gapapa. Udah cup cup nggak usah nangis."

Cio semakin terisak. Gea memeluknya dan mengusap rambutnya sayang dan sesekali menepuk punggungnya agar tenang. Namun Cio masih menangis, hingga tak terasa sudah 30 menit berlalu dan Cio sudah ketiduran.

Gea meletakannya putranya di atas tempat tidur pelan-pelan. Setelah itu ia keluar dari kamar putranya. Ketika ia akan menemui Xana untuk memandikannya, ia mendengar suara orang yang tak asing sedang marah-marah. Gea memeriksanya dan dugaannya benar.

Ada mertuanya. Mertuanya itu sedang memarahi Melvin karena sudah berani mengomeli cucunya. Melvin hanya bisa diam. Untuk pertama kalinya Gea senang melihatnya. 

"Gea, kesini kamu!"

Gea terkejut. Tapi ia mematuhi perintah mertuanya.

Sampai di bawah Seira juga ikut memarahi Gea yang diam saja tidak membela cucunya yang sedang di marahi oleh Melvin dan orangtua dari temannya. Gea pun mengatakan pandangannya namun pandangan tersebut di ejek oleh Seira.

Gea kesal mendengarnya. Ia memiliki cara tersendiri untuk membesarkan putranya, tapi kenapa mertuanya itu selalu ikut campur.

***❤***

Gea's Choice (TAMAT)Where stories live. Discover now